FD - Satu

53 5 0
                                    

Hari terus berganti.  Tapi nyatanya perasaanku tidak berganti dari dulu.  Iya,  masih sama

-From Dachi-

***

Beberapa tahun kemudian....

Loh itu bukannya Kak Idan ya?
Ya ampun tambah keren aja, duh senyumnnya selalu bisa membutku meleleh. Manis banget. Beruntung juga sekolah di sini. Bisa sering - sering lihat calon pacar.  Eh? Biarin ah

"Eh Chi itu bukannya Kak Idan ya?", tanya Taris,  teman satu gugusku.  Sekarang adalah waktunya kami untuk pulang,  namun di tengah perjalanan aku melihat Kak Idan seperti sedang belajar kelompok.  Entahlah aku tidak tau.

"Iya"

"Kamu tau ngga dia jurusan apa?"

"Sosial"

"Tau dari mana kamu?", tanyanya penasaran

"Ehm... Dulu pernah nanya ke Kak Idan si, hehe", jawabku mengalihkan pandangan.  Karena yaa,  tidak tau kenapa,  pipiku terasa hangat. 

"Kamu nanti pengennya masuk jurusan apa?"

Pertanyaan Taris membuatku memikirkan jurusan apa yang aku inginkan. 

"Aku si pengennya sains tapi ya ngga tau deh.  Kalau kamu?"

"Tentu saja sains,  kamu tahu sendiri aku pengen banget jadi dokter"

"Oh iya"

***

Kulangkahkan kakiku menuju depan pos satpam dan mencari tempat duduk sembari menunggu jemputan.

Tiba-tiba aku melihat Kak Idan berjalan kearahku bersama seseorang yang kuyakini adalah teman satu ekstrakurikulernya.

Ya Tuhan, manis sekali ciptaanmu ini.
Dialah Kak Idan,  seseorang yang kusuka atau bahkan kucintai sejak masih duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama.

Rupanya Kak Idan dan temannya hendak mengambil barang di meja depan pos satpam.

Astaga mataku susah sekali mengalihakan pandangan ke arah lain. Jangan tatap dia keterusan Ichi, bisa pingsan nanti. Huh!

Sesaat ketika aku mengalihkan pandangan ke arah gerbang sekolah, tiba-tiba sebuah suara menyapa gendang telingaku membuatku mau tak mau menoleh ke arah suara itu berasal.

"Dek Ichi?", ucapnya dengan menatapku,  seolah memastikan bahwa dia tidak salah memanggil nama seseorang

Ketika dia menyebut namaku,  aku mendapatkan tatapan penasaran dari temannya,  namun hanya memandangku sejenak kemudian pandangannya menuju ke layar ponsel miliknya.

Semoga Kak Idan tidak mengingat tentang aku yang pernah menyukainya.
Ya Tuhan, ini sangat membuatku tidak nyaman.
Semoga dia lupa
Semoga dia lupa
Semoga dia lupa

"Eh,  iya Kak?"

Oke sekarang jantungku mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.
Oh astaga semoga saja dia tidak mendengar.

Aku berusaha untuk tidak tesenyum lebar sangking senangnya. Kapan lagi bisa berbincang dengan Kak Idan walupun hanya sebentar?

"Belum pulang?", tanyanya dengan menatapku

Aku tak langsung menjawab dan malah memerhatikan wajahnya sejenak.  Tunggu,  sejak kapan Kak Idan tampan dan manis disaat yang bersamaan?

Melantur sudah pikiranku.

"Ehm..  Nunggu jemputan Kak"

Astaga tatapannya membuatku menjadi gugup. Semoga saja ucapanku tidak terdengar gugup ditelinganya.

Aku pun mengalihkan pandangan ke arah lain, asal tidak menatap matanya. Tidak kuat membalas tatapannya yang tajam tapi terkesan lembut.
Bisa meleleh ini hati.
Huh!

"Ooh,  yasudah kalau begitu,  Kakak duluan ya dek", ucapnya dengan senyuman.

Astaga manis sekali seyumannya
Cukup sudah! aku tidak kuat untuk menahan senyumku sedari tadi

"Iya Kak", jawabku dengan tersenyum,  semoga tidak terkesan berlebihan,  karena saat ini aku sangat ingin tersenyum lebar dan berteriak kegirangan.

"Hati-hati ya kalau pulang,  semangat MPLS", ucapnya kemudian berlalu dari hadapanku. Jangan lupakan senyumannya. Ya Tuhan,  kuatkanlah hatiku.

"Iya Kak", jawabku lirih dan mungkin Kak Idan tidak mendengar karena ia dan temanya sudah berlalu.

Penutup MPLS yang indah untuk hari ini. Astaga, astaga, rasanya aku seperti terbang saja ketika Kak Idan terseyum kepadaku.

Tak lama kemudian sopir ayahku sudah sampai di dekat gerbang sekolah. Aku segera beranjak dari tempatku menuju mobil hitam itu.

Saat hampir melewati gerbang,  aku berhenti sejenak dan membalikan badan menghadap bangunan sekolahku.

"Semoga aku dapat melihat senyummu selalu kak"

************************************

Hallooo!!
Segimana kabarnya nih?
Okaayyy akhirnya Cay up dengan membawa visualisasi Kak Idan.

Kalian BOLEH BANGET ngebayangin siapapun,  toh cuma visualisasi,  barangkali visualisasi yang Cay buat kurang menurut kalian hehe

Jangan bosen-bosen nungguin cerita idan-ichi yaa
Semoga selalu suka cerita idan-ichi Aamiin

Ajak juga teman-teman,  saudara,  bahkan doi kalian untuk baca cerita ini,  siapa tau suka juga hehe :)

NB : Di bagian ini kejadiannya sudah tidak masa lalu ya,  tapi masa sekarang

WARNING!!!
💣DON'T COPY PASTE MY STORY💣
INI CERITA FIKSI
JANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN REALIFE SIAPAPUN

Terimakasih yang udah baca :)
Kasih vote boleh lah :)

-Cay-

From DachiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang