( 7 ) Di tahun lalu

619 115 13
                                    

Edisi flashback.

Dibulan ke 5 menjadi seorang siswa kelas 10. Tidak ada yang beda menurut Yeosang, selain fakta bahwa seminggu lagi akan diadakan ujian akhir semester.

“Yeo, lo ada les tar sore?” tanya Serim, teman dekatnya dikelas. Eum atau harus disebut salah satu dari dua orang yang paling ia ingat dikelas? Sebab sampai saat inipun Yeosang susah menghafal nama teman sekelasnya.

Mukanya ingat saja masih untung. Dan lagi pula menurutnya ia tak punya urusan apapun dengan teman sekelasnya. Tidak terlalu penting juga untuk mengingat semua nama mereka, hanya buat repot saja.

“Hm, seperti biasa gue ada les. Kenapa emangnya?” tanya Yeosang. Ia kini menghadap samping, tepat dimana Serim sedang duduk.

Serim mengusak surai belakangnya pelan, “Eum, gue tadinya mau ngajak lo ikut main basket sama yang lain” kata Serim.

Yeosang mengerutkan dahinya. “Basket? Gak deh, gue gak jago. Lain kali aja rim, maaf” kata Yeosang.

Serim mengangguk paham. Lagian apa yang mau diharapkan? Yeosang jelas anak yang terlalu ambis, tak peduli sekitar. Serim bisa dekat saja karna mereka menghabiskan waktu istirahat atau jam kosong bersama diperpustakaan. Juga mereka satu tempat les, walau beberapa jadwal ada yang berbeda.

“Gue duluan ya, mau nyamper yang lain” kata Serim.

Yeosang mengangguk pelan sebagai respon. Namun entah mengapa Serim belum juga beranjak dari tempat duduknya. “Eum, lo gak mau ikut ngobrol sama temen-temen yang lain?” tanya Serim tiba-tiba.

Yeosang tanpa pikir panjang segera menggeleng. “Gak ah, lain kali aja” jawab Yeosang. Lagi-lagi menolak ajakan Serim.

Untuk kesekian kalinya Serim mengbuang nafas kasar, Yeosang ini keras bagai batu. Susah banget buat ngajak Yeosang ini-itu kecuali belajar. Serim ini loh dari dulu selalu mengajak Yeosang bergaul dengan yang lain, namun tetap saja ada alasan Yeosang untuk menolak.
Jujur saja Serim iba melihat Yeosang. Memang sih, jika kata semua teman-temannya, Yeosang itu nyaris sempurna. Tapi yah, tetap saja ia tidak sesempurna itu, bahkan menurut Serim tidaklah sempurna. Terlalu menutup diri dengan dunia luar, Yeosang gak bisa seperti itu terus-terusan.

“Oke, jangan maksain diri. Lo bukan robot” peringat Serim.

“Hm” dan seperti biasa jawaban singkat dan simple keluar dari mulut Yeosang. Menandakan bahwa ia benar-benar tak mau di ganggu lagi.

Ya sudahlah, Serim pergi saja. Sudah tak ada yang bisa ia lakukan pada Yeosang. Sudah diajak malah ditolak, Yeosang memang aneh.













.

Jongho membayar belanjaanya, lalu segera keluar dari minimarket sembari membawa kantong belanjanya. Ia duduk disalah satu meja yang terdapat didepan minimarket. Membuka yoghurt nya dan meminumnya dengan tenang.

Sesekali ia mengecek ponselnya, siapa tau ada pesan dari sang teman. Sebab Jongho saat ini sedang menunggu kehadiran Hyunjin dan Sohye, dua temannya yang akan belajar bersama diperpustakaan.

Ternyata benar saja, ada pesan dari Sohye.

Sohye🐧
| Hoho maaf, aku sama hyunjin langsung ke perpustakaan
| Kamu langsung kesini aja
| Maaf ya :(, jalan dari rumahku ke rumahmu ditutup. Lagi ada perbaikan
Read.

Hoho🍎
Iya hye, gapapa kok |
Tunggu aku ya, otw sekarang |
-

Jongho meneguk habis yoghurtnya. Setelah membuang botol yoghurt dan membereskan barang-barangnya, ia segera beranjak dari sana. Berjalan menuju halte bus terdekat.

Hi, Hello | YeojongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang