Lima

287 19 5
                                    

*HAPPY READING*

Bagaimana kamu bisa bahagia,
Jika kesedihan masih kamu jadikan sebagai teman.
--------------------------------------

"Mas, bangun Mas. kita sudah sampai di terminal Mendolo."

Putra terbangun, ketika mendengar suara dari kernek bus yang memberi tahunya bahwa mereka telah sampai di terminal Mendolo.

"Eh, iya. Terimaksih, Mas," jawab Putra sambil mengucek matanya.

Seketika Putra tersenyum, saat melihat seorang gadis yang selalu menghantui pikirannya masih tertidur lelap dengan posisi bersandar di bahunya dan memeluk sebelah lengannya.

Sebenarnya Putra tak ingin menggangu tidur Rinjani yang lelap. Tapi karena mereka telah sampai di tujuan, mau tidak mau Putra harus membangunkannya.

"Rin, Rinjani. Bangun, Rin. Kita udah sampai di terminal," ucap Putra sambil memukul pelan tangan Rinjani yang memeluk lengannya.

"Udah sampai?" tanya Rinjani sambil mengucek-ngucek matanya.

"Iya, udah sampai." Putra tersenyum.

"Gas, bangun Lo, udah sampai ni! Bangunin tu si, Rita" ucap Putra.

"Udah sampai, Kak?" tanya Riko tersadar, yang duduk di belakang Putra.

"Iya, bangunin tuh si Feri."

"Woy kebo, bangun, Lo! Udah sampai woy!" ucap Riko yang membangunkan Feri yang masih tertidur.

Putra melirik ke arah jam tangannya, waktu menunjukan pukul 6 sore. Seketika Putra sadar, kalau mereka belum makan siang sejak dari Jakarta tadi.

"Kemana lagi kita, Kak?"tanya Riko kepada Bagas.

"Nggak tau, gue. Tanya tuh sama Putra , dia yang udah pernah naik ke gunung prau," jawab Bagas sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah Putra.

Memang Benar, diantara mereka ber 6, hanya Putra saja yang sudah menapaki kaki kegunung prau. Bahkan gunung gunung yang terkenal di pulau jawa seperti gunung slamet, gunung sumbing, gunung sindoro, gunung argopuro, gunung lawu, gunung semeru yang tertinggi di pulau jawa dan gunung raung yang ter-extrime di pulau jawa sudah pernah Ia tapaki.

"Kita cari warung makan aja dulu, dari tadi siang kita belum makan, kan?" ujar Putra.

"Iya, benar, udah lapar banget, nih," sambung Rita sambil memegang perutnya.

Akhirnya mereka ber 6 pun berjalaan keluar terminal untuk mencari warung makan.

Terminal tampak ramai, ada sebagian yang ingin berangkat u ntuk melanjutkan perjalan. Dan ada sebagian yang telah sampai pada tujuannya.

"Gas, lo, sama yang lain duluan aja cari warung buat makan. Gue sama Rinjani ntar nyusul," ucap Putra menyuruh Bagas dan yang lainnya untuk segera mencari warung makan.

"Oh, yaudah iya. Ntar Gue kabari di mana tempatnya." jawab Bagas.

Bagas, Rita, Riko, dan Feri pun beranjak meninggalkan Putra dan Rinjani.

"Telepon, Papa, lo." Putra menyuruh Rinjani agar segera menghubungi Papanya.

"Tapi...." gadis itu tampak ragu ketika Putra menyuruhnya untuk segera menelpon papanya.

"Udah, gak apa. Kasih kabar ke Papa, lo. Nanti, biar gue yang minta izin sama Papa, lo."

Rinjani pun mengambil handphone dari dalam tas selempang birunya. Wajahnya terlihat gugup ketika panggilan menuju Papanya terhubungkan.

3726 MDPLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang