Aku selalu menