FD - Dua

35 7 8
                                    

Mungkin bagimu cintaku hanya sebatas cinta sesaat, tapi tidak bagiku.

-From Dachi-

***

Papan Pengumuman.
Itulah yang kini diserbu siswa-siswi kelas sepuluh, angkatanku. Apalagi jika tidak untuk melihat jurusan kami?

"Chi kok ngga lihat kesana?"

"Masih rame tuh, nanti aku kejepit, tau sendiri badan aku cuma segini. Dari dulu ngga gendut-gendut", ujarku memandang ke arah papan pengumuman yang dipenuhi siswa-siswi

"Kamu sendiri kenapa tidak kesana?", tanyaku kepada Taris. Pasalnya dia masih disampingku, padahal dari kemarin-kemarin dia tidak sabar ingin melihat pengumuman itu.

"Udah kok", jawab lesu

"Kenapa mukanya gitu?", tanyaku memastikan

"Aku sosial Chi, padalah aku pingin masuk sains. Gagal deh jadi calon Dokter spesialis", ucapnya sedih

"Masa si?", apa iya dia tidak masuk sains?

"Iya"

"Duh sabar ya, jangan sedih dong, udah ngga papa, disyukuri aja, siapa tau nanti kamu bisa sukses jadi pengusaha.", ucapku menenangkan dia

"Hm iya, makasi deh Chi, kalau begitu aku pulang dulu ya, sepertinya kakakku sudah menunggu di depan", ucapnya masih dengan nada sedih yang membuatku tak tega

"Iya, hati-hati ya", ucapku dengan senyuman dan berharap bisa mengalirkan juga kepadanya

"Iya"

"Semangat dong", ucapku dengan mengangkat kedua tangan yang terkepal.

Kadang yang kita ingingkan tidak sesuai dengan kenyataan. Sakit, tapi aku percaya Tuhan memiliki rencana yang lebih baik.

Dia hanya membalas dengan senyuman ringan dan melangkah menjauh.

Ah sudah agak sepi, yang penting tidak seramai tadi. Bisa ringsek badanku. Akupun menuju arah papan pengumuman terletak. Kucari namaku. Dan yaa aku menemukannya!

Kelas Sosial B
Rafichi Afinara

Oh rupanya di kelas sosial, tidak apa si walaupun sebenarnya aku juga ingin sains mungkin ini yang terbaik. Ganbatte Ichi! Wah sekelas sama Taris nih, mantap bisa diajak cerita-cerita ini anak.

Tunggu!
Jika aku sosial dan Kak Idan juga sosial, bisa tanya-tanya dong ya?
Haishh
Fokus sekolah dulu Ichi!
Kak Idan mulu deh fikirannya

***

Ting!

Taris Xaviena
Chi udah lihat kan tadi?
7.06 p.m

Rafichi Afinara
Lihat apa?
7.07 p.m

Taris Xaviena
Kita sekelas kan?
7.07 p.m

Rafichi Afinara
Haha iya nih
7.08 p.m

Taris Xaviena
Mau duduk sebangku?
7.08 p.m

Rafichi Afinara
Mau banget lah haha
7.09 p.m

Taris Xaviena
Asik nih, kita segugus, sekelas, dan sekarang sekelompok saat kemah nanti
7.10 p.m

Rafichi Afinara
Iya nih udah ah ini aku mau nyiapin perlengkapan kemah
7.10 p.m

Taris Xaviena
Iya, sama aku juga
7.11 p.m

***

Besok adalah waktu untuk kemah kami. Seperti acara di pengujung MPLS. Benar, MPLS telah usai. Tidak terasa ternyata sudah mau kemah saja. Dan yang pasti ada Kak Idan dong.

Sekedar informasi bahwa aku adalah ketua dikelompok kemah nanti. Awalnya tidak percaya ketika kemarin para siswa-siswi kelas sepuluh berkumpul di aula dan namaku dipanggil sebagai ketua kelompok. Astaga!

Aku yang tidak tahu apa-apa tentang perkemahan, tiba-tiba ditunjuk menjadi ketua kelompok. Semoga saja aku tidak menyusahkan anggota kelompokku nanti.

"Kak barangnya udah disiapin?", tanya Mama ketika masuk ke kamarku.

"Udah kok Ma", jawabku kemudian merapihkan tasku.

"Yaudah turun gih, ayo makan bersama. Adikmu itu daritadi sudah merengek ingin makan", ujar mama

"Kenapa tidak makan duluan, Ma?"

"Kamu ini kayak baru jadi anak Mama saja. Tidak lengkap dong kalau tidak makan bersama. Mumpung juga Papa tidak keluar kota", ucap mama kemudian merangkul pundakku menuju ruang makan. Mama adalah orang yang penyanyang, disela kesibukannya ia selalu menyempatkan waktu untuk quality time. Mama juga sosok pendengar yang baik. Bahkan Mama tau tentang Kak Idan, karena Mama adalah tempatku cerita dan pemberi solusi terbaik! Aku sayang Mama. Beda lagi ketika dengan Papa. Kesibukannya membuatnya kadang tak punya waktu untuk kami. Namun aku mengerti karena ia adalah kepala keluarga dan mempunyai tanggungjawab untuk menafkahi kami. Seorang kepala keluarga yang tegas dan pantang penyerah.

Makan malam malam terasa lengkap, karena biasanya Papa selalu keluar kota dan Mama lembur kerja juga. Hanya aku dan Raffi. Raffi Abimana, dialah adikku yang kini baru masuk di Sekolah Menengah Pertama yang sama sepertiku dulu, dulu sebelum aku menjadi siswi Sekolah Menengah Akhir.

***

Pukul 09.19 p.m

Aku sudah mencoba beberapa kali memejamkan mata tapi mataku sepertinya tidak mau diajak kompromi. Tidak mau memejam padahal ini sudah malam dan waktunya untuk tidur.

Mungkin membuka sosmed sebentar adalah pilihan yang bagus dan semoga mataku lekas mau terpejam.

Iseng, aku membuka instagram Kak Idan, dan ternyata ia membuat story sekitar 3 jam yang lalu suatu tumpukan kertas yang kuyakini itu adalah semacam soal tentang undang-undang. Apa itu pelajaran PPKN ya? Entahlah.

Tunggu!
Dia men-tag seseorang. Ketika aku menekan tag tersebut ternyata seorang perempuan. Astaga siapa ini? Di benaku terfikirkan satu hal.

"Apa iya pacar Kak Idan?"

************************************

Halloo!!!
Senang aku up?
Semoga TETAP SUKA sama Dachi
Aamiin

Btw Cay mau bilang sesuatu, kali aja kalian mau kasih Cay kado wkwkw bisa dikirim lewat JNE kok :)
Cause this day is my b'day ^^
Aminin apa yang menjadi wish Cay yaa hehe
Maakasii :)

WARNING!!!
💣DON'T COPY PASTE MY STORY💣
INI CERITA FIKSI
JANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN REALIFE SIAPAPUN

Terimakasih yang udah baca :)
Kasih vote boleh lah :)

-Cay-

From DachiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang