PART 11: terbongkar

1.2K 43 3
                                    

Sudah 1 minggu y/n tidak masuk sekolah karena sakit. Kedua orang tua nya menyuruh untuk dirawat saja, tetapi y/n tidak mau. Ia memilih di apartemen nya saja.

Sekarang ia sendirian karena Jimin sedang sekolah. Saat Jimin sedang di sekolah, Suga sering datang ke apartemen y/n untuk menjenguk nya. Tentu saja ia bolos dari pelajaran.

Jam menunjukkan pukul sepuluh, biasanya Suga sudah datang kesini membawakan bubur/buah. Tapi sekarang belom datang juga.

"Coba ah gue tel-" ucapan y/n terpotong karena ia mendengar bel. Ia yakin itu pasti Suga. Y/n berjalan kearah pintu dan membuka kan nya. Ternyata benar dugaan nya. Itu Suga.

Suga masuk membawakan bubur seperti biasa untuk y/n. Ia meletakan nya diatas meja. "Gimana udah enakan?" Tanya Suga.

"Belum. Masih panas" kata y/n mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah. Gue su-" ucapan Suga terpotong.

"Tunggu sebentar" kata y/n langsung berlari ke arah dapur. "Huweekkk huweekk" y/n menumpahkan semua isi perutnya. Kemudian ia mencuci mulut dan tangan nya setelah itu menghampiri Suga lagi.

Ia duduk di sebelah Suga sambil memegangi perut dan kepala nya yang terasa pusing itu.

"Mau periksa ke dokter?" Tanya Suga. "Gak usah. Cuma panas biasa kok" kata y/n. "Panas biasa mana mungkin sampe selama ini sih y/n" kata Suga.

"Suga, gue takut" kata y/n. Suga mengerutkan kedua alisnya. "Takut kenapa?" Tanya Suga. "Gue belum dateng bulan setelah kita ngelakuin 'itu'"kata y/n menundukkan kepala.

"Ayo kita ke apotik" ajak Suga. Y/n mengangkat kepala nya "ngapain?" Tanya y/n sambil mengerutkan kedua alisnya. "Beli testpack" kata Suga santai. "Gak ah. Takut" kata y/n.

Suga langsung berdiri dan menarik tangan y/n paksa. "Kalo lo lebih mentingin takut lo itu, lo gak bakal bisa sembuh" kemudian mereka keluar dari apartemen ingin menuju ke apotek terdekat.

***

Y/n sampai di apartemen. Suga tidak menemani nya lagi karena sebentar lagi pulang sekolah, y/n takut Jimin mengetahui nya kalau Suga sering kesini. Dan y/n juga takut kalau Suga tau bahwa y/n tinggal bareng Jimin.

Ia memutuskan untuk ke kamar mandi dan melihat hasil testpack nya.

Ia memutuskan untuk ke kamar mandi dan melihat hasil testpack nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengerutkan kedua alisnya bingung. "Ini apansih? Kok malahan garis dua yang keluar?" Kata y/n sambil menggaruk tengkuk nya.

Y/n membolak balikan testpack nya. "Mana sih? Gak ada bacaan nya hamil" ia menatap bingung benda tersebut "aelah tau dah ah gak jelas garis doang yang keluar. Apa rusak kali ya?" Ia membolak-balikan nya lagi. "Bodoamat dah ah" kemudian y/n membuang testpack nya asal.

Ia berjalan menuju ruang tamu dan memilih untuk menonton tv sambil menunggu Jimin pulang. Karena terlalu lelah, ia tertidur.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Jimin masuk kedalam apartemen nya.

"YUHUU ORANG GANTENG PULANG" teriak Jimin. Jimin melempar tas nya asal ke sofa.

Bugh

"ADUH" teriak y/n. Ia kaget saat sedang tidur tiba-tiba ada yang melempar wajahnya dengan benda besar. Ternyata itu ulah Jimin. Jimin yang juga kaget menoleh dan melotot kaget saat melihat ada y/n di sofa.

"JIMIIINNNN" teriak y/n. Ia menghampiri Jimin dengan muka merah. Ia menjewer kuping Jimin.

"Aw aw asshh iyaa iyaa ampunn maap maap gak liat sumpah aduhh sakiittt" kata Jimin.

