13. Second Choice

119 20 4
                                    

Sejak tadi siang Kirea jadi super gundah, perasaannya tak nyaman dan tak tenang. Tempat ini tak punya sisi kemanusiaan. Semua orang bisa berakhir mengenaskan kapan saja.

Kirea berada di meja belajar kesayangannya sambil memegang erat buku harian Susi, dia penasaran sekali dengan halaman selanjutnya yang belum berani dia baca. Kemungkinan ada beberapa titik terang yang tertulis di sana tentang semengerihkan apa penjara brutal berkedok sekolah ini.

kadang orang lain tuh cuman penasaran bukan peduli.Semua orang disekitarku rata-rata mengabaikanku, mungkin karena aku jelek atau mungkin karena aku bodoh.

Padahal aku yang jelek tapi kenapa mereka yang marah?

Manusia itu terlalu mengerihkan, mereka bahkan bisa bertukar peran saat di depan dan di belakang kita, seperti memakai sejuta topeng.

mereka menertawakan semua kesalahanku tanpa bantu memperbaikinya.

"kenapa kalian bully aku?" Mereka malah jawab, "manusia cacat sepertimu emang pantas untuk dikayak giniin."

Aku penasaran, apakah mereka masih pantas disebut manusia?

Bagai seorang manusia yang tengah mendeskripsikan apa itu manusia.

Yang kemarin pun masih terngiang-ngiang di kepalanya dan terukir jelas membuat dirinya merasa sangat bersalah walau pun dia tak kenal siapa Susi.

Oh, ayolah. Kalahkan rasa khawatirmu dan lawan dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu.

Kirea mulai membuka cover buku merah harian milik mendiang Susi. Perasaannya sudah tak enak sekarang. Bukan seperti aura-aura horor melainkan aura kesedihan.

Susi mendapatkan lembar terakhir dan kemudian membuka lembar selanjutnya dengan perlahan-lahan, dia menghela napas panjang dan mengeluarkannya pelan.

Mungkin aku memang hanya second choice untuk semua orang. Tapi, aku harap mereka tidak meninggalkanku, aku harap mereka selalu berada bersamaku meski terpaksa. Aku harap tidak ada yang mengucapkan selamat tinggal kepadaku. Aku sudah sangat banyak melepaskan orang lain dalam hidupku ... aku tidak mau kehilangan siapa pun lagi. Tidak masalah jika aku hanya figuran bagi mereka, aku adalah pemeran utama dalam kehidupanku sendiri. Aku tidak mau berperan sendirian, itu sangat menakutkan dan menyiksa. Meski aku muak, kadang aku tak bisa menyelesaikan permasalahanku tanpa orang lain.

Aku butuh mereka meski mungkin mereka tidak membutuhkan aku.

UKS, 22 Februari 2022

Kirea menguatkan dirinya sendiri. Kata per kata yang ditulis oleh Susi seakan-akan menusuknya. Membuat Kirea jatuh dalam lautan kesedihan. Matanya sendu membendung air yang hendak memaksa keluar.

Susi ... dia pergi sebelum mendapatkan apa pun dalam hidupnya.

Terima kasih karena telah datang sebagai satu orang yang manjadi satu-satunya manusia yang mau menatapku sebagai manusia. Terima kasih karena telah datang sebagai seseorang yang baik di antara ratusan bahkan ribuan manusia yang telah aku jumpa. Aku merasa sangat bersyukur karena bisa mengenalmu, bisa berbicara denganmu, bisa menceritakan keluh kesahku, dan bisa menjadi bagian dari temanmu.

Mungkin aku sedikit lancang karena memutuskan untuk menjadi temanmu sedangkan kamu belum bilang seperti itu. Tapi aku sangat-sangat ingin memiliki teman yang seperti itu.

Aku bahagia sekali sampai semua pekerjaan yang aku lakukan tak terasa memikul beban, semuanya menjadi menyenangkan karena aku tahu kamu bisa menjadi salah satu orang yang menyadari kehadiranku.

UKS, 28 Februari 2022

Kirea menjadi sedikit lega sekaligus semakin penasaran. Ternyata ada seseorang yang berteman dengan Susi juga. Siapa orang itu? Kemana dia sekarang? Apa yang dia rasakan setelah Susi pergi begitu saja?

Barusan aku berjumpa dengannya lagi di sekolah. Dia menanyakan kabarku dan menunjukkan senyum yang sangat sempurna. Dia terlihat sangat cerah di antara semua orang yang aku lihat. Dia baik, pintar, dan tampan. Dia sangat mengagumkan.

Semoga tidak hanya hadir melainkan takdir. Semoga tidak hanya dipertemukan melainkan dipersatukan.

Kamu ...

Sejauh langit dan bumi, aku adalah tetesan hujan yang jatuh pada tanahmu. Aku jatuh dalam lautan ketekatanku. Sedangkan kamu tampak tenang padahal aku menghujam serangan penasaran dari setiap sudutmu.

Kamar, 19 Maret 2022

Dia sedang jatuh cinta. Susi, akhirnya menemukan seseorang teman yang menerimanya apa adanya, sampai di halaman tersebut.

Kirea tersenyum membaca beberapa halaman selanjutnya. Kirea harus berjumpa dengan orang itu dan berterima kasih kepadanya karena menjadi satu-satunya manusia yang menganggap Susi sebagai manusia sama sepertinya.

Di halaman selanjutnya, buku tersebut sedikit terhiasi dengan ungkapan-ungkapan indah dengan cowok yang tak disebutkan namanya di sana.

Kirea juga jadi salah tingkah membacanya, membaca cerita yang tertulis dengan perasaan berbunga-bunga tersebut. Sampai kirea membuka halaman yang tampak terlipat ...

Dear Diary ...

Dia memang sangat baik, tapi dibalik itu semua ... ternyata karena dia membutuhkanku untuk mencari informasi tentang orang lain, dia menyukai seseorang dan bukan aku.

Ternyata selama ini aku hanya terlalu percaya diri kepadanya. Aku pikir, aku bisa menjadi lebih dekat dengannya. Kenyataannya tidak.

Aku dibohongi oleh ekspektasiku sendiri.

Meski sakitnya nyata, aku bakal belajar buat ngilangin rasa sukaku yang bodoh ini.

UKS, 08 April 2022

"BANGSAT!" Teriak Kirea setelah membaca halaman tersebut.

Tangannya mengepal erat seakan-akan ingin memukul meja dengan kuat. Dia memegang buku harian tersebut dengan sangat geram.

Sudah dipercaya tapi malah memanfaatkan, itu prilaku yang kurang ngajar. Kirea menjadi berkeringat dingin saking kesalnya. Entah bagaimana perasaan Susi setelah mengetahui kalau dia hanya dimanfaatkan seperti itu.

Yang lebih parahnya lagi ternyata dia adalah orang yang dikenalinya. Susi menulis nama orang tersebut di halaman selanjutnya bagian pertama.

Karsa ...

Emosinya sudah di atas rata-rata. Kirea membawa buku harian merah itu sambil berjalan dengan cepat menuju nama sang empu yang tertulis di sana untuk meminta penjelasannya.

Bersambung ...

MEMANUSIAKAN MANUSIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang