•LOR 12•

449 46 15
                                    

Happy reading.....

Ayolah ini sudah hampir makan malam dan gue masih ada di sini di rumah orang yang ingin sekali gue jauhi.

Dari tadi gue hanya mengobrol dengan Om Handika saja, sedangkan Ali juga ikut mengobrol dengan gue dan Om Handika. Yeah dari tadi gue udah mencoba untuk sama sekali tidak menatap Mila, bahkan meliriknya pun tidak!

"Astaga Kevin sampai lupa waktu begini,"ucap gue sambil menatap jam yang ada di pergelangan tangan gue.

"Om juga belum makan kan dari tadi sore?"tanya gue yang membuat Om Handika tersenyum.

"Iya nih Om, Ali juga udah lapar,"ucap Ali dengan manjanya. Ya semenjak obrolan tadi, Ali dan Om Handika terlihat sudah dekat bahkan kami sering bergurau dan saling menggoda.

Namun tidak untuk Mila, dari tadi gadis itu hanya mendengarkan apa yang kami obrolkan tanpa mau menimpali satu katapun. Gue cuma diem dan itu cukup membuat hati gue semakin tersiksa.

Namun untunglah Angga sudah pergi dari sini, dia pamit karena katanya ada pekerjaan yang harus diurus dan itu cukup membuat gue merasa lebih baik. Bukankah begitu?

"Ah iya om juga sampai lupa dengan makan, soalnya sangat menyenangkan sekali mengobrol dengan kalian berdua,"ucap om Handika sambil tertawa. Gue dan Ali ikut tertawa, namun itu terhenti saat om Handika menoleh kearah Mila.

"Aishh ternyata gadis ini bosan, hingga tertidur disini,"ucap om Handika saat menatap Mila sudah tertidur dengan posisi menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya.

Gue cuma diam dan terus memandangi Mila. Ada rasa yang terus mendobrak hati gue. Tapi entah perasaan apa itu!

"Yasudah om bangunkan saja dia,"ucap om Handika namun dengan cepat gue langsung menahan nya.

"Jangan om, kasian Mila, sepertinya dia kelelahan,"ucap gue yang membuat Om Handika mengangguk.

"Benar juga, kalau gitu bolehkan om minta tolong buat menggendong anak ini ke kamarnya? Om sudah tua jadi sudah tidak kuat lagi menggendong anak manja ini,"ucap Om Handika. Seketika Ali langsung menyenggol lengan gue dan menyuruh gue untuk yang menggendong Mila.

"Astaga kenapa harus gue!!!!!"

"Biar Kevin saja Om,"ucap gue.

Om Handika mengangguk, setelah mendapat persetujuan dari Om Handika gue langsung berdiri dan mengangkat tubuh kecil Mila.

"Ini orang apa kapas sih ringan banget,"

"Kevin permisi dulu Om,"ucap gue yang diangguki oleh Om Handika. Gue langsung membawa Mila keatas yaitu kekamarnya. Setelah sampai gue langsung menidurkan Mila di atas ranjang yang berukuran besar itu.

Gue tersenyum manis saat melihat wajah polos Mila saat tertidur seperti ini. Gadis yang selalu memenuhi pikirannya ini memang sangat sempurna bahkan saat tidur pun masih terlihat sangat cantik.

Astaga ada apa dengan gue? Gue harus bisa melupakan Mila!

Tapi kenapa susah sekali ya tuhannn!!!

Gue langsung menggelengkan kepala gue lalu beranjak dari ranjang Mila. Namun belum selangkah, gue merasakan ada tangan yang menggenggam gue.

Gue tau itu tangan Mila. Gue langsung menoleh dan mendapati Mila yang sudah duduk dan menatap gue dengan wajah cantiknya.

"Kevin,"ucapnya sambil terus menggenggam tangan gue.

Gue cuma berdehem, karena gue cukup sakit hati saat mengingat perlakukan yang selama 2 hari terakhir ini mereka lakukan.

Sakit banget!!! Coba kalian jadi gue.

LOVE OR REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang