Pagi yang cerah membuat Jasmine tetap bersemangat, entah kenapa dia lebih lepas dari kesedihan yang biasanya terjadi di malam hari.
Namun kadang juga dia masih bisa hujan di malam hari
"Yah...yuk sarapan. Ini roti ayah" sambil menyeduh teh untuk nya dan ayah
"Iya nak, eh kok bisa sesuai sama selera ayah sih selai nya" ayab yang kebingungan sambil melihat roti tersebut
"Ha iya lah ayah mana tau kalo aku selalu perhatiin apa aja yang ayah suka" sambil tersenyum
"Ooo.." nada sedih ayah
"Maafin ayah ya nak yang jarang perhatiin kamu" sambil mengelus kepala anak yg cantik itu"Yah, hari ini a..."
Hp ayah yang bergetar "hallo" sambil pindah arah dari jasmine tadi
Jasmine yang merasa baru saja mendapatkan sela untuk berbagi rasa dengan ayah nya namun sangat mustahil
"Nak, ayah harus berangkat sekarang ya. Roti nya ayah makan dijalan aja" kecup kening Jasmine
"Hm iya yah" sambil menganggukan kepala nya
Jasmine yang melamun ke arah teh ayah nya sambil meminum teh nya sangat merasa kurang beruntung
"Hufttt... semangat hari ini hari terkahir Try Out harus kasih yang terbaik" hati tegar nya di pagi hari itu
"Gimana udah siap belom nih, kita harus kasih yang terbaik" sorak melati terhadap teman temannya
"SIAPP!!!! yang terbaik pasti jatuh ke arah kita" sorak semangat semua anak kelas
Soal yang dibagikan oleh Pak Adi nampak agak sedikit sulit, namun semua anak berjuang tidak mau menghianati kerja keras nya kemarin
Jasmine yang melihat jeje cekungan celinguk kebingungan
Srettt...suara robekan kertas kecil dari arah jasmine
"Jee!! Ini tangkep!!
"Happp, siip!!" Sambil mengulur kan tangan nya mengambil kertas
"Jasmine!!!!!" Suara sepatu Pak Adi yang mengarah ke arah duduk Jasmine
Sretttttt......... merobek kertas jasmine yang hampir sebentar lagi selesai
"Pak. Pak.... maaf pak" jasmine menyusun robekan kertas nya tadi
"Ini pak silahkan robek yang saya juga" jeje yang membeerikan kertas nya ke Pak adi
"Karena ini juga salah saya ada yang tidak mengerti dari salah satu soal nya pak"
Semua anak dikelas tercengang
"Haduh kalian ini, ada apa ha?? Sudah kalian rasakan berjuang sendiri untuk UN" Pak Adi dengan nada rendah
Pak Adi yang merasa sangat kecewa dengan kelas nya kini keluar dari ruangan kelas
"Terserah kalian, Ujian Nasional hasil nya tetap tergantung dari tangan kalian, kesempatan terakhir kalian sia - sia kan"
Semua Anak kelas kecewa semua,
Senin depan mereka sudah harus menghadapi Ujian Nasional"Duh gimana sih nia lo ga gesit banget tau ga. Emang ga cocok lo berbuat curang" Nia yang kesal
"Maaf teman - teman maaf sudah membuat kesempatan terakhir kalian Try Out gagal" ujar jasmine
"Hu udah lo harus lebih hati hati lagi jasmine" melani yang mendekat ke arah jasmine
Sepulang sekolah, matahari yang terik diluar sana membuat Jasmine tidak takut akan terpapar sinar matahari
Melamun sambil menatap langit yang begitu cerah dekat lapangan upacara sekolah
"Apa semua ini berawal dari kaca pecah di ruang guru"
"Dan apa gelas kaca di rumah merupakan kelanjutan nya"
Dalam hati dia berkata, sedih. Namun di siang yang cerah itu dia menjadi layu tiada gelora semangat lagi.
Sebentar lagi Ujian Nasional dia tidak mau lalai lagi
Jeje yang melihat jasmine di sebelah pohon belakang jasmine merasa bersalah karena tidak mengerti apa yang sudah di beri tahu oleh Jasmine
Jeje merasa tidak ada guna, hanya menambah beban di sekitar orang nya
"Jasmine gue minta maaf" Jeje yang mendekat
"Udah ga apa - apa, lagian juga salah gue yang ga liat kondisi lagi mau bantuin lo"
Mereka duduk sambil menatap sinar matahari yang cerah disambut dengan angin sejuk disekitar nya

KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
Teen FictionGadis itu adalah bunga Tapi dia juga adalah hujan Terkadang dia adalah siang yang cantik Tapi juga malam yg menyimpan kesedihan