Bahkan ketika kau sedang terluka parah, tetaplah coba bertahan hidup karena ada seseorang yang mensyukuri kehadiranmu di dunia ini.
-honeyllawSatu langkah kakinya menginjak pada pintu masuk ke sebuah bangunan dengan desain arsitektur Mid Century. Seperti kombinasi gaya retro yang dibalut kesederhanaan scandivian, beberapa furniturnya terlihat geometris dengan aksen garis lengkung. Berkesan sangat elegan.
Selain itu, karpet monokrom hampir mengiasi perjalanannya di koridor ruangan yang penuh hiasan dinding yang sederhana di bawah standing lamp dengan desain super unik di tiap sisinya.
Gadis blasteran Jepang yang sedang terkagum-kagum oleh pesona sekitarnya tampak tak sengaja mengusap rambutnya yang kini berkonsep Dutch Braid berwarna kemerah-merahan.
Perkenalkan, yang demikian ini adalah tempat yang dinamai Tacenda.
Sayup-sayup pendengarannya menangkap sapaan dari ruangan yang akan dituju, semua terasa mengagumkan sampai sesosok pendatang anyelir malang yang kerap kali membawa kericuhan muncul bersama detik yang terlewat dan terasa cepat.
"Kamu akan tinggal di sini sekarang." Nenek merangkul Kirea yang sedang sentimental.
Kirea melepaskan rangkulan itu segera. "Nenek ngusir aku ya?" pertanyaan itu terlontar begitu saja saat dia menyadari bahwa neneknya akan membuatnya tinggal di asrama.
Sekolah barunya kali ini mempunyai sistem yang mengharuskan muridnya untuk tinggal di asrama yang disediakan. Namun, tempat ini bukanlah pesantren islami melainkan seperti sekolah swasta biasanya saja.
Nenek tersenyum. "Jangan ngomong yang aneh-aneh. Pokoknya ini harus jadi sekolah yang terakhirmu. Kalau sampai kali ini kamu gak dapet nilai yang memuaskan maka lebih baik kamu tinggal dengan orangtuamu di Jepang," ancamnya dengan tegas.
Pernyataan itu tak dapat lagi Kirea bantah. Sebab tiap kali neneknya berkata soal Jepang itu artinya nenek sedang membahas seputar kematian orang tuanya. Orangtua Kirea tak ada di Jepang, melainkan di pemakaman. Mereka telah meninggal dunia saat akan menunju negara itu.
Jadi dapat disimpulkan kalau pernyataan nenek tadi adalah sebuah ancaman untuk Kirea.
Kirea tak membalas ucapan neneknya lagi, takutnya akan semakin panjang ocehan tersebut bak sepanjang sungai Kapuas atau mungkin sungai Amazon.
Seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan tampak hadir di antara mereka membawa sebuah buku agak tebal warna merah yang langsung diberikan kepada Kirea dengan semringah. "Pegang ini," pintanya.
Kirea meraih buku tersebut dengan sedikit ragu. "Buku apa ini?" Raut wajah penasaran terpampang jelas padanya.
Wanita yang nyatanya adalah guru di tempat itu hanya membalas dengan senyum kecil berusaha menampilkan ketulusan sambil melirik nenek penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)
Teen FictionCerita ini sudah terbit dengan nomor ISBN 978-623-446-532-7 KDT BAR 2023 dan bisa dipesan di akun Instagram @honeyllaw ------------------------------------------------------------------------- Manusia adalah makhluk yang lemah. Namun, dengan akal pi...