21. Queen

5.8K 332 15
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

Play in mulmed pas bagian Galaksi ya..

"Dulu tante tidak mendapat restu dari kedua orang tua tante saat akan menikah dengan Chandra, ayah Queen. Bukan hanya orang tua tante yang tidak setuju, tapi semua kakak tante juga menentang hubungan tante."

Danish dan Bumi duduk diam di depan Anisa sambil fokus menajamkan telinganya untuk mendengarkan cerita wanita itu. Mereka bertiga saat ini sudah ada di cafe terdekat di stasiun.

"Tante bersi keras tetap akan melanjutkan pernikahan itu tanpa restu keluarga, karna tante tidak tau bahwa semua keburukan yang mereka bicarakan tentang suami tante adalah sebuah kebenaran."

"Om Chandra memangnya kenapa? Sampai-sampai keluarga tante menolak keras hubungan kalian." tanya Danish penasaran.

"Chandra pemabuk, penjudi, dan tukang selingkuh. Itu kenapa saat pulang kerja, dia tidak pernah membawa uang. Dia tidak bisa menghidupi kebutuhan di rumah. Keluarga tante tidak mau membantu perekonomian keluarga tante karena mereka lepas tangan sama tante yang lebih memilih lelaki itu daripada keluarga."

Anisa mengusap air matanya yang sudah mulai menetes membasahi pipinya. Bumi yang berada di sebelah wanita itu hanya bisa mengusap punggungnya mencoba menenangkan.

"Tante menyesal sudah tidak percaya dengan semua nasihat orang tua, tante terlalu di butakan oleh cinta. Dulu Chandra begitu meyakinkan, sampai-sampai tante rela melepaskan keluarga tante."

"Tapi kalau tante ngga jadi nikah sama om Chandra, ngga akan ada Queen." sahut Danish yang di angguki Anisa.

"Queen adalah satu-satu harta yang tante miliki dan tidak pernah tante sesali kehadirannya. Queen hidup tante, dia putri kesayangan tante yang menjadi alasan tante tetap bertahan hidup sampai sekarang."

"Tapi tuh cewek udah kemakan omongan bokapnya yang brengsek. Dia udah kehasut sama cerita karangan dari bokapnya sendiri." ujar Bumi yang membuat Danish menatapnya.

"Intinya Bokapnya Queen bersikap seolah-olah disini dia korbannya, dan Queen yang dulu masih polos mudah kehasut sama omongan tuh bajingan." lanjut Bumi sambil memberikan tisu lagi pada Anisa.

"Kenapa tante ngga cerita sama Queen?" seru Danish mencoba untuk memberi saran.

"Tante terlalu takut buat natap mata polos anak tante..." Danish mengangguk mengerti.

"Tante tenang aja, nanti Danish yang akan buat Queen mengerti secara perlahan."

Anisa mendongak dan langsung menatap Danish. Ia memegang tangan Danish dan kembali terisak.

"Terimakasih... Tante minta tolong sama kamu Danish, karna Boy sendiri ngga berani bahas soal ini sama Queen."

"Boy?"

"Sahabatnya Queen." sahut Bumi lagi. Danish hanya mengangguk.

"Kalau Queen udah tau kebenarannya, Danish bakal bawa Queen ke tante. Sekarang tante sabar ya."

"Sekali lagi terimakasih ya, Danish." ucap Anisa yang sudah mulai tenang. Danish tersenyum.

....

Queen mengedarkan pandang sambil terus mengikuti Bulan yang sibuk memilih beberapa baju. Mereka berdua saat ini berada di mall, dengan masih menggunakan rok seragam dan atasan jaket Queen menemani Bulan berbelanja.

"Katanya lo tadi mau cari barang, Queen?" seru Bulan yang masih fokus pada pakaian di depannya. Queen menoleh dan ikut memilih.

"Besok aja deh, kayaknya uang gue belum cukup." jawab Queen.

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang