Empat

343 22 7
                                    

*HAPPY READING*

Jika belum bisa membuatnya tertawa
Setidaknya, jangan biarkan ia bersedih
-------------------------------------------

"Kemana, lo, kemarin?" tanya Bagas.

"Mau tau aja, lo, urusan orang dewasa," balas Putra.

"Seterah, Lo, deh," ucap Bagas sembari melangkah, meninggalkan Putra yang sedang memegang segelas kopi.

"Mau kemana, lo?" tanya Putra.

"Mau tau aja Lo urusan orang dewasa," jawab Bagas, membalikkan kembali perkataan Putra.

Melihat Bagas yang keluar entah mau kemana, Putra pun melangkahkan kakinya menuju seorang wanita yang duduk di pojok ruangan kedai kopi tempat ia bekerja.

"Ini, Mbak, kopi arabica gayo nya. Diseduh dengan air panas, bukan air mata," ucap Putra sambil meletakkan secangkir kopi hitam yang baru saja Ia seduh kepada seorang wanita yang duduk sambil memegang sebuah buku karya Sapardi djoko damono.

"Ee, iya Mas." Wanita itu tersenyum.

"Yang fana adalah waktu, kita abadi." ucap Putra mengingat sebuah tulisan karya Sapardi Djoko Damono.

"Ehehe, iya, Mas. kok, tau?"

"Siapa yang enggak tau dengan Bapak Sapardi, Mbak. Saya kembali kemeja bar dulu ya, Mbak," jawab Putra.

Wanita itu tersenyum.lalu berkata "Iya, Mas, terimakasih."

***

Tepat jam 11 malam, Putra sampai di indekosnya. karena seharian penuh bekerja di kedai kopi, Putra tak sempat menyentuh handphone miliknya. Banyak sekali notifikasi instagramnya yang memenuhi layar utama handphone-nya. Dan tiba-tiba Putra terkejut ketika membaca sebuah notifikasi yang membuat matanya terbelalak dan harus segera membuka akun instagramnya dengan segera.

"Apa mungkin dia yang ngelike postingan gue? Ah gak mungkin dia, pasti orang lain. Kan, nama yang serupa banyak," lirih suara Putra.

Ada beberapa postingan istagramnya yang di like oleh akun yang bernama Rinjani. Dan ketika Ia membuka akun instagram yang bernama Rinjani itu, Putra sedikit kecewa, karena tak ada satu pun foto yang bisa meyakinkan Ia bahwa itu memang benar Rinjani, seorang gadis yang selalu hadir dalam benaknya. Dan foto profilnya hanya sebuah foto kartun jepang doraemon saja.

Ingat bahwa kemarin Rinjani memberikan nomor telepon miliknya, Putra langsung bergegas mengambil secarik kertas yang ada di dalam tas miliknya. Putra segera menyalin nomor Rinjani kedalam ponselnya dan segera mengirimkan pesan singkat yang tertuju kepada Rinjani.

"Hei, Rin. ini, Gue, Putra." Itulah isi pesan yang dikirimkan Putra.

Setelah beberapa menit pesan itu terkirim. Namun tak ada juga balasan pesan dari Rinjani yang masuk kedalam ponsel milik Putra.

"Ah, mungkin dia udah tidur. ini, kan udah jam setengah 12 malam." gumam Putra. Ia tak mau berharap lebih, untuk pesan yang ia kirimkan segera menerima balasan.

Putra memasukkan ponselnya kedalam saku celana cargonya. Lalu Putra mengambil buku catatannya untuk menuliskan sebuah puisi, yang sebenarnya ia juga tidak tau puisi apa yang mau ia tuliskan.

3726 MDPLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang