Hari sudah semakin larut, Krystal dan Jessica sedang keluar sebentar untuk membeli kopi. Sedangkan Lisa, Chaeyoung, dan Yerim menunggu di ruang rawat inap Seungwan dan Seulgi.
Empat puluh menit yang lalu, dokter keluar dari ruang tindakan dan mengatakan bahwa Seulgi serta Seungwan telah berhasil melewati masa komanya. Karena kepala mereka yang terbentur cukup keras, membuat mereka sempat koma.
Setelah itu, Seulgi dan Seungwan segera dipindahkan ke ruang inap. Masih dengan pengawasan medis yang ketat. Karena hal itu juga Chaeyoung, Lisa, dan Yerim yang diajak pulang oleh Jessica. Menolak karena ingin menunggu Seulgi dan Seungwan sadar.
Lisa duduk di sofa. Serta Chaeyoung dan Yerim yang duduk di tempat tidur kecil yang diperuntukan untuk keluarga yang menemani pasien.
"Jadi ... apa yang kamu rasain sekarang Chaeng?" tanya Lisa membuka percakapan.
"Entah, aku juga bingung dengan apa yang aku rasain sekarang. Kamu sendiri gimana?" tanya Chaeyoung sambil mengusap kepala Yerim yang sedang tidur dan menjadikan pahanya sebagai bantal.
Sejak pertemuan mereka tadi, Yerim pun semakin lengket dengan Chaeyoung. Lisa yang melihatnya tentu memaklumi hal itu. Lisa tidak iri dengan Yerim yang lengket sama kembarannya, karena Lisa tahu kalau Yerim sangat kangen Chaeyoung dan ingin merasakan kasih sayang dari Chaeyoung.
"Aku ... bingung dengan apa yang aku rasakain sekarang. Semuanya terasa begitu cepat dan perasaan aku bercampur aduk. Disatu sisi aku senang akhirnya aku dapat menemukanmu beserta Kak Seul. Namun disatu sisi aku sangat sedih karena kita bertemu di waktu yang tidak tepat, alias di waktu Kak Seul dan Kak Seungwan kecelakaan."
"Sama Li, sama. Kurang lebihnya, aku juga merasakan hal itu. Awalnya aku tidak percaya Kak Seul kecelakaan, tapi ternyata ini nyata. Mau tidak mau harus diterima bukan? Well, kita sama-sama terkejut."
"Walau begitu, aku yakin. Setiap kejadian yang kita alami dari dulu hingga sekarang, pasti ada hikmanya."
"Pasti Li, pasti." ucap Chaeyoung lalu menatap wajah adik bungsunya yang sudah terlelap. "Terakhir kali kita bertemu kamu masih bayi dan aku berumur tiga tahun, tapi kini kamu sudah tumbuh menjadi anak yang periang. Waktu berlalu sangat cepat ya."
"Terlalu cepat, hingga aku juga nggak sadar kalo Yerim udah sebesar ini. Karena aku selalu menganggapnya seperti Adik bayi yang harus selalu aku jaga dan bahagiakan."
"Kamu berarti sejak awal kita berpisah, sudah bersama Kak Seungwan dan Yerim, Li?"
Lisa menggelengkan kepalanya
"Aku hanya bersama Kak Seungwan, Chaeng. Lalu beberapa hari kemudian, Yerim datang ke panti kami. Maka kami pun jadi bertiga.""Lah, berati sebelumnya Yerim sama siapa dong?"
"Mungkin sama Kak Hyun. Aku ngerasa kalau Yerim sebelumnya sama Kak Hyun. Sedangkan Kak Ji sama Kak Soo dan Kak Jen."
"Hmm ... bisa jadi sih."
"Kamu dekat banget sama Kak Jessica dan Kak Krystal ya?"
Chaeyoung mengangguk. "Awalnya sih hanya sama Kak Ital aja, karena dulu Kak Ital teman sekolah Kak Seul. Lalu sama Kak Jess itu, semenjak kami pindah lagi ke Seoul."
"Owh, jadi kamu sempat pindah keluar kota?"
"Iya, lebih tepatnya di Ansan."
"Kenapa pindah emangnya?"
"Karena sesuatu, maaf aku nggak bisa jelasim ke kamu. Karena itu memori yang kelam. Suatu hari jika aku siap, aku akan menceritakan semuanya ke kamu."
"O ... okay."