Vote dulu sebelum membaca!
Wajib komen biar aku semangat nulisnya :)Play in mulmed ya...
Seseorang yang diam-diam menghela napas, saat memperhatikan seorang gadis yang duduk di kursi Panjang dengan baju khas pasien kini tengah memberanikan diri untuk keluar dari persembunyiannya.
Saat akan berbalik dan meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ada yang menepuk punggung nya dari belakang. Danish menoleh dan melihat Shimi yang sedang berdiri di belakangnya bersama Alam.
“Keadaannya sudah membaik, kamu ngga mau jenguk dia?” tanya Shimi yang membuat Danish menundukkan kepalanya.
“Dia udah mulai inget semuanya, jadi gue yakin dia ngga bakalan brutal lagi. Kecuali lo jangan pernah bahas hal-hal yang buat pikiran dan hatinya sakit.” Tutur Alam menambai.
“Kata dokter Shima sudah banyak berjuang buat dirinya sendiri, jadi kita sebagai orang-orang yang ada di sekitar dia harus mendukung kesembuhan nya. kita harus selalu hati-hati saat ngomong sama dia, karena Shima masih sensitive.” Lanjut Shimi menjelaskan.
“Gue takut dia ngelukain dirinya sendiri pas gue jenguk. Kayak waktu itu.” sahut Danish yang akhirnya membuka mulutnya.
Memang dulu Danish sering kali menjenguk Shima bahkan saat ia berpacaran dengan Pelita, cowok itu kerap kali mengajak pacarnya untuk melihat Shima di rumah sakit jiwa. Namun yang selalu Danish dapatkan adalah amukan dari cewek itu.
Sampai akhirnya Danish memutuskan untuk tidak mengunjungi Shima atau diam-diam memperhatikan cewek itu dari kejauhan seperti tadi, karena terakhir kali saat ia berkunjung Shima mengamuk dengan brutal saat melihatnya, sampai cewek itu membenturkan kepalanya sendiri ke tembok. Dan semenjak hari itu pula dokter menegaskan hanya Shimi dan ibunya yang boleh menjenguk Shima, karena itu semua demi kesembuhan cewek itu sendiri.
“Aku ngga bisa jamin dia ngamuk atau engga kalau lihat kamu, tapi se enggaknya kamu coba dulu. Shima sekarang sudah mulai tenang dan bisa mengontrol emosinya sendiri.” Seru Shimi berusaha meyakinkan Danish.
Danish menghela napas Panjang, lalu mengangguk.
“Kalian dulu samperin dia, gue mau liat reaksi dia dulu.” Ujar Danish yang di angguki Shimi dan Alam yang sudah berjalan menuju Shima.
Sambil menenangkan hatinya, Danish memperhatikan ekspresi Shima yang di hampiri oleh Shimi dan Alam.
“Shima…” sapa Shimi tersenyum lembut.
Shima menoleh dan balas tersenyum sambil menarik tangan Shimi untuk duduk di sebelahnya. Alam menyodorkan es krim rasa strawberry kearah Shima yang saat ini terlihat senang.
“Terimakasih, Alam.” Ucap Shima yang di angguki Alam.
“Ada yang mau ketemu kamu.” Seru Shimi yang membuat Shima menoleh.
“Siapa?” tanya Shima sambil menjilati es krim nya.
Shimi menoleh ke belakang untuk memberikan kode kepada Danish untuk segera menghampirinya. Danish yang mendapat lambaian tangan dari Shimi hanya bisa menghela napas pelan, sebelum akhirnya ia mengangguk dan berjalan menuju mereka bertiga.
Detak jantungnya beriringan dengan langkah kakinya yang semakin dekat dengan posisi Shima yang masih sibuk dengan es krim. saat sudah di depan Shima, Danish berusaha untuk tenang dan berdoa dalam hati agar cewek di depannya itu tidak mengamuk.
“Shima…” panggil nya sedikit ragu.
Shima mengangkat kepalanya dan menghentikan kegiatannya saat melihat Danish yang tengah berdiri di depannya. Shimi dan Alam saling melirik, sedangkan Danish memperhatikan ekspresi Shima yang mulai gelisah. Dia hanya bisa berharap omongan Shimi benar, bahwa Shima bisa mengontrol emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
Teen Fiction(Cerita ini banyak terdapat kata-kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Ambil positifnya saja!) "Lo bilang sama sekali ngga ada rasa sama dia, tapi kenapa lo ngehianatin gue?" Cowok di depannya memasang wajah datar. Jujur saja hatinya merasakan sak...