Play in mulmed...
V
Vote dulu baru baca :*
Queen melambaikan tangannya kearah tiga manusia yang mulai menjauh meninggalkan dirinya. Queen membersihkan beberapa sampah makanan di teras sambil memasang aerphone di telinganya.
Saat Queen akan berbalik ingin membuang bungkus makanannya di tempat sampah, ia memekik terkejut hingga menjatuhkan sampah yang ia pegang.
"Kakanda..." gumam Queen sambil melotot.
Galaksi hanya diam saja dan berjalan menuju kursi yang ada disana. Queen memperhatikan Galaksi dengan kerutan dahi bingung. Queen hanya menurut saja saat cowok itu menarik pelan tangannya untuk duduk di sebelahnya. Queen benar-benar tidak mengerti dengan Galaksi.
"Kenapa?" tanya Queen lembut. Galaksi hanya menatapnya datar, kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Itu kan ponsel gue." lanjutnya sambil menyahut ponsel dari genggaman tangan Galaksi.
"Gue mau tanya sama lo." Queen menoleh cepat kearah Galaksi.
"Tanya aja." Queen bisa melihat bibir Galaksi yang tersenyum tipis. Untuk sejenak cewek itu terpesona dengan senyuman Galaksi, meskipun sangat tipis.
Galaksi masih diam sambil terus memandangi cewek di hadapanya. Mungkin kalau suasana malam itu tidak seserius tatapan Galaksi, Queen akan sangat bahagia mendapatkan tatapan yang cukup lama dari cowok idamannya. Jujur saja selama berhadapan dengan Galaksi, Queen tidak pernah mendapati cowok itu menatapnya seperti saat ini.
Cukup lama mereka berdua saling bertatapan, Galaksi lebih dulu memutuskan pandangannya dan berdehem. Queen tersenyum lebar, tidak pernah sama sekali terpikirkan olehnya bahwa seorang Galaksi mau duduk berdampingan dan menatap matanya.
"Tanya aja, Kakanda..." seru Queen masih mempertahankan senyum lebarnya. Galaksi mengedarkan pandang, lalu kembali fokus pada Queen yang sedang memperhatikannya.
"Lo pernah bilang, kalau gue harus ingetin lo buat berhenti." perlahan senyum Queen semakin memudar, ia ingin bersuara tapi Galaksi melanjutkan ucapannya dan membuatnya kembali terdiam.
"Gue udah sering nyuruh lo pergi, tapi kuping lo budeg." Queen menelan ludah dengan susah payah. Galaksi memang satu-satunya manusia yang selalu berhasil menusuk jantungnya. Queen mengedarkan pandang, menghindari kontak mata dengan Galaksi.
"Lo kesini cuma mau ingetin gue?" seru Queen yang sedari tadi diam. Galaksi menggeleng, cowok itu menarik kepala Queen agar kembali menghadapnya.
"Percuma." Queen mengerutkan dahi. "Sampai berbusa pun mulut gue ngingetin lo, lo ngga akan mau nurut." lanjut Galaksi yang membuat Queen tersenyum miring.
"Lo udah paham gue ternyata." balas Queen, Galaksi menyeringai. "Terus lo mau tanya apa?"
"Jauhin dia, kita pacaran!" sahut Galaksi cepat. Queen menatap tak percaya kearah Galaksi, mulutnya sedikit terbuka. "Lo suka kan sama gue?" Galaksi sedikit merengut saat mendapatkan gelengan kepala dari Queen.
"Gue ngga suka sama lo." jawab Queen sambil terus menatap Galaksi. "Tapi udah masuk ke level cinta mati sama lo."
"Kalau gitu kita pacaran!" Queen tersenyum lebar dan mengangguk semangat. "Tapi ada syaratnya."
"Apapun syaratnya gue bakal lakuin." sahut Queen dengan senang hati. Galaksi mengangkat sebelah alisnya.
"Bagus! Lo harus jauhin dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
Ficção Adolescente(Cerita ini banyak terdapat kata-kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Ambil positifnya saja!) "Lo bilang sama sekali ngga ada rasa sama dia, tapi kenapa lo ngehianatin gue?" Cowok di depannya memasang wajah datar. Jujur saja hatinya merasakan sak...