Mereka menyapa ramah kembali pada Karsa. Kecuali Yunji yang tetap berekspreksi datar seperti biasanya.
"Asik banget main ayunan bertiga." Karsa membuka percakapan.
Ega berdiri, hendak memberikan ayunannya pada kakak kelasnya tersebut sebagai tanda kesopanan, apalagi kakak kelasnya itu merupakan peringkat unggulan.
Karsa menghentikannya dengan cepat. "Eh, gak usah, udah duduk aja yang tenang," tolaknya pelan.
Ega mengangguk.
Karsa berdiri sambil memegangi tali tambang dari ayunan yang sedang diduduki oleh Kirea, dia mengayun-ayunkannya perlahan-lahan.
"Kalian satu kamar, ya?"
Ega mengangguk lagi. "Emangnya kakak kenal sama kami?" tanyanya kembali.
"Kalok yang ini Yunji. " Karsa menunjuk Yunji. "Kalok yang ini Kirea." Lalu dia menunjuk Kirea. "Kalok lo ... gue kurang tau, sih." Karsa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jujur saja karena wajah Ega sangat asing baginya.
Ega merengut, tega sekali dia tak mengenalinya, padahal Ega sudah lama mengagumi Karsa, karena lukisan-lukisan Karsa yang tertempel menawan di ruang seni. Ega sering mencari tahu tentang Karsa dan sering memperhatikannya juga.
"Eh, Kakak kenal sama Kirea?" Yunji lebih fokus pada pernyataan tersebut.
"Iya, gue se—" ucapan Karsa dipotong Kirea.
"Pas waktu itu gue belajar di taman tiba-tiba Kak Karsa dateng ngebantuin, dia kebetulan lewat. Yaudah gitu deh pokoknya," ucap Kirea yang terdengar tak jelas.
"Oh." Yunji mengangguk ngerti.
"Kak Karsa tumben banget keluar, biasanya di asrama mulu." Ega menatap cowok jangkung itu.
"Gue bosen banget tau di asrama, gak punya temen," ungkap Karsa, terdengar menyedihkan.
Mereka bertiga tertawa.
"Kak Karsa nolep, ya?" ejek Kirea.
"Kurang bersosialisasi banget nih kayaknya," timpal Ega.
Karsa mengangguk sambil ikut menertawakan dirinya sendiri. "Gak punya temen bukan berarti nolep. Sebenernya bukan kurang bersosialisasi tapi males aja sih terlalu mencolok." Bibir atas Karsa tersungging,
Mungkin Karsa merasa kurang cocok dengan teman-temannya. Dia adalah orang yang pemilih, dia hanya akan berkumpul dengan orang yang menurutnya pantas bersanding dengannya.
Ya, mereka bertiga masuk ke kriteria Karsa.
"Tapi aku bener-bener gak pernah liat Kak Karsa punya temen deh."
"Jangan seudzon, Ga. Siapa tau lo cuman gak liat doang, kita 'kan gak tau orang kalok di belakang kita gimana. Siapa tau aja Kak Karsa ternyata punya banyak temen di luaran sana, 'kan kita gak tau," tutur Yunji sembari mendorong kakinya agar ayunan yang tengah diduduki olehnya bergerak dengan kuat.
Karsa setuju. "Bener tuh. Yunji"
"Bener Kak Karsa punya temen banyak di luaran sana?" Ega penasaran.
"Engga, sih. Maksutnya bener yang dibilang Yunji kalok kita gak pernah tau tentang apa yang terjadi di belakang kita. Bisa aja banyak hal yang tersembunyi. Makanya jangan cepat menyimpulkan." Suara khas Karsa terdengar memberi nasehat.
Benar, manusia adalah makhluk yang penuh dengan rahasia. Bahkan mereka bisa merahasiakan perasaan yang sedang mereka rasakan, hal yang mereka inginkan, ucapan yang mereka katakan, pekerjaan yang mereka lakukan dengan berbagai alasan dan tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)
Teen FictionCerita ini sudah terbit dengan nomor ISBN 978-623-446-532-7 KDT BAR 2023 dan bisa dipesan di akun Instagram @honeyllaw ------------------------------------------------------------------------- Manusia adalah makhluk yang lemah. Namun, dengan akal pi...