yangyang kaget karena kamu berani pakek lo-gue sama dia, "berani pakek lo-gue sekarang?"
"ga gitu, soalnya kamu sih!" kata kamu masih mainin jari-jari yangyang.
"kenapa aku?" tanyanya.
"ganteng hehe."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dia merhatiin kamu yang lagi nunduk sambil mainin jari-jari tangannya. kalian sekarang lagi ada diruang latihan dance yang sering dipakek yangyang.
yangyang emang gitu, kalo kamu minta sesuatu pasti nggak langsung dia turutin.
"kamu kenapa mau sama aku?" tanya kamu tiba-tiba.
yangyang ngusap kepala kamu, "mau apa tadi, hm?" dia ngalihin pembicaraan. selalu gitu, kalo kamu tanya kenapa dia suka sama kamu, dianya bakal ngalihin pembicaraan.
"selalu gitu, kalo aku tanya itu."
yangyang diem, masih biarin kamu mainin jarinya lagi. ada satu hal yang kamu nggak tau, yangyang itu sebenernya kalah TOD dan ya kamu yang jadi sasaran.
"sebulan, inget!" - ten.
kamu yang belom punya pengalaman pun terima-terima aja, yangyang juga keliatan baik anaknya.
"owh iya, udah mau sebulan ya? nggak kerasa, makasih udah buat hidupku jadi nggak monoton," ucapmu tulus dengan senyuman manis.
"y/n," panggil yangyang dingin.
"ya?"
"aku— ada yang lain," katanya yang buat kamu ambigu.
kamu berhenti mainin jarinya, "kamu kembar?"
"cewek," ucapnya.
"kembaran kamu cewek?" tanya kamu polos.
yangyang menatapmu sendu, bagaimana bisa gadis yang ada dihadapannya ini begitu polos? pikirnya.
"aku suka sama cewek lain," jelasnya.
tatapan kamu seketika kosong, tapi dengan sekejap kamu kembali seperti biasa, kembali memainkan jari-jari yangyang.
"gapapa, aku tau aku ngebosenin. itu karena aku belum pengalaman untuk hal kayak gini, kamu yang pertama."
"tapi jangan lama-lama ya suka sama dia, entar kamu— " ayolah kamu nggak sekuat itu untuk nggak nangis!
"hiks," yangyang semakin merasa bersalah.
kamu menghapus air mata yang mengalir lalu kembali memainkan jari yangyang, enak aja gitu.
"ga boleh egois." - kamu.
"kalo kamu memang suka sama dia, kita bisa sampe sini aja. jangan sampe kamu kehilangan kesempatan," ucapmu.
"..."
kamu melirik jam, waktunya kerja part time. "duluan ya."
sebelum pergi, kamu mencium pipi yangyang sebagai salam perpisahan.
"salam perpisahan hehe," setelah itu kamu keluar dari sana dengan air mata yang nggak bisa ditahan lagi.
"ternyata sesakit ini putus cinta."
•••
"selamat datang, mau pesan apa?" sapa kamu ramah. kamu kerja part time disebuah kafe kecil.
"silahkan dinikmati."
selesai kerja, kamu langsung pulang karena udah larut. tanpa memperhatikan jalan, kamu nyebrang gitu aja. pikiran masih kalut, kamu gatau kalo ada sepeda motor yang melaju kearah kamu.
