Gadis didalam mimpi #7

16 2 0
                                    

Nama-nama yang sudah disebutkan oleh si Lily merah kedengaran sangat kuno, mengingat mereka memang sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Sudah lama mereka menjaga hutan itu dari macam-macam gangguan, mungkin karena itulah banyak orang yang takut untuk masuk ke hutan itu karena himbauan para sesepuh ternyata memang benar adanya. Tetapi tetap saja tergantung niat dari manusia itu sendiri, karena saat aku memasuki hutan tidak ada kejadian apa-apa selain gerbang dunia lain itu. Mungkin saat zaman dulu hutan ini lebih besar dari sekarang dan semakin mengecil karena perluasan lahan oleh manusia, karena itu para penjaga hutan tadi mencoba melindungi dengan cara menakut-nakuti orang-orang sehingga munculah mitos-mitos yang selama ini sering ku dengar. Semuanya mulai masuk akal, namun tentunya masih banyak misteri yang belum terkuak dari hutan ini. Dan mengapa juga aku bisa melihat mereka apalagi sampai bisa berkomunikasi dengan mereka, aku pun masih bertanya-tanya apakah hal aneh ini bisa cepat berlalu. “ Jadi, siang tadi bukan mimpi, lalu apa yang sudah menghajarku didalam kegelapan tadi, padahal terasa sakit tapi tidak meninggalkan luka?” aku menanyakan sesuatu yang masih sangat ganjil saat berada digerbang dunia lain tadi, karena memang beberapa kali ada sesuatu yang menghantam tubuhku saat itu. “Saat itu kau secara tidak sadar sedang melakukan raga sukma, jiwamu keluar dari ragamu dan berjalan kedalam gerbang sedangkan ragamu masih di dimensi ini, singkatnya gerbang itu adalah tempat lalu lalang para penghuni dunia lain. Kau tidak bisa melihat mereka namun kau bisa merasakan kontak fisik dengan mereka, mungkin kau tidak sadar kalau kau menyebabkan keriuhan di gerbang tadi, semua penghuni hutan membicarakan mu. ” jelas si Lily merah, entah kenapa hal itu membuatku merinding namun terdengar sangat lucu sekaligus membuatku berfikir. Mungkin tadi siang banyak dari mereka yang tersandung atau tak sengaja menabrak ku, tapi mungkin ini juga yang dirasakan si Badud tempo hari. Didalam kegelapan karena buta dia tak tahu apa yang ada didepannya, tiba-tiba ada yang menerjangnya tanpa sengaja ataupun menghajarnya tanpa aba-aba. Tadi saja aku ingin berteriak kesakitan dan mungkin tanpa sadar sudah menangis, apalagi si Badud yang sejak dia lahir tak dapat melihat apa-apa di dunia ini. Tanpa tahu dosa apa yang dia lakukan tapi sering mendapat perlakuan yang tidak mengenakan, membayangkan nya saja membuat dadaku sesak dan mataku tak mampu menahan air mata lagi.

“Haha, kau ternyata bocah yang cengeng.” Si Lily merah menertawakan ku dengan puas. Tapi aku cukup puas dengan penjelasan si Lily merah hingga sebagian besar pertanyaan yang ada dibenak ku satu persatu sudah terjawab, tak terasa sudah jam sepuluh malam, dan hujan sudah berhenti beberapa saat yang lalu. Si Badud sudah tertidur di kursi, dan si Lily merah juga memperlihatkan kalau dia akan segera pergi. “Sebelum kau pergi aku ingin menanyakan satu hal lagi padamu Lily merah.” aku memberanikan diri menanyakan hal ini, pertanyaan yang sesungguhnya ingin kutanyakan sejak lama. “Apa itu? Apa tentang mimpimu?” si Lily merah seolah sudah mengetahui arah pertanyaan ku. “Ya, mimpiku, mimpi tentang gadis dalam mimpiku, dia siapa, apa kau mengenalnya, dia bicara dalam mimpiku harus bertanya padamu, apa dia benar-benar ada?” aku melayangkan banyak pertanyaan sekaligus karena memang aku sudah tak tahan ingin tahu jawabannya. “Kau bertanya begitu banyak bocah, aku sudah kehabisan waktu. Mungkin aku akan memberitahu hal penting saja padamu, kau memiliki kemampuan telepati yang sudah jarang dimiliki oleh orang-orang. Aku tidak tahu mengenai gadis ini, tapi seperti yang kubilang tadi kau tanpa sadar bisa melakukan raga sukma. Sangat sedikit orang yang bisa melakukannya, karena banyak persyaratan dan ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk melakukannya.” jelas si Lily merah lagi. “Lalu gadis dalam mimpiku?” tanyaku lagi. “Entahlah, mungkin kau melakukan raga sukma saat kau tidur. Dan kau memikirkan orang yang ingin kau rindukan, sehingga kau bisa masuk kedalam mimpi gadis itu.” di Lily merah kembali menjelaskan hal sulit ku mengerti, tapi aku sedikit paham dengan maksudnya. Meskipun hanya teori tapi ada satu titik dalam kepalaku yang setuju kalau teori itu memang yang paling memungkinkan, tapi pertanyaan selanjutnya yang lahir adalah kenapa denganku, bisa melakukan yang dia bilang raga sukma itu.  “Aku harus pergi sekarang juga, karena akhir-akhir ini ada yang tidak beres dengan hutan itu. Sebaiknya kali ini kau tidak bertindak nekat untuk masuk ke sana lagi sementara waktu bocah.” si Lily merah pamit dan langsung menghilang dari hadapanku. Rasa kaget itu masih ada meskipun dia sudah menjelaskan kalau dia bukan manusia sepertiku hingga kalau dia menghilang tiba-tiba merupakan hal yang biasa dilakukan olehnya.

Gadis didalam mimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang