( 11 ) Epilog

783 123 9
                                    

Selasa pagi ini, kelas Yeosang mendapat pelajaran olahraga sehingga dirinya kini berada dilapangan bersama teman-temannya yang lain.

“Katanya mau ngambil nilai basket, hngg males banget,” Wooyoung berjalan gontai kearahnya, lantas mendudukan diri disamping Yeosang.

Dua sahabat itu kini sedang duduk dipinggir lapangan, menunggu guru mereka datang. Sebagain anak kelas lainnya juga melakukan hal yang sama dengan mereka, duduk sambil mengobrol dipinggir lapangan.

“Santai saja, ngambil nilainya juga palingan cuma dribble dari ujung ke ring basket, terus disuruh lepar bolanya biar masuk buat tambahan nilainya. Lo kan jago woo,” sahut Yeosang.

Tetap saja, Wooyoung masih terlihat cemberut. Ia memainkan tali sepatunya dengan kesal. Yeosang hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Sudah biasa, nanti juga kembali ceria dan berisik.

Ngomong-ngomong kenapa mereka cuma berdua? Padahal biasanya selalu ada Yunho dan juga San.

Itu karena San bersama Yunho, juga satu anak kelas yang lain sedang pergi mengambil bola basket kegudang. Makanya hanya mereka berdua.

Serim sendiri, walaupun dekat dengan Yeosang tapi ia lebih sering berdekatan dengan kekasihnya, Allen.

“Oh ya, yeosang kamu makin deket kan sama jongho?”

Yeosang mengangguk singat. “Ya gitulah,” sejak beberapa hari yang lalu saat mengantar Jongho pulang, mereka memang makin dekat kan. Apalagi ia sempat menjemput Jongho kerumahnya, juga jangan lupakan ia yang telah memiliki nomer ponsel Jongho hingga mereka bisa saling mengirim pesan hampir tiap hari.

Bahkan saat tak sengaja berpapasan, Yeosang sudah berani untuk menyapanya atau sekedar melempar senyum satu sama lain. Tak hanya itu saja, saat jam istirahat Yeosang juga beberapa kali makan bersama dengan Jongho dan teman-temannya yang lain.

Memang sosok Jongho membawa perubahan besar bagi Yeosang.

“Hoi, kamu ngelamu ya?”

Yeosang mengerjap-ngerjap pelan, ia melirik Wooyoung yang entah sejak kapan berjongkok didepannya.

“Wooyoung!” karena kaget Yeosang sampai berteriak dan mundur kebelakang.

Sedangkan Wooyoung hanya tertawa dengan respon kaget dari Yeosang. Menurutnya lucu saja saat Yeosang yang tadinya melamun dengan wajah datar lalu tiba-tiba membola mata kaget.

“Haha, gak lucu woo. Berhenti ketawa sekarang juga!”

Namun begitu Wooyoung masih saja tertawa kencang, ia bahkan sampai memegangi perutnya. Yeosang sendiri tak paham, dimana letak lucunya? Dasar humor receh.

“Lah, ada apa nih?”

Yunho dan San tiba-tiba saja datang memghampiri mereka. Sepertinya sudah selesai dengan urusan mengambil bola.

Yunho segera duduk disamping Wooyoung, membuat Wooyoung yang masih tertawa refleks menjatuhkan kepalanya pada bahu Yunho. Sedangkan San memilih duduk ditengah-tengah Yeosang dan Wooyoung.

“Kamu ngetawain apa sih beb?” tanya Yunho heran.

Wooyoung menyeka air matanya, saking kencangnya tertawa ia sampai mengeluarkan air mata. “Yeosang lucu tadi,” katanya.

“Ck, humor lo aja yang receh. Gue diam doang kok,” sahut Yeosang cepat.

Wooyoung merespon dengan menjulurkan lidahnya seakan meledek Yeosang, kemudian dia mulai mengobrol dengan kekasihnya. Hingga membuat San dan Yeosang menjadi nyamuk.

“Jauhan dikit lah sang, gak baik nih hati gue kalau deket-deket orang kasmaran,” kata San sedikit kencang, inginnya sekalin mencibir pasangan Yunwoo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi, Hello | YeojongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang