Benda Mati

25 0 0
                                    

Untuk segala hal yang tidak sempat aku sampaikan
Maaf kupunya tubuh yang pecundang.

Aku tau bagimu masalalu itu memang tidak lagi punya harapan. Aku sudah tau dari awal bahwa ternyata semua ini hanya ketakutan - ketakutan sebab kepergian yang bagiku terlalu tidak direncanakan. Begitu pula dengan seharusnya aku bisa menjadi hal yang tak perlu disesali pada bagian cerita oranglain. Aku tak lagi punya apa - apa karena kehilangan membuatku memaksa menguras habis segala rasa yang aku punya. Hanya satu yang masih bisa kupegang erat, yaitu ketakutan.

Aku membiarkan tubuhku tumbuh dengan luka yang tak tau akan mengering atau membusuk.
Sebab pergimu itu adalah mimpi buruk yang ingin selalu aku akhiri.

Dikala aku tak lagi bisa mencapai impian yang sedari awal ini berat, sampai akhirnya kenyataan menamparku dengan mematahkan segala hal yang kusangka baik. Membangunkan dari mimpi yang terus merayuku untuk tetap menikmati pilu yang tak seharusnya abadi.
Aku biarkan mengalah pada angan yang tak lagi bisa aku turuti ingin nya, demi menjadi jiwa yang nyata.

Kau jauh pergi, tanpa ada temu sesekali.
Aku tidak pernah mengharapkan maaf dari bibirmu itu, sayang.
Kau jauh, sampai aku tak lagi bisa membayangkan rupamu seperti apa lagi.
Aku diam sesekali, apa aku pernah berdoa untuk memintamu terus mengalir didalam darah - darahku. Sampai aku nanar memar sebab kau tak lagi bisa aku genggam meski bayangmu saja.

Sayang, aku jauh - jauh pergi dari diriku sendiri.
Untuk kembali mengenali apa makna dari cinta yang kukira selamanya abadi.
Bagai sajak tanpa puitis, aku kehilangan rasa yang seharusnya ada dalam satu cerita.

Kadang aku merasa hidup seperti pelacur, yang berusaha keras untuk terus membuat tubuh merasa hidup. Ku kira seisi dunia paham bagaimana cara kerja semesta, tapi nyatanya tidak. Sebagian pandai menjama, sisanya hanya pandai menutup telinga.
Aku kosong dalam memahami diri sendiri, aku masih saja lugu membiarkan semuanya memutar dikepala.
Tak ada lagi yang bisa memahami isi hidup manusia, ku kira. Tapi ternyata tidak, aku keras kepala. Mauku keras karena bagiku hanya kamu saja yang bisa paham bagaimana cara membenahi tubuh yang kacau balau. Tapi kenyataannya, aku masih saja tetap menunggu.

Sayang, aku ingin meminta maaf. Sebab aku masih mengharap langit cerah membiru meski berakhir dengan tubuh yang pilu membiru.

IoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang