[13; For the Last Time]

5.8K 1K 169
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 sore menjelang malam. Dan Mark tengah berlarian menuju pantai. Menghampiri Haechan yang sedang berdiri diam di bibir pantai, pandangannya lurus ke depan menatap bentangan laut yang luas di hadapannya. Menikmati semilir angin dan juga suara hempasan ombak yang menurutnya mengalun indah di telinganya.

"Haechan!!" Sang empunya nama menoleh saat mengenal suara orang yang memanggilnya.

Mark berhenti tepat di depan Haechan. Nafasnya tersengal-sengal karena berlari, ia membungkuk sambil memegang lututnya, berusaha keras untuk mengatur nafasnya.

Merasa dirinya telah bernafas teratur, Mark langsung menegakkan tubuhnya, "Apa yang kau lakukan disini?! Ayo kembali ke apartemen! Aku tidak ingin kalau kau sampai memudar lagi!"

Dengan bodohnya Mark berusaha menarik tangan Haechan. Padahal jelas-jelas ia tak bisa menyentuh Haechan.

"Mark.."

"Tidak! Ayo kembali ke apartemen!"

"Mark.."

"Ayo Haechan! Aku tak ingin kau memudar!"

"Aku tidak apa-apa Mark!" Haechan sedikit menaikkan nada bicaranya karena merasa kesal dengan Mark yang tak ingin mendengarnya terlebih dahulu.

Mark menatap lamat-lamat makhluk di hadapannya. Benar apa yang dikatakannya. Haechan tidak memudar. Dan Mark sekarang ingin sekali memeluk Haechan, karena dia senang Haechan belum meninggalkannya.

"Kukira kau akan meninggalkanku lebih cepat" Mark tersenyum lebar. Namun Haechan justru menatapnya sendu.



"Waktuku sampai tengah malam Mark"

"Apa?" Senyum Mark luntur seketika dari wajahnya.

"Aku hanya punya waktu sampai tengah malam. Setelahnya, aku akan pergi"

"Ti-tidak! T-tapi kenapa?! Aku kan belum menyelesaikan masalahmu!" Mark jatuh terduduk, tak peduli jika celananya sudah kotor dipenuhi pasir putih.

"Kau sudah. Berkat kau, aku bisa keluar dari apartemen dan bertemu dengan ayahku. Dia sudah memberi tahu segalanya Mark. Sekarang, masalahku selesai, semua rasa penasaranku telah terjawab"

Haechan berjongkok, menyamakan tingginya dengan Mark. Ia mendekat, berusaha menyentuh wajah Mark yang sudah dipenuhi air mata. Meskipun tak bisa merasakan sentuhan Haechan, Mark tetap mendongak, menatap Haechan penuh dengan kasih sayang.

"Ijinkan aku.." Mark berkata lirih.

"Apa?"

"Jika siang tidak kau dapati cerahnya matahari, jika malam tidak kau dapati terangnya lampu kota dan taman, maka sekarang ijinkan aku membuatmu bahagia,"

"Untuk terakhir kalinya"

•••


Haechan tertawa senang. Sementara Mark terkekeh kecil melihat Haechan yang sedang asyik melihat-lihat ikan koi. Kini mereka berada di sebuah taman, Mark sedang duduk di bangku taman, sementara Haechan berada di sebuah kolam air mancur besar yang tak jauh darinya.

"Mark Sunbae! Kemari dan lihatlah! Mulut mereka terbuka di permukaan air! Mereka meminta makan! Hahahah lucu sekali!" Haechan dengan senangnya menyentuh mulut ikan-ikan koi yang meminta makan tersebut.

Mark menghampiri Haechan, di tangannya sudah tersedia satu kantung kecil berisi makanan ikan. Ia langsung menyebarkan makanan ikan itu ke kolam.

"Hahahah! Lihat Sunbae! Mereka rebutan!"

"Ya, itu karena mereka lapar Haechan-ah. Kau sendiri tidak lapar?"

"Dasar bodoh, aku kan tidak bisa makan"

OBLIVION [Markhyuck] ⟨✓⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang