Manusia adalah makhluk yang lemah.
Namun, dengan akal pikirannya mereka bisa membuat sebuah keajaiban ... di mana pesawat bisa terbang, setrika bisa panas, lampu bisa bercahaya, kapal bisa berlayar, radio bisa bersuara. Mereka menciptakan sesuatu yang nyata tersebut dengan akal pikiran atas kehendak-Nya.
Lantas, mengapa manusia masih dikatakan makhluk yang lemah?
Manusia tetaplah manusia. Sejelas apa pun penglihatannya bisa saja dia buta, sebanyak apa pun bicaranya bisa saja dia bisu, sepeka apa pun pendengarannya bisa saja dia tuli, sejauh apa pun langkahnya bisa saja dia lumpuh, sekuat apa pun genggamannya bisa saja dia terelai.
Jadi, manusia yang lemah itu membutuhkan manusia lain. Tak mungkin mereka mampu hidup sendirian, karena ketika jatuh terkadang mereka harus saling merangkul untuk kembali bangkit.
Tapi, apa yang terjadi jika ketika dia jatuh dan yang lainnya malah meninggalkan pergi?
Maka yang tersisa hanyalah sebuah 'luka' yang timbul akibat rasa tak menyenangkan, dan kemudian hari luka itu bisa saja berevolusi menjadi 'dendam' yang mendalam.
Hendaknya mengevakuasi diri sendiri ke yang lebih baik saat berinteraksi dengan sesama. Perlakukan yang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan, karena hal yang dianggap kecil bisa saja bagi manusia lain itu adalah hal yang besar.
Itulah yang disebut sebagai memanusiakan manusia.
23/07/22
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)
Teen FictionCerita ini sudah terbit dengan nomor ISBN 978-623-446-532-7 KDT BAR 2023 dan bisa dipesan di akun Instagram @honeyllaw ------------------------------------------------------------------------- Manusia adalah makhluk yang lemah. Namun, dengan akal pi...