Delapan Belas

1 1 0
                                    

Pandangan yang semula gelap perlahan-lahan secara samar menunjukkan kesadarannya. Karla yang semula terlelap nyenyak di alam mimpi, kini telah sadar dari tidurnya.

Dengan tubuh yang masih gontai Karla keluar dari kamarnya menuju ruang TV. Disana terdapat Vino yang sedang asyik menonton TV. Karla ikutan duduk disamping Vino dan langsung merebut keripik kentang yang sedang dipegang Vino. Perlakuan perebutan secara tiba-tiba itu membuat Vino terpelonjak kaget dan hampir menghamburkan keripik yang ia pegang.

"Arghh... Lo mengejutkan gue".

"Hehe sorry masbrooo".

"Baru bangun ya?".

"Hmm". Hanya itu kata yang keluar dari Karla karena Mulut Karla sangat penuh dengan keripik kentang sehingga memperlihatkan wajahnya yang sedikit chubby.

"Pelan-pelan dong makannya, nanti bisa tersedak".

"Hehe okee, keripik kentang ini favorit gue".

"Pantesan tadi Lo langsung ngerebut. Oh iya, Radja sedang dikamarnya sepertinya ia tertidur".

"Perasaan gue gak tanyak deh".

"Takutnya lo nyariin jadi gue kasih tau. Tadi pesannya jika Lo bangung jangan lupa makan malam".

"Oh".

"Gitu doang?".

"Jadi gue harus jawab apa?".

"Hmm, terserah deh".

"Oh iya Vin, kok gue tiba-tiba bisa ada dikamar?".

"Lo tadi tertidur dimobil, jadi Radja menggendong lo membawa ke kamar Lo".

"Haa.. Radja gendong gue? Kenapa tidak membangunkan gue aja".

"Mana gue tau, gak tega bangunkan Lo mungkin".

"Ih Vinooooo".

"Kenapa?".

"Masak gue digendong Radja sih...".

"Manalah gue tau, kan Lo yang tidur di mobilnya. Lagian apa salahnya digendong Radja ya kan". Vino berusaha menjahili Karla yang terlihat sangat gusar.

"Ih apaan sih loh, mana tadi dia ...". Karla tersadar kalimat apa yang akan dia lontarkan. Tidak mungkin dia akan memberitahu Vino, kalau Radja telah menciumnya. Itu membuatnya gila.

"Tadi dia apa? Kok terpotong kalimatnya? Hayoo apa yang lo sembunyikan dari gue".

"Enggak!! Enggak ada pokoknya".

"Lo punya cita-cita jadi penyanyi paduan suara ya, nyaring banget suara lo. Bikin sakit telinga gue".

"Habisnya Lo rese sih".

"Idih emosi wkwk.. Lo lucu kalau ngambek seperti itu kar".

"Apa Lo bilang?".

"Gak ada".

"Idih.. Vin, jadi gue sekarang berstatus sebagai pacarnya Radja ya?".

"Hm".
"Berat banget ya Lo jalanin ya? Gue tau kok gimana perasaan Lo".

"Gimana yaa ngungkapinnya. Tiba-tiba gue jadi pacar seseorang tanpa gue cintai. Gimana perasaan Lo Vin?".

"Eh, apanya?". Vino dibuat gelagap dengan pertanyaan itu, entah kenapa ia jadi salah tingkah.

"Jika Lo jadi gue, gimana perasaan Lo di posisi gue?".
"Kok Lo salting gitu Vin?".

"Enggak ada apa-apa kok. Mungkin perasaan gue bingung sama seperti Lo. Tetapi mungkin gue akan berusaha ikhlas dan sabar, siapa tau nanti ikutan mencintainya. Katanya sih cinta bisa tumbuh dengan sendirinya jika orang itu nyaman".

"Kayaknya gak mungkin deh gue jatuh cinta kedia, Radja membuat gue gak nyaman. Ditambah lagi dengan sikapnya yang begitu posesif".

"Bukan posesif kar, tetapi Radja bersifat seperti itu karena takut kehilangan kedua kalinya. Dia sangat merasa kehilangan waktu itu, jadi dia takut kehilangan lo".

"Hmm gitu ya Vin... Tapi tetap aja sikapnya itu salah menurut gue... Kalau Radja sikapnya seperti Lo gini kan enak".

"Seperti gue bagaiamana?".

"Nyaman, enak diajak ngobrol, dan gak emosian. Sebenernya gue masih rada takut saat berdua dengan Radja setelah insiden ia melukai gue malam itu. Gue takut tiba-tiba sikapnya berubah menjadi seperti itu".

"Hmm.. tenang saja, pasti secara perlahan-lahan Radja sikapnya berubah seperti yang lo inginkan. Dia gak akan melukai orang yang dia sayangi Kar. Waktu itu Radja marah besar, karena Lo berusaha pergi dari rumah ini. Dia gak mau Lo tinggal dikontrakkan seperti itu, tinggal sendirian dan kesulitan dalam hidup terutama makan. Oleh karena itu dia bersikeras agar kamu tinggal disini, dan mencukupi segala kebutuhan Lo kar. Mengenai perubahan sikapnya pasti akan berubah dan itu tergantung lo. Lo yang bisa membuatnya sembuh. kapan tepatnya itu, itu juga tergantung ketulusan lo".

"Kok Radja bisa sekaya ini, emang dia kerja apa sih? Bukan mafia atau pembunuh bayaran seperti di film-film kan?".

"Hahaha lo kebanyakan nonton film action deh. Kan gue sudah pernah bilang ini kekayaan dari Papanya dan Radja berhasil merebut anak perusahaan papanya sehingga ia menduduki sebagai CEO".

"Radja CEO?".

"Iya, lo gak percaya?".

"Enggak, soalnya dia kan psikopat dan rada gila. Gue tidak percaya kalau Radja bisa menduduki jabatan CEO".

"Lo jangan selalu memandang buruk Radja, bahkan dia itu sangat kompeten dan profesional. Benar-benar pria idaman bukan? Kaya dan tampan. Beda banget dengan gue".
Sebenarnya wajah Vino tidak kalah tampan dari Radja. Vino terlihat manis dan terkadang sangat cool, ditambah lagi dengan penampilanya yang selalu cozy menambah daya tarik sendiri bagi kaum hawa yang melihatnya. Sedangkan Radja berpostur tinggi, tubuh yang atletis, tampan, sangat dingin namun terkadang muncul sifat gebleknya.

"Tapi sayang dia psikopat, Mengerikan. Lagian cinta tidak bisa hanya dipandang dari kedua itu, cinta harus berada dari hati yang tulus".

'Pranggg'
Suara nyaring itu sangat mengejutkan, Karla dan Vino terpelonjak kaget dan bahkan menghamburkan keripik kentang yang dipegang

#

Nama : Radja Arthur
Usia : 28 Tahun
Jabatan : CEO
Ciri-ciri: Tampan, manis, memiliki lesung pipi, tubuh atletis, tinggi 177 cm.
Sifat : penyayang dan posesif akut terhadap prioritasnya
+Memiliki sifat yang sulit ditebak
Prinsip: Mewarisi banyak harta, apapun itu aku pasti bisa memilikinya


#

Nama : Vino Abhivandya
Usia : 25 Tahun
+ Sahabat Radja
+ Tangan kanan Radja
+ Pekerjaan di perusahaan tidak menentu, Sekretaris, Body guard dan bahkan kepala keamanan
Ciri-ciri: Tinggi 173 cm, tampan, dingin, manis kalau Uda tersenyum dan ramah jika sependapat dengan hatinya, tidak mudah bergaul dengan orang baru, tubuh atletis, penampilan cozy, dan memiliki kepribadian santai
Prinsip: Gue yang tau jalan hidup gue, jadi jangan ada yang ikut campur. Bertahan dalam hidup itu prioritas gue

Sindrom StockholmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang