Haii, ketemu lagi!
Ada yang ngerasa bab sebelumnya power Carastya udah ada gak? Atau kurang greget gitu...Terus udah ada yang bisa nebak gak nanti Carastya itu sama siapa? Baca terus yaa.. kita main tebak-tebakan.
Itu aja, eh jangan lupa vote dan spam komen! Jangan lupa lho.. vote dlu baru baca...
---
Seorang cowok sedang duduk dipinggir lapangan berdiam diri sambil mengenakan hoodie hitamnya. Matanya sedari menatap gadis bercepol diseberang lapangan itu tanpa henti. Gadis cantik dengan tubuh tinggi semampai, mata tajam, hidung mancung dan bibir merah yang kemungkinan dihiasi liptint.
Matanya sedari menatap awas pada objek tersebut, berkamuflase mengunakan kacamata dan menjadi kutu buku. Gadis disana masih sibuk dengan dunianya sendiri bersama teman-temannya tanpa memperdulikan sekitarnya.
Tatapan cowok itu sama sekali belum lepas, mencari-cari celah dan sesuatu pada objeknya. Lama menatap dan Gosh! Dia sudah menemukan celah itu, namun belum lama dia bersua senang mata gadis itu menyorotnya tajam.
Belum sampai gadis itu menghampirinya, seorang cowok dan kedua temannya datang menghalangi langkahnya.
"Cara, gue mau minta ganti rugi soal gitar gue." Ucapnya to the point sambil menyorot Cara dengan tatapan kesal.
Dan dengan gerakan cepat cowok berhoodie hitam itu beranjak kabur sebelum Cara semakin curiga padanya.
***
Cara berdecak kesal, sosok didepannya saat ini benar-benar menyebalkan. "Ganti rugi gimana?" Tanyanya datar.
Vallen mendengkus, "kapan lo bisa ganti?" Tanyanya balik. Sedangkan dua orang temannya sudah cekikikan dibelakang seakan melihat pertunjukkan yang seru.
Cara memusatkan perhatiannya pada Vallen setelah tak menemukan siapa-siapa diseberang lapangan sana. Padahal tadi gue liat orang deh liatin gue. Batinnya.
"Pulang sekolah." Jawabnya setengah acuh.
Vallen mengangguk, "Oke. Pulang sekolah ntar lo ikut gue. Awas kalau lo kabur."
Cara menyirit, "Kenapa gue harus ikut lo? Gue bisa sendiri." Ucapnya.
"Gak bisa lah, nanti lo kabur lagi." Ucapnya tak terima.
Cara tersenyum mengejek lalu menepuk bahu Vallen yang sedikit tinggi darinya sebentar, "Vallen. Gue gak sepengecut itu buat kabur ataupun ingkar omongan gue." Ucapnya lalu kembali ketempat teman-temannya berada.
Ghani dan Rendi yang melihat Vallen ditinggalkan Cara langsung menghampiri cowok itu, "Yaudah, Cara gak mungkin lari dari tanggungjawab." Ucap Rendi.
Ghani mengangguk, "Kantin yok! Laper gue." Ujarnya lalu menarik kedua temannya mengikuti jalan.
***
Cara yang sudah duduk berkumpul bersama ketiga temannya langsung disoraki oleh Vika dan Dara. Sedangkan Sisil, gadis berlesung dipipi kanan itu sibuk dengan makanan ditangannya.
"Vi, ada yang habis disamperin euy ditengah-tengah lapangan." Seru Dara
"Iya. Cuma disamperin gitu kok gue yang baper ya." Ucap Vika menambahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carastya
Ficțiune adolescenți• LEADER WOMEN SERIES 2 • Kehidupan seorang Cara dinilai berjalan lurus dan penuh keberuntungan. Kehidupan mewah dengan keluarga harmonis dan disukai banyak orang. Cara yang bersifat angkuh dan seenaknya mencetus orang sebagai targetnya membuatnya t...