"Ciptakanlah kenangan indah bersama orang-orang tersayangmu selagi masih bisa."
~••~Magenta's POV
Udara pagi itu memang sangat segar. Berbeda dengan udara siang yang sudah tercemar polusi udara. Apalagi kalau nikmatin udara paginya sembari menaiki sepeda, pakai seragam SMA, dan bawa perlengkapan sekolah kayak sekarang.
Ini masih jam 06.15 dan sekolah mulai jam 07.15. Iya, aku tau ini kepagian, tapi aku juga gak mau kali, telat di hari pertama aku sekolah.
Lagian hari pertama itu istimewa, dimana kita harus cari kelas dulu terus cari bangku yang akan kita tempati dan yang terpenting, cari teman untuk diajak duduk bareng.
Ya... percaya aja sih, teman yang kita ajak sebangku nanti, pasti bakalan jadi sahabat kita. Jadi, semoga siapa pun yang sebangku sama aku itu, orangnya baik, humoris, dan bisa jadi sahabat terpercayaku.
Huft, memikirkan hal itu membuatku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat sampai sekolah.
~••~
Author's POV
Magenta tiba di sekolahnya lima belas menit kemudian. Sekolahnya masih terlihat sepi, belum begitu banyak murid-murid yang datang. Dia juga tidak tahu harus diam di mana. Pasalnya, jadwal penentuan kelas baru, akan dimulai setelah upacara bendera nanti. Jadi, Magenta memilih untuk duduk di bangku yang berada di pinggir lapangan dengan sesekali memainkan ponselnya.
Jam menunjukkan pukul 07.15 yang artinya sekolah seharusnya sudah di tutup dan upacara sudah dimulai. Para OSIS menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan upacara bendera. Sementara itu, para guru dan siswa lainnya sudah mulai memasuki area lapangan.
Meskipun, terik matahari sudah mulai menyinari lapangan upacara dan mengenai hampir semua siswa, Magenta tetap kukuh dengan semangatnya. Tetap berdiri tegap dengan posisi tangan dilipat ke belakang seraya terus mendengarkan ucapan dari sang kepala sekolah. Dia berada di barisan paling depan. Barisannya masih menerapkan barisan kelompok pada saat MOS.
Upacara bendera yang dilaksanakan kembali setelah beberapa waktu tidak terlaksana karena libur semester ini, berjalan dengan baik. Tidak ada yang membuat keributan dan semua siswa memakai seragamnya dengan rapi dan lengkap.
"Pengumuman! Setelah saya bubarkan diharapkan bagi kelas sebelas dan dua belas agar memasuki kelasnya masing-masing dan bagi kelas sepuluh agar tetap diam di lapangan karena penentuan kelas akan dibacakan setelah ini," salah seorang OSIS mengambil tempat dimana bapak kepala sekolah berdiri tadi, untuk memberikan pengumuman kepada seluruh siswa saat upacara telah selesai.
Di sekolah ini memang tidak ada yang namanya rolling kelas saat kenaikan, mereka akan tetap pada satu kelas yang sama.
Untuk menghindari keributan, maka para OSIS membacakan nama dan kelas semua murid baru. Dan Magenta mendapat kelas IPA 3 yang berada di lantai dua gedung sekolah ini.
Magenta's POV
Setelah kakak OSIS bacain penentuan kelas untuk semua siswa, mereka langsung membubarkan barisan dan menyuruh semua siswa baru untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Dan aku mendapat kelas IPA 3 yang artinya kelasku ada di lantai dua. Jadi, aku langsung naik ke sana dan saat aku sudah berada di depan pintu kelas, kelas udah dipenuhi beberapa siswa dan beberapa bangku sudah ditempati oleh siswa lain.
Gercep banget sih mereka, baru juga aku nyampe kelas udah keisi setengah bangkunya, batinku.
Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku, yang membuatku terperanjat kaget. Dan aku langsung melihat ke belakang siapa orangnya. Ternyata dia cewek cantik, rambutnya panjang dengan warna yang agak cokelat.
KAMU SEDANG MEMBACA
There Is A Chance
Novela JuvenilKehidupan seorang remaja putri yang awalnya bahagia, namun karena satu kesalahan fatal membuat semuanya berantakan. Semua masalah menjadi semakin rumit setiap harinya. Takdir membuatnya bertemu dengan Sosok yang tanpa disadari dapat mengubah kehidu...