"Maap maap. Enak aja lo, rasain nih" y/n semakin kencang menjewer kuping Jimin. Jimin hanya mengaduh kesakitan.

Merasa sudah puas, y/n melepaskan tangan nya dari kuping Jimin. "Belom jadi istri aja galak banget. Apalagi kalo udah jadi istri, bisa-bisa gue stress kali" kata Jimin sambil berlalu meninggalkan y/n.

"APA LO BILANG??! MAU GUE JEWER LAGI?!!" Teriak y/n. Jimin terkikik geli dan segera berlari menuju kamar mandi. Ia ingin langsung mandi dan setelah itu makan.

"BUATIN MAKANAN YANG ENAK GUE LAPER. SELESAI MANDI HARUS UDAH MATENG SEMUA TITIK" teriak Jimin dari dalam kamar mandi.

"IYA BAWEL" y/n berjalan menuju dapur. Ia membuatkan sup ayam,nasi dan ikan bawal. Setelah semuanya siap, y/n menunggu Jimin di meja makan. Ia mengotak-atik an hp nya. Karena bosan, ia memutuskan untuk menelfon Suga sebentar.

Y/n mengerutkan alisnya bingung. Telepon nya di reject oleh Suga. Kemudian ia mencoba telfon lagi, tapi di reject lagi. Dan panggilan ketiga, nomer nya sudah tidak aktif.

"Ih kok di reject langsung gak aktif sih?" Tanya y/n bingung. "Lagi main kali ya? Biarin deh" kata y/n meletakkan ponsel nya.

Jimin berjalan menuju meja makan. Raut wajahnya berubah seperti ingin marah. Ia menghampiri y/n dan menggebrakan meja makan.

Braakk

Y/n mengerutkan alisnya, ia kaget "ngapa lu? Mentang-mentang orang kaya pukul-pukul meja aja" kata y/n.

Jimin melemparkan testpack ke muka y/n yang tadi ia temukan di dalam kamar mandi. "Ini maksudnya apa?" Kata Jimin berusaha menahan emosi nya.

"Ini? Testpack" kata y/n santai. "Lo nemu dimana emang?" Tanya y/n. "Nemu dimana lo bilang? Harusnya gue yang nanya sama lo, kenapa bisa ada benda kaya gitu di sini?" Kata Jimin.

Jimin duduk di depan y/n. Menatap wajah nya serius "jawab jujur sama gue. Siapa yang berani hamilin lo?" Kata Jimin.

Y/n yang mendengar itu tertawa kencang. "HAHAHA. APA LO BILANG? HAMILIN? HAHAHA" Jimin masih menahan emosi nya. Bisa-bisa nya dalam suasana tegang ini, y/n malahan bercanda.

"Gue.gak.bercanda" ucap Jimin penuh penekanan. "Ya gue juga gak bercanda Jimin. Siapa sih yang hamil?" Kata y/n mengerutkan kedua alisnya.

Jimin menunjukkan testpack tersebut di depan mata y/n. "Lo liat ini baik-baik. Dua garis. Tanda nya, lo hamil goblok. Siapa yang berani hamilin lo?" Kata Jimin.

Y/n tegang. Jantung nya berdetak dua kali lebih cepat "a-apa? G-gue ha-hamil?" Kata y/n gugup. "Lo gak tau maksudnya apa?" Tanya Jimin. Y/n hanya menggelengkan kepala nya.

"Kita sering ngelakuin hal itu. Tapi gue gak pernah ngeluarin di dalem. Jadi mending lo jujur sama gue siapa yang berani ngelakuin itu" kata Jimin.

Y/n takut. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Ia hanya menunduk diam. "JAWAB" teriak Jimin. Y/n semakin ketakutan.

"Jawab atau gue bakalan bunuh anak itu sekarang ju-" ucapan Jimin terpotong. "Suga" y/n mengatakan itu sambil memejamkan matanya takut.

Jimin kaget dengan penuturan y/n. Tubuh nya lemas, ia bersender di dinding dan lama-lama badan nya merosot. Ia tidak percaya bahwa ia di khianati. Jimin mengepalkan kedua tangan nya.

"Tunggu pembalasan gue" kata Jimin sambil menujukkan smirk nya.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang