Terik mentari menyinari bumi,bagi semua siswa itu akan menjadi masalah yang berat jika ia harus berdiri dilapangan dan berhadapan dengan matahari
Siswa siswi cambridge sedang mendengarkan amanat upacara yang di kumandangkan oleh sang kepala sekolah
Berbeda dengan ajeng,ia hanya duduk di ruang staff memegang komputer. Itu akan menjadi kebiasaannya setiap senin dan rabu. Tugasnya menyalakan lagu saat waktu nya tiba,dirinya juga heran kenapa ia yang di tunjuk oleh gurunya yaitu pak Eby. Padahal masih banyak murid lain yang bersedia
Bagi ajeng tak apa dibanding ia harus berdiri diluar sambil menikmati sinar matahari yang membuat anak murid pusing
Upacara sudah selesai,guru guru yang di tempatkan di ruangan itu masuk kembali,begitu juga pak Eby
"Good job ajeng hari rabu jangan lupa kesini lagi ya" ucap guru itu sambil tersenyum. Ajeng pun mengangguk ramah dan menyalimi semua guru disana lalu keluar menuju kelasnya
—
Suara ribut terdengar dari kelas ajeng,sudah 10 menit gurunya masih belum datang. Yang mereka pikir kelasnya akan freeclass padahal...
Ceklek
Pintu itu terbuka lebar saat guru bahasa inggris yang mengajar dikelasnya masuk,sontak semua murid berhamburan duduk asal asalan
"Selamat pagi,maaf ibu sarapan bersama tadi di ruang guru" ujar nya lalu duduk di kursi
Saat hendak ketua kelas menyiapi kelasnya,guru tersebut fokus kebelakang lalu berkata
"Itu willy ngapain duduk bertiga?taruna kenapa dasinya ga dipakai?"
Seluruh seisi kelas menoleh kearah yang dimaksud miss rina,dan benar saja,willy yang duduk di pinggir bangku sebelah risya dan taruna yang tak memakai dasi dan rompinya yang ia buka
Semua hendak tertawa melihat itu tapi tertahan,tentu saja tak ada yang berani,jika tertawa satu kelasnya akan dijemur dilapangan bak ikan asin
Miss rina melanjutkan materinya yang belum terselesaikan,banyak temannya yang mengantuk mendengarkan. Berbeda dengan ajeng ia terus memperhatikan
"Okee,yang gak paham segera tanya 10 menit Lagi kita ulangan harian"
Bagaikan disambar petir,murid yang sedang mengantuk tiba tiba melongo mendengar pernyataan guru tersebut
Lagi dan lagi ulangan mendadak
"Yah miss.. saya belom belajar"
"Aish miss kebiasaan banget ulangan mendadak"
Protes beberapa murid"Ya itu urusan kalian,saya mau nge tes kalian belajar apa tidak dirumah" jawab guru tersebut dengan santai
Habis ini akan banyak yang memanggil ajeng secara berbisik untuk meminta jawaban kepadanya.
Ajeng memang menyukai bahasa inggris apalagi kalau ulangan,tetapi yang ia tak sukai adalah situasi disaat temannya meminta jawaban"Psst.. psst je nomor 2 essay apaan?" Tanya berlin sambil meragakan hal yang ia tanya
"Beloman gue" jawabnya sambil menggelengkan kepalanya
Padahal ajeng sudah berada di essay nomor terakhir,dirinya hanya malas membagikan otaknya
Enak aja,gue yang mikir lo semua tinggal minta ' gerutunya dalam hati
"Waktunya sudah habis,selesai ga selesai kumpulkan"
—
Ajeng sedang bermain dengan ponselnya di kantin bersama teman temannya seperti biasa
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Teen Fiction"Lo pilih gue?atau Fahmi?" -Fernando Daren "Berapa kali Lo dibuat sakit hati sama Daren hm?" -Fahmi Emery "Tau ah Ajeng pusing mau makan bye!" -Ajeng