"Masih menunggu dan terus menunggu."
༻❁༺
EXO — Love Shot
0:33 ───⊙─────── 3:29
↻ ◁ II ▷ ↺
ᴠᴏʟᴜᴍᴇ : ▮▮▮▮▮▮▯▯▯Ah tadeureoga
Gallajil deus sumi makhyeowa
Galjeungi na
I han janeul gadeukhi dama
Neomchil deuthan
Witaeron oneul bameul nanGetaran di dada semakin terasa saat lagu "Love Shot" milik boyband—Korea Selatan—EXO berkumandang.
Tak hanya menyerang dada, namun seluruh tubuh ikut dihipnotis oleh lagu tersebut. Seorang gadis yang menari di atas panggung tersebut terlihat memukau, saat cahaya lampu warna-warni menyorot penampilannya.
"IT'S THE LOVE SHOT." Para hawa maupun adam yang tahu lagu ini ikut berteriak menyanyikan liriknya. Tak peduli dengan suara yang mungkin bisa dikatakan sumbang.
Benar kata orang, kalau mendengar lagu yang disuka pasti akan hanyut terbawa oleh lirik lagu. Menyanyi dan menari melepaskan semua kegundahan.
Siapa sangka malam ini adalah malam terbaik bagi Zerlindra Gripphitya Nara. Mengajukan diri untuk menyumbangkan bakat—di acara pentas seni—bukan pilihan yang buruk.
Na nanana nanana
Na nanana nananana
Oh oh oh oh oh
It's the love shotZerlin menarik sudut bibirnya. Menikmati setiap tetesan keringat yang mulai membasahi keningnya. Kali ini dia puas. Melihat orang-orang ikut bernyanyi dan menari, membuktikan bahwa usahanya kali ini berhasil.
Tepat saat seringai Zerlin terbit, lelaki yang berdiri tak jauh dari pangging itu pun berdecak kagum.
"Gila sih, Zerlin gak pernah jelek di mata gue." Teman lelaki itu menggeleng-geleng melihat cewek yang sudah ia sebutkan tadi.
"Kenal?" tanya Ilarion Arnatha dengan bola mata yang tak bisa berpaling dari Zerlin.
"Siapa sih yang gak kenal sama Zerlin? Semua orang juga tahu," jawab Satria. "Gak semua sih, tapi lumayan terkenal kok."
Tak peduli dengan seberapa banyak yang mengenal gadis bernama Zerlin itu. Yang Rion inginkan hanya menarik tubuh Zerlin agar masuk dalam perangkapnya.
Angin berembus menerpa kulit Rion dengan nakal. Tubuhnya meremang. Dia memejamkan matanya, mencari sedikit ruang agar pikiran kotor segera menjauh.
Rion merogoh saku celana hitamnya. Mengambil benda persegi panjang yang berwarna putih.
Satria mengintip apa yang Rion buka. Tak jauh beda dengan kelakuan para betina. Saat tertarik dengan seseorang, langsung mengobrak-abrik media sosial. Mencari informasi sebanyak-banyaknya.
"Body-nya bikin gue gila. Sumpah." Rion menggigit bibir bawahnya.
Satria langsung menatap nanar Rion yang lebih tinggi darinya. "Lo tadi abis minum-minum, ya?" tanyanya dengan nada serendah mungkin. Satria juga mengendus bau yang ada di tubuh Rion. "Kok bisa sih panitia pada lalai masukin orang mabuk kek lo?"
Rion mengedikkan bahunya kemudian tersenyum sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Ia kembali menatap Zerlin, lalu berkata, "Gue cabut dulu, ya."
"Yon? Heh?! Lo mau ke mana?" Satria berteriak saat sosok Rion sudah menjauh dari sisinya. "Bener-bener gila lo, Yon."
༻❁༺
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Teen Fiction"Lo udah gue cari-cari selama ini. Lo cewek ukulele yang udah bantu gue beberapa tahun yang lalu," ucap lelaki tersebut dengan seringai khasnya. Siapa saja, tolong musnahkan cowok tengil yang masih setia berdiri di hadapan Zerlin ini. Dirinya muak j...