01 | Danger In A Girl

35 6 1
                                    

Bau obat-obatan begitu menyengat. Ruang uks adalah ruangan yang akhir-akhir ini ia datangi sebab gadis yang lagi-lagi pinsan itu.

Tak beberapa lama kemudian matanya membuka. Pandangannya berpusat pada langit-langit UKS. Dia melenguh. Kerongkongannya serasa kering.

"A-air!" katanya pelan.

Orang di sampingnya yang tak lain adalah Ghatan segera meraih segelas air mineral di atas nakas lalu menyerahkannya pada Ghana. "Udah bangun lo?" tanya Ghatan dengan nada sinis.

Ghana meletakkan gelas yang sudah kosong itu di atas nakas. Dia kemudian menyibak selimutnya dan turun dari ranjang.

"Lo mau kemana?!" tanya Ghatan dengan sentakan namun Ghana tetap tak menjawab dan malah keluar dari UKS seenak jidat.

▶◀

"Loh? Ghana?!" Mcla tersentak kaget saat Ghana memasuki kantin dengan mata sembab. Mcla menatap Cheri, sahabatnya yang satunya itu malah melongo tanpa berkata-kata.

"Lo udah sehat?" tanya Cheri setibanya Ghana duduk di sampingnya. "Udah," Ghana menarik se piring kentang goreng di hadapan Cheri dan mencomot isinya satu. Jika Mcla dan Cheri bukanlah sahabat gadis setengah miring itu, pastilah keduanya akan pergi dari sana saat itu juga.

"Bukannya tadi lo ngejar-ngejar Ghatan kaya orang gila itu sampai pinsan?" tanya Mcla. 

"H-ha?!" Ghana terkejut. Wajahnya pias, namun berusaha ia normalkan. "E-oh, iya! Tapi... Tadi dia udah nemuin aku kok!"

"Oh, oke fine."

Sejak kecil, Mcla mengenal Ghana. Namun sejak duduk di bangku SMP kelas dua, Ghana terasa bukan sahabat yang dulu di kenalnya. Ghana yang dulu tak pernah menunjukkan ekpresi bingung dengan mata yang berputar-putar mencari jawaban untuk berbohong. Ghana adalah orang yang selalu menatap ke depan dan memberi kenyamanan pada orang yang berinteraksi dengannya.

Cheri bukannya tak pernah merasakan perbedaan pada diri Ghana. Dia cuma bisa diam dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Sebagai sahabat Ghana sejak SMP, Cheri tahu sekali perbedaan Ghana yang dulu dan Ghana yang sekarang. Tapi dia berusaha diam, seolah Ghana sama dengan yang dulu.

"Na kalau lo ada masalah, lo bisa cerita aja ke kita. Kita ada buat lo, bukan buat lo bohongin." Cheri berusaha menarik Ghana ke dalam pembicaraan serius. "Aku.. Nggak ada masalah," lagi-lagi Ghana membual.

"Ghan, lo bukan Ghana yang dulu gue kenal!" Mcla menggebrak meja dengan sangat keras. Mcla benar-benar marah. Ah, mungkin seharusnya dia tidak begini. Dia menghargai bagaimana Ghana merubah dirinya. Tapi, Ghana tertutup sekali akhir-akhir ini. Ghana biasanya tersenyum manis dan aktif tanpa mempermalukan dirinya sendiri. Ghana yang saat ini sangat terobsesi dengan Ghatan dan jelas Ghatan tak suka itu.

"GUE NGGAK ADA MASALAH YA!" Ghana tak bisa mengontrol dirinya. Dia juga naik pitam dengan tingkah Mcla. Dia segera pergi dari kantin dengan perasaan marah.

"L-lihat kan?! Dia suka marah-marah sekarang!" Mcla menunjuk-nunjuk Ghana yang keluar dari kantin dan mengadukannya pada Cheri.

◀▶

"OH MY GOSH!" Derry Park terkejut saat melihat kehadiran gadis yang tiba-tiba saja memasuki bar-nya. Gadis dengan wajah angkuh itu hanya melambaikan tangan tanpa ekpresi.

