Chapter 6 : Arkan atau Bukan?

113 33 308
                                    

"Tak dipungkiri akan selalu ada kata 'syukur' di situasi apa pun. Sesulit apa pun."
~••~

Tepat pukul 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tepat pukul 06.00 Magenta sudah siap dengan semuanya. Memakai O-neck T-shirt polos berwarna putih dipadukan Pocket Drawstring Pants-nya yang berwarna biru dongker dan tidak lupa juga sepatu yang senada dengan T-shirt-nya. Magenta terlihat elegan dengan pakaian yang dikenakannya.

Hari ini, Magenta memang sengaja bangun lebih pagi agar semua yang sudah ia siapkan tidak ada yang terlupakan. Ia bahkan sudah berulang kali melihat dirinya di cermin guna memastikan kalau pakaian yang ia kenakan sudah sesuai dan tidak terlihat norak.

Tarik napas... hembuskan...

Itu yang sedari tadi Magenta lakukan di kamarnya. Apalagi kalau bukan karena gugup. Saking gugupnya ia bisa merasakan hawa dingin pada tangan dan kakinya.

Entah apa yang membuatnya segugup ini. Padahal, ia sudah pernah pergi hanya berdua bersama Arkan sebelumnya. Tapi rasa gugup tetap saja menyerangnya.

Pukul 06.40 sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

Arkan
- Gue otw, Ta

Magenta
Oke -

Magenta langsung bergegas meninggalkan kamarnya. Sebelum itu, ia mengambil uang kertas berwarna biru lalu ia sisipkan pada chasing ponselnya.

Magenta menuruni anak tangga satu-persatu menuju ke arah dapur, dimana ibunya sedang menyiapkan makanan. Tidak heran jika ibunya sudah masak pagi-pagi karena pukul 07.30 Safira sudah berangkat kerja. Bekerja di restoran yang selalu buka, bahkan di hari Minggu, membuat Safira tidak selalu libur di waktu weekend. Tergantung dengan schedule di tempat kerjanya.

"Pagi-pagi udah siap aja, Ta. Mau ke mana?" tanya Safira saat Magenta berada di sampingnya tengah mengambil segelas air untuk diminun.

Ditenggaknya air tersebut sebelum ia menjawab pertanyaan sang ibu, "Iya, Magenta mau jogging, Bu."

"Sendiri?" tanya Safira lagi.

"Sama Arkan."

"Oh... udah dijemput belum?" tanya Safira seraya mengaduk-aduk kuah sayur yang hampir mendidih.

"Katanya otw," jawab Magenta sembari menaruh kembali gelasnya.

"Ya udah, kamu tunggu aja," ucap Safira.

Magenta hanya menjawab 'Iya' disertai anggukan.

"Hari ini Ibu kerja?" tanya Magenta masih berdiri di samping sang ibu.

There Is A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang