Behind a sunny morning

34 14 0
                                    

Suuuuuutttttt.... Suara air yang sudah mendidih sudah siap untuk Jasmine gunakan untuk menyedu teh untuk sarapan nya setiap pagi setiap sebelum pergi berangkat sekolah,
Selai nanas yang dipilih Jasmine untuk roti tawar nya hari ini melambangkan dan berharap hari ini cerah,
Matahari yang kuning terus memancarkan panas yang terik hari ini untuk tetap bersemangat dalam menghadapi hari ini,
Ia melamun sambil mengoleskan selai nanas tadi ke roti tawar nya sambil menatap tempat duduk didepannya dan berharap Ayah dan Ibu duduk didepannya dan sarapan bersama nya.

"Aaaaaaaaa panassss!!...." tidak sengaja ia meminum teh yang masih panas tadi,
Jasmine menangis meneteskan air mata nya dan langsung menghapus air mata nya,
dia tidak mau lemah dan ingin semangat terus menghadapi Ayah dan Ibu nya yang tidak punya waktu untuknya

Jasmine datang ke sekolah selalu tepat waktu dan tidak ingin sekali pun terlambat dalam urusan sekolahnya,
Semua sudah berkumpul di ruang guru tepat nya di tempat duduk Mrs.Ika

"Tuk..tuk" suara sepatu heels Mrs.Ika mengarah kearah tempatnya duduknya,

Kami semua gugup untuk mengatakan maaf, sembari berkeringat ketakutan

"Buu... Jeje minta maaf atas kesalahan yang Jeje perbuat. Jeje sampai lupa harus mengontrol emosi pada waktu perayaan kemenangan kelas kami bu" Sambil tertunduk malu

"Kalian semua tau kalau ini salah, dan kalian tau akan dapat konsekuensi nya, pertama nilai Bahasa inggris kalian sudah pasti C
dan untuk jeje juga harus berlari 100 kali dilapangan" dengan nada santai namun tegas Mrs.Ika berkata

Jasmine merasa tidak enak karena dari hari kemarin sudah merasa banyak cobaan yang harus dilalui dalam waktu yang bertepatan untuk menghadapi Ujian Nasional

Dijalan menuju lapangan kami memberi semangat untuk hukuman yang harus dilalui sebentar lagi,
Jeje yang biasa nya berandal dan melawan kepada guru kini dia pasrah dan ini memang sudah waktu nya dia untuk menurut manapula sudah mendekati akhir sekolah, dan juga ini benar - benar salahnya.

Jasmine merangkul Jeje yang murung tidak seperti biasanya,
"Semangat! Masih ada kesempatan, belum terlambat"

"Makasih Jasmine" sambil menatap mata Jasmine

Dilapangan, Jeje akan memulai lari nya dan kami memberi semangat sambil diawasi oleh wali kelas kami Pak Adi

"Kamu siappp! 1...2...3.."

"Semangat Jee!!" teriak kami sekelas

Tiba-Tiba Ciko dan beserta siswa memasuki lapangan dan berlari bersama Jeje,
Jeje tersenyum sambil meneteskan air mata dan berkata dalam hati "aku punya sahabat yang memang benar-benar ada saat terjatuh, mereka bahkan bukan mejauh namun lebih mendekat dan merangkul"

"Heyyy...heyyy kenapa kaaaliann see..mmua..aaa" Pak adi yang bingung tidak bisa berkata kata

Semua siswi pun ikut serta dalam lari Jeje, semua siswa - siwi melihat aksi kelas kami dan memberikan sorakan ada yang menyemangati dan ada juga yang mengejek,
Namun itu bukan halangan buat kami untuk terus maju dan tidak akan mundur dalam menghadapi masalah

"Huffffffttt....akhirnyaaaaaa" melani yang menarik nafas sambil memegang perut kanan nya

"Satu tanggung jawab kita sudah kita selesaikan teman-teman, dan sekarang kita akan berjuang dalam menyelesaikan pelajaran kita yang harus kita perjuangkan sendiri" Jasmine yang lansung terduduk di lapangan

Kami berdiskusi untuk mengadakan belajar bersama dalam menghadapi Ujian Nasional nanti tanpa bimbingan Pak Adi dan harus membahas begitu banyak soal soal Ujian Nasional tahun lalu

Celetuk melati "Bagaimana kita belajar sesuai pasangan duduk masing masing saja?"

Ciko siswa yang pemalu dan lemot menunduk sembari sedih dan bingung harus bagaimana belajar nanti, dia yang di ajarkan guru saja kadang susah nyambung apalagi harus belajar bersama teman sebangku nya Jeje

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang