"Bagaimana kabarmu hari ini?" Wanita cantik itu tersenyum sambil menyentuh pundak Kim Seokjin dengan lembut. "Apa perasaanmu sudah jauh lebih baik?" tanyanya lagi.
Kim Seokjin hanya diam, menatap tanpa minat wanita cantik yang tengah tersenyum ramah di hadapannya saat ini.
Wanita itu masih tersenyum, memilih duduk di samping Seokjin sambil memandang lurus ke depan. "Aku tau kau baik-baik saja. Kau tidak gila seperti keluhan keluargamu," ujarnya.
Seokjin hanya menarik sedikit sudut bibirnya, tersenyum miris atas hidupnya yang kembali rusak setelah kehilangan Bae Irene.
Seokjin fikir ia sudah lebih kuat dan siap untuk kehilangan Irene, tetapi kenyataannya tidak. Ia tak siap dengan risiko dari tindakkannya empat bulan yang lalu.
"Kau berusaha mematikan emosimu, kau memendam semua yang kau rasakan."
Seokjin hanya diam mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir wanita itu.
"Itu tidak baik Seokjin-ssi. Cobalah untuk mengungkapkan perasaanmu, apapun itu, entah perasaan sedih, kecewa, mar—"
"Aku membencinya," ucap Seokjin memotong ucapan wanita cantik itu. "Kim Taehyung, aku membencinya."
Wanita cantik itu menghela napas, "Tapi dia adalah adikmu."
"Jika dia adikku, harusnya dia tak melakukan ini padaku."
Wanita cantik itu mengarahkan atensinya pada pintu, di sana Nyonya Kim berdiri, menyaksikan pengobatan putra sulungnya. Nyonya Kim terlihat begitu sedih, jemarinya tertaut dengan kerutan yang tercetak jelas di dahinya.
"Seokjin-ssi, apa kau mau ikut denganku ke gereja?" tawarnya yang langsung membuat Seokjin menoleh menatapnya.
"Gereja?"
Wanita cantik itu mengangguk, "Ayo kita ceritakan pada Tuhan tentang kesedihan kita. Aku juga merasa sedih belakangan ini, sedih karena pasienku tak ingin menjawabku meski aku sudah bertanya puluhan kali." jawab wanita itu dengan nada dan wajah yang dibuat sesedih mungkin.
Seokjin menatap wanita itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia sudah lama tak ke gereja, rasanya semenjak kehilangan Irene ia telah melupakan sang pencipta.
"Kau maukan, pergi ke gereja bersamaku?"
"Noona,"
Irene menoleh, tersenyum hangat menyambut namja tampan yang berjalan ke arahnya dengan semangat.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya begitu sampai di hadapan Irene.
"Mencari udara segar. Lagi pula aku harus banyak bergerak supaya proses persalinanku berjalan dengan baik."
Namja itu mengangguk, lalu mengambil sesuatu dari dalam paper bag bawaannya. "Noona, ini untukmu," ujarnya sambil menyerahkan sebuah buku.
Irene menerimanya, membaca judul buku berserta pengarangnya. "Kim Taehyung," gumam Irene saat membaca nama pengarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️BITTERLOVE
Romance[ Complete ; mature ] Pernikahan ini terjadi begitu saja, secara terpaksa tanpa keduanya inginkan. Ini seperti sebuah kesialan bagi mereka berdua. Takdir Tuhan selucu ini kah? Atau takdir Tuhan sejahat ini kah? Start : 10 Maret 2020 End : 29 Mei 202...