Setelah akhirnya suasana lebih tenang, Karsa menjelaskan tentang semuanya pada Kirea dari awal hingga akhir dia bisa sampai di sini.
Dahulu sekitar tahun 2009, Ayah dan Ibu Kirea mempunyai konflik yang berat dengan nenek mereka karena beliau tak suka mereka tinggal di Negeri Matahari Terbit walau pun dengan alasan pekerjaan di negara kelahiran ayah mereka dan meninggalkannya sendirian di Indonesia. Atas waktu yang lama dan juga persetujuan kedua orang tua Kirea, mereka akhirnya meninggalkan Kirea bersama neneknya di Indonesia sebagai teman neneknyaa. Mereka berniat untuk tinggal di Jepang membawa salah satu anak laki-lakinya saja yang sebenarnya itu adalah Karsa.
Dan pada perjalanan menuju bandara, mobil taksi yang membawa Ayah, Ibu, dan juga Karsa mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan nyawa mereka lenyap terkecuali Karsa. Meski memiliki luka yang cukup berat, kenyataannya dia bisa terselamatkan dan hidup sampai saat ini.
Setelah dirawat cukup lama di rumah sakit, Karsa tak dirawat oleh neneknya dan malah dititipkan ke sebuah panti asuhan dengan hanya ditinggalkan kotak hitam yang dibawanya tersebut. Entah alasan apa yang membuat nenek memilih untuk menitipkan Karsa di sana, tapi semasa Karsa beranjak pada tingkat SMP, dia akhirnya berjumpa dengan neneknya dan nenek pun menjelaskan bahwa dia sengaja melakukan hal itu karena tiap melihat Karsa nenek akan selalu terbayang wajah anaknya yang meninggal secara naas.
Setelah lulus SMP, Karsa disuruh masuk ke SMA yang kini ditempati olehnya dan Kirea oleh neneknya dan mengimbali suatu hal ke depannya sehingga Karsa setuju akan hal itu.
Alami Kecelakaan Tunggal, Mobil Tabrak Pembatas Jalan-Terguling di tol Sudirman, Pengemudi dan Penumpang Meninggal Dunia.
Karsa juga menunjukkan sebuah robekan koran di mana koran tersebut memberitakan tentang kecelakaannya dan juga orang tuanya kala itu.
Karsa sudah tahu sejak awal bahwa Kirea adalah saudara kandungnya, usia mereka sama tapi Karsa dimasukkan sekolah lebih dini dari Kirea. Karsa menutupi kenyataan itu sampai hari ini dengan sebuah alasan pula. Sebuah alasan yang sebenarnya adalah hal yang paling ingin Kirea ketahui sejak lama.
"Nenek kita adalah pemilik sekolah Tacenda."
Nyaris saja sepenggal kalimat itu membuat Kirea terjebur masuk ke dalam kolam sangkin terkejudnya. Banyak sekali kejutan beberapa hari ini yang membuat Kirea tak mampu berkata-kata lagi. Tapi yang kali ini rasanya terdengar lebih tak mungkin dari sebelum-sebelumnya.
Itu lah alasan mengapa Karsa menyembunyikan bahwa dia adalah saudara kandung Kirea. Sejujurnya Karsa memang dilarang oleh nenek mereka karena nenek takut Kirea akan tahu bahwa nenek adalah pemilik sekolah Tacenda dan malah tak mau sekolah dengan benar di mana-mana lagi.
Kirea hanya tahu bahwa nenek adalah seseorang yang kaya karena merupakan pemilik perusahaan yang lumayan besar, tapi ternyata nenek juga merupakan pemilik sekolah.
Surprise bitch.
Dahulu, sekolah Tacenda normal-normal saja, peraturannya juga tak segila sekarang, bahkan tak ada peringkat unggulan, peringkat tengah, peringkat terbawah seperti sekarang ini. tapi beberapa tahun lalu nenek habis-habisan mengubah semua peraturan dan aturan sekolah itu sesukanya dan atas kekuasaannya, saat itu juga sekolah Tacenda menjadi tertutup dengan publik.
Karsa ingin mengubah sekolah itu kembali menjadi sekolah yang manusiawi. Dulu, dia berniat saat tamat sekolah dia akan memaksa nenek untuk menyarahkan kekuasaannya pada karsa atas Tacenda. Tapi sekarang semuanya lebih mudah karena nenek pun sudah tak ada, kini semua ada di tangannya saja.
Karsa benar-benar akan merubah Tacenda menjadi lebih baik nantinya.
Kalau tentang Susi, cewek itu ternyata memang bunuh diri atas kemauannya sendiri. Dulu pun nenek menemukannya saat ingin bunuh diri melompat di sebuah jembatan tapi untungnya nenek sempat menyelamatkan dan akhirnya membuat Susi bersekolah di Tacenda. Sudah entah berapa kali Susi ingin mengakhiri hidupnya tapi ada saja kendala. Hingga akhirnya hari itu baru lah dia benar-benar berhasil melakukan hal itu. Intinya Susi memang sudah depresi sebelum masuk ke Tacenda, seharusnya dia bisa konsultasi ke psikolog dahulu. Jadi, kematian Susi tak ada sangkut pautnya dengan nenek. Cuman memang sengaja disembunyikan saja untuk membersihkan nama Tacenda.
Karsa memperhatikan Kirea, menjaga Kirea, membantu Kirea. Karena Kirea adalah saudarinya, bukan hal lain. Bahkan Karsa melarang Ian mendekati Kirea karena Karsa takut Ian akan menjadi pengaruh buruk untuk saudarinya tersebut.
Tapi ternyata tidak, Ian membawa pengaruh baik untuk Kirea.
Sekali lagi, Don't judge book by it's cover.
***
Setelah penjelasan yang cukup rumit kemarin, hari ini Karsa mengajak saudarinya untuk menjernihkan pikiran sejenak sebelum kembali ke Tacenda. Karsa ingin menghabiskan waktu yang selama ini telah terkuras habis-habisan oleh sesuatu yang dinamakan tabir takdir.
Mereka Saling merangkul tangan. Gemulain pohon kelapa beserta sang ombak yang deras serasa membuat mereka berdua yang tengah duduk menikmati keindahan alam di pesisir pantai tersebut menjadi bersenandung riang, apa lagi rayuan semilir angin yang sejak tadi tak ada henti-hentinya menawarkan kesejukan tiada tara yang diterima oleh mereka dengan penuh suka cita.
Napas mereka terasa teratur meski awalnya tersendat-sendat penuh kericuhan.
Perihal mati atau hidup semuanya sudah diatur oleh-Nya. Kita sebagai manusia sebaiknya berusaha agar bisa mengikhlaskan segala sesuatu yang pergi walau pun terasa berat. Bagaimana pun juga, people come and go. Jika hari ini sedekat nadi bisa saja suatu hari menjadi sajauh matahari, tugas kita hanyalah harus saling menyayangi. Entah seburuk apa pun manusia memperlakukan kita, intinya jika memang hal itu salah, suatu saat manusia tersebut akan mendapatkan ganjaran yang setimpal nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)
Fiksi RemajaCerita ini sudah terbit dengan nomor ISBN 978-623-446-532-7 KDT BAR 2023 dan bisa dipesan di akun Instagram @honeyllaw ------------------------------------------------------------------------- Manusia adalah makhluk yang lemah. Namun, dengan akal pi...