"Yes i'm here, Derry!" gadis itu menunjuk salah satu minuman paling mahal di bar ini. "I want it!"

Derry Park terkejut. Dia mengambil botol wine itu dari raknya dan membuka tutupnya.

"Are you serious? This is the highest alcohol in here, babe!" Derry Park menuangkannya ke dalam gelas wine.
"Just 40 % right? Kalau segitu aku bisa nahan," gadis itu lalu menenguk minuman tersebut. "But..." Derry Park tak habis pikir. Dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tinggalkan aku," gadis itu tak tahan dengan alkohol sedikit pun. Dia bisa langsung 'melayang' saat meminum sekali tegukan wine.

Derry Park lalu meninggalkannya dan beralih pada tamunya yang lain.
Gadis itu membuka ponselnya. Mengetikkan kata sandi di sana, namun tetap saja salah. "Sial, dia ubah kata sandinya lagi!" dia menghempas ponsel ber-lockscreen wajahnya.

Gadis itu menuangkan wine lagi ke dalam botolnya. setelah meneguknya, sebuah suara tembakan menggema di udara. Semua orang di dalam bar jadi tak karuan saat melihat segerombolan polisi datang.

Polisi itu lalu menghampiri Derry Park. "Selamat malam, pak!" sapa polisi bertubuh kekar itu.

"Targetnya di sana pak!" tunjuk Derry pada sebuah kursi di sudut ruangan. Derry tak bisa diam saat melihat seorang buronan masuk ke dalam bar-nya. Jika menyembunyikan buronan, itu malah akan membuat rusak nama barnya. Ini pun negeri orang, bisa buat malu negara asalnya bila ia salah langkah.

"Silahkan mengaku, diantara diri kalian. Seorang buronan berusia 24 tahun yang masuk ke dalam bar, tiga jam yang lalu. Berinisial B dengan kasus pembunuhan," jelas polisi tersebut. Orang-orang di bar makin ketakutan, namun polisi-polisi yang lain menenangkan mereka.

Ah, sialan Derry Park. Tidak memberi tahu keadaan yang akan terjadi dari awal. Mana dia takut dengan suara tembakan lagi. Ah, bisa bikin mual.

Gadis itu kemudian berdiri. Ingin pulang tiba-tiba. Namun aksinya itu membuat semua orang di bar meringis, saat seorang laki-laki berkulit sawo matang dan tinggi itu menyergapnya dari belakang. Laki-laki tersebut kemudian menodongnya dengan pisau lipat yang biasa ia lihat di film-film.

"Kalau lo-lo pada berani mendekat, nyawa ni cewek juga dekat!" ancam laki-laki itu tajam.

"Burjo! Kalau lo berani bikin luka tuh cewek, gue pastiin lo akan di hukum mati pula!?" ancam balik polisi kekar itu.

Lelaki yang di panggil Burjo itu membawa gadis itu ke pintu keluar pelan-pelan. Gadis itu tidak mengeluarkan suara apa-apa, pikirannya mulai 'melayang'.

Polisi kekar itu menarik pelatuk pistolnya, lalu mengarahkannya pada betis si Burjo itu. Dia berharap sedikit saja, sandera Burjo yang gadis itu tidak terluka.

Tapi tiba-tiba,  gadis itu malah menarik lengan yang menodongnya dengan pisau lipat itu ke depan sehingga si Burjo terpental ke tanah.
gadis itu menjauh. Semua orang ketakutan. Nyawa-nyawa mereka terancam melayang. Namun gadis berpakaian kekurangan kain itu tidak. Tubuhnya tidak kecil melainkan tinggi, kurus, dan make- upnya masih baik-baik saja. Namun, nyali dan emosinya lebih besar dari semua hal.

Dor!

Kemudian polisi kekar itu menembak Burjo tepat di lengannya. Burjo seketika terjatuh. Melihat darah yang bercucuran semakin banyak membuat orang-orang nyaris ngeri.

Tetapi yang terjadi, gadis itu terhuyung ke belakang dan pandangannya memburam.

◀▶

Alright! next?

Girl Like Me [#GirlSeries]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang