Play in mulmed...
Aku selalu memandangimu dari kejauhan, karena kamu terlihat seperti cintaku
Aku pikir kamu merasakan hal yang sama, meskipun kamu sedang menatap tempat lain
Seperti angin, seperti debu
Aku tidak bisa menggapaimu, aku tidak bisa melihatmu.
Aku pikir aku ada di dalam matamu, ternyata tidak! Mata dan hatimu sudah ada pemiliknya.
Peluk aku saat aku goyah, karena perjuanganku bisa kapan saja lengah.-Queen
Teriknya matahari tak membuat keringat yang sedari tadi mengucur di pelipisnya membuat seorang Galaksi menghentikan permainan basketnya. Lapangan basket sudah penuh dengan teriakan membahana dari kaum hawa yang menyaksikan pertandingan antar kelas tersebut.
Setiap tiga bulan sekali, SMA Harapan selalu mengadakan pertandingan antar kelas untuk membuktikan keunggulan tim basket di sekolahnya. Sudah tidak di ragukan lagi jika SMA Harapan selalu unggul perihal olahraga basket dan silat nya di mata sekolah lain, maka dari itu untuk melihat kemampuan siswa nya dalam olahraga tersebut Pak Sentot selaku pembimbing basket mendapatkan ijin dari ketua yayasan untuk mengadakan kegiatan itu.
"Kakanda....yuhuuuu..semangat my husband...Adindamu selalu menanti dirimu..." teriak Queen dari speaker yang di bawa oleh teman satu kelasnya.
"Eh bego! Kakanda lo itu lagi lawan kelas kita, gue bawa speaker ini bukan buat mulut lebar lo itu buat nyemangatin kakanda lo." sahut Dimas ketua kelas Queen di kelasnya.
"Si anjir! Suka-suka mulut ratu dong, lagian suruh siapa ngasih alat beginian ke gue?" Queen kembali menyemangati Galaksi menggunakan speaker yang ada di tangannya.
"Lagian ngga bakalan ada yang bisa kalahin tuh kakanda gue, meski lo bawa toa masjid juga ngga bakalan ngaruh." sahut Queen dengan menjulurkan lidahnya.
"Meski lo kowar-kowar gitu juga ngga bakalan ngaruh tuh." Queen menolehkan kepalanya ketika mendengar suara yang memekakkan telinganya.
Bulan dan Gita memutar matanya jengah, padahal mereka berdua sudah memilih tempat yang jauh dari jangkauan Babi dan kawan-kawan agar tidak terjadi perseteruan seperti kemarin, tapi memang dasarnya babi dkk selalu mencari masalah.
Dimana-mana orang tuh cari kedamaian dan kebahagiaan, nah si babi malah suka cari masalah. Memang bukan orang sih mereka.
"Whatever." jawab Queen bodo amat dan kembali memberikan semangat pada Galaksi.
Bulan dan Gita bertosria, Queen selalu bisa membungkam lawan bicaranya. Setidaknya temannya itu tidak terpancing oleh Deby dkk.
Deby mendengus dan duduk di tribun sebelah, sedikit mengambil jarak dari kumpulan Queen dan kawan-kawan. Ia sudah menyiapkan air mineral dingin beserta handuk putih untuk Galaksi setelah pertandingan selesai.
Queen mengamati Galaksi dengan napas tertahan. Cowok itu meliuk cepat menghindari pemain tim lawan yaitu kelas Queen, lalu perlahan mendekati ring basket. Beberapa anggota tim lawan mencoba merebut bola, tapi Galaksi berhasil menghindarinya.
Teriakan di lapangan semakin membahana. Queen menarik napas dalam-dalam, kalau bisa ingin rasanya ia mengusir tim kelasnya sendiri yang menghadang Galaksi saat itu. Queen melirik waktu di papan skor. Lima belas detik lagi! Buru-buru ia kembali berteriak memberikan semangat pada Galaksi sambil terus mengamati cowok itu yang bersiap melempar bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
Novela Juvenil(Cerita ini banyak terdapat kata-kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Ambil positifnya saja!) "Lo bilang sama sekali ngga ada rasa sama dia, tapi kenapa lo ngehianatin gue?" Cowok di depannya memasang wajah datar. Jujur saja hatinya merasakan sak...