Chapter 10 : Terlambat?

63 14 50
                                    

"Kan bagus kalau gue baik sama Ibu lo. Siapa tau nanti direstuin kalau gue sama anaknya."
~Arkan

~••~

"MAGENTA PULANG SAMA GUE!" ucap seseorang dari arah belakang membuat Magenta, Nisa, dan Tania yang tadinya berdebat, mengalihkan pandangannya ke arah suara.

Arkan melangkah mendekati Magenta seraya menenteng tasnya.

"Kalian ngapain ribut-ribut, sih? Suara kalian tuh, lebih keras daripada bel sekolah!" protes Arkan pada Nisa dan Tania.

"Suka-suka gue dong!" ucap Tania membalas perkataan Arkan.

Arkan memutar bola matanya malas mendengar perkataan Tania, "Magenta pulang sama gue," ucapnya seraya menggenggam tangan Magenta.

Nisa melihat genggaman tangan  Arkan pada Magenta dan itu membuat ekspresi wajahnya berubah drastis sebelum ia angkat bicara, "Kenapa harus sama lo?!" Nisa menatap ke arah Arkan dengan tatapan tajam, begitu pun sebaliknya.

"Karna gue yang nganter Magenta ke sekolah. Jadi gue juga yang harus anterin dia pulang. Sekalian gue mau bawa Magenta makan. Dia cuma makan roti tadi pagi," jelas Arkan.

"Uhh... sweet banget," gumam Tania yang masih bisa didengar oleh Nisa dan langsung diberi lirikan tajam darinya.

Magenta yang melihat Nisa dan Arkan saling memandang dengan tajam satu sama lain dan merasa kalau situasi semakin tak terkendali, akhirnya bersuara.

"Em... kayaknya aku lebih baik pulang sendiri, deh, aku bisa naik ojek atau semacamnya," ucap Magenta seraya melepas genggaman Arkan di tangannya.

"Gak bisa, gue yang akan anter lo pulang," keukeuh Arkan lalu menggenggam lagi tangan Magenta.

"Lo pulang aja sama dia!" ucap Nisa pada Magenta dengan wajah kesal lalu pergi meninggalkan yang lainnya begitu saja tanpa pamit.

"Lho, NIS! NISA! LO MAU KE MANA, WOI?!" Pekik Tania memanggil Nisa, heran dengan kepergiannya yang tiba-tiba, "kenapa jadi ngambek, sih?" gumamnya seraya menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Em... Ta, gue susul Nisa dulu, ya," ucap Tania seraya beberapa kali melihat ke arah Nisa lalu ke arah Magenta.

"Eh, iya-iya," ucap Magenta.

Tania pun pergi menyusul Nisa. Sebenarnya Magenta juga khawatir dengan keadaan Nisa, namun genggaman Arkan menahannya. Bagaimana bisa tidak khawatir? pasalnya, tidak ada yang aneh dengan Nisa sejak tadi pagi tapi sekarang sepertinya  dia sedang mengalami mood swing.

"Ayo, Ta!" ucap Arkan menarik tangan Magenta, membawanya ke parkiran sekolah. Sedangkan Magenta hanya bisa menurut pada Arkan seraya sesekali melihat ke arah perginya Nisa dan Tania.

~••~

Arkan sejak tadi tidak fokus menyetir karena beberapa kali menoleh ke arah Magenta yang hanya diam.

"Lagi mikirin Nisa?" tanya Arkan memecah lamunan Magenta.

"Hm," jawab Magenta disertai anggukan.

"Gak usah dipikirin, nanti juga baik lagi," ucap Arkan yang mencoba menenangkan Magenta.

"Tapi gak biasanya dia kayak gitu. Tadi pagi juga baik-baik aja kok," ucap Magenta yang mengkhawatirkan keadaan Nisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

There Is A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang