Chapter 8 : Semakin Dekat vol.1

104 24 128
                                    

"Kalau sudah suka, sulit untuk menolak. Iya 'kan?"

~••~

Magenta's POV

Hari demi hari telah berlalu sejak kami berlima makan bersama di kantin. Aku, Nisa, Tania, Arkan, dan Reno.

Hari di mana Nisa menyarankan aku untuk menjauhi Arkan. Aku tidak menyalahkannya untuk hal itu karena aku mengerti, Nisa hanya tidak ingin aku terkena masalah nantinya jika berurusan dengan Arkan.

Nisa memang sahabat yang baik. Tidak salah aku memilihnya sebagai teman sebangku di hari pertama sekolah. Begitu pun dengan Tania. Dia sahabat yang baik, meski kami tidak seakrab saat dia bersama Nisa. Wajar saja, mereka 'kan sudah bersahabat sejak SMP.

Dan mengenai saran dari Nisa, bukannya aku tidak mau menuruti sarannya, hanya saja aku tidak mempunyai alasan yang jelas dan tepat untuk itu.

Memangnya baik kalau kita menjauhi seseorang hanya karena fans? Hanya karena dia memiliki kelebihan yang dikagumi oleh orang lain lalu kita menjauhinya karena tidak ingin berurusan dengan penggemarnya. Apakah itu adil? Aku rasa tidak. 

Jika memang kita dijauhi karena para fans, bukankah lebih baik kalau tidak memilikinya sama sekali?

Tapi untuk saran Nisa yang menyuruhku untuk berhati-hati, YA. Aku memang selalu berhati-hati, tidak hanya kepada Arkan tapi juga semua orang yang baru kukenal.

—•—

Sudah beberapa hari terakhir ini aku selalu berangkat dan pulang sekolah bersama Arkan. Aku sudah pernah menolaknya tapi Arkan tetap memaksa dan aku pikir dia hanya ingin berbuat baik dengan melakukan itu. Jadi, apa boleh buat?

"Udah sampe, Ta," ucap Arkan saat kami sampai di salah satu mall di kota ini.

Sekarang sudah jam pulang sekolah dan aku harus menepati janjiku mengantar Arkan membeli hadiah untuk temannya yang berulang tahun.

Aku dan Arkan turun dari mobil lalu masuk ke dalam mall. Arkan membawaku ke salah satu gerai yang menjual berbagai macam girls stuff.

"Temen kamu yang ulang tahun itu cewek?" tanyaku yang penasaran, mengapa Arkan membawaku ke gerai ini? Karena memang Arkan tidak memberitahu teman yang dia maksud itu laki-laki atau perempuan.

"Iya cewek. Dia itu temen SMP gue dulu," jawab Arkan, "kira-kira apa ya, yang cocok buat kado?" lanjutnya bertanya.

Aku berpikir sejenak, menimang-nimang kado apa yang sekiranya cocok untuk teman perempuan Arkan, "Baju mungkin cocok," ucapku pada akhirnya.

"Baju ya? Hm... boleh juga tuh," ucap Arkan lalu menuju deretan baju-baju yang digantung pada hangers kemudian mengambil beberapa pilihan yang menurutnya bagus.

"Mana yang lebih bagus?" tanya Arkan seraya menunjukkan dua pakaian yang berbeda.

"Mana yang lebih bagus?" tanya Arkan seraya menunjukkan dua pakaian yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
There Is A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang