[18]

7K 1K 108
                                    

"Gimana Kak jadinya?" tanya Seulgi ketika Sunny keluar dari ruang terapi.

Sunny adalah teman Jessica yang saat ini menjadi psikoterapis Chaeyoung.

"Chaeyoung mungkin selalu menampilkan bahwa dirinya baik-baik aja, padahal aslinya jauh dari kata itu. Kakak belum bisa menyimpulkan banyak hal karena ini pertama kalinya kita bertemu, tapi dari pertemuan pertama ini, Kakak dapat mengatakan bahwa Chaeyoung itu selalu dihantui oleh bayangan masa lalu saat di panti. Bukan hanya saat dia bermimpi buruk saja, tapi saat mengingat memorti itu juga. Terlepas disengaja atau tidak."

"Seperti apa misalnya Kak?"

"Misalnya, saat dia melihat seorang yang terlihat seperti ibu panti tersebut. Hal itu bisa aja ngebuat dia ketakutan, dan sebagainya."

"Apa karena hal seperti itu, tempo hari pas gue jemput Chaeng. Chaeng jadi tiba-tiba ketakutan gitu? Padahal gue ngeliat gak ada yang mencurigakan di sekitar sekolah," tanya Jessica.

Jessica tentu ikut mengantar Chaeyoung ke psikiater, karena Jessica lah yang menunjukkan jalan dan tempat praktik Sunny.

"Bisa aja Jess. Mungkin saat itu dia ngeliat hal yang berhubungan dengan masa lalunya, sehingga dia menjadi ketakutan gitu," jawab Sunny.

Seulgi menoleh melihat Jessica. "Jadi waktu Kakak jemput Chaeng itu, tiba-tiba Chaeng ketakutan Kak?"

Jessica mengangguk, "Iya, Chaeng bilang kalo dirinya takut dan langsung meluk Kakak dengan erat. Langsung deh abis itu Kakak bawa dia ke mobil dan pergi dari area sekolah."

Seulgi mengacak rambutnya kasar. "Kalo kayak gini aku ngerasa gagal jadi Kakak deh, karena ternyata aku gak tau kalo Chaeng sebenarnya gak baik-baik aja. Rasanya kenapa gak dari dulu aku nyadarin hal ini? Kenapa baru sekarang? Kenapa harus Chaeng juga yang hidup dalam ketakutan? Kenapa gak aku aja? Kenapa cobaan yang berat harus terus datang ke Chaeng? Kenapa?" suara Seulgi semakin lemah diakhir.

Jessica menarik Seulgi ke dalam pelukannya. "Mungkin ini akan terdengar kejam, tapi ini takdir kehidupan kamu dan Chaeng. Kamu mau nyalahin takdir pun, juga percuma. Semua udah terjadi. Semua yang terjadi pasti ada alasannya dan hikmahnya. Tuhan memberikan kalian cobaan karena tau kalian berdua itu kuat, kuat untuk ngelewatin ini semua. Jangan nyalahin diri kamu, karena kamu baru mengetahuinya sekarang. Chaeng pun menutupi hal itu dari kamu pasti ada alasannya, mungkin aja karena dia gak mau nambah beban pikiran kamu. Hadapi semuanya dengan tegar dan kuat ya! Kakak yakin kamu dan Chaeng bisa melewati ini semua."

Sunny mengusap pucuk kepala Seulgi, yang masih berada dalam pelukan Jessica. "Kamu tenang aja ya, Kakak akan bantu sebisa mungkin. Semoga ketakutan Chaeyoung dapat berkurang atau bahkan menghilang. Sehingga Chaeyoung bisa seperti anak remaja lainnya yang hidup tanpa memiliki trauma apapun."

"Terima kasih Kak Jess. Terima kasih Kak Sunny," ucap Seulgi sambil melepas pelukannya dengan Jessica, lalu menatap Jessica dan Sunny bergantian.

"Sama-sama," ucap Sunny.

"Ayuk kita ajak Chaeyoung pulang, pasti kita juga udah ditungguin Ital di cafenya," ajak Jessica pada Seulgi.

"Iya, ayuk Kak." Seulgi lalu masuk ke ruang terapi untuk mengajak Chaeyoung pulang.

"Jujur mereka hebat banget, dengan apa yang udah mereka hadapi dari kecil hingga sekarang dan terus bertahan. Gue sendiri aja gak yakin bakal kuat apa nggak kalo ada diposisi mereka," ucap Sunny.

"Setuju gue, semoga aja setelah semua ini mereka berdua bisa mendapat kebahagiaan mereka sendiri," ucap Jessica.

-🔎-

Search Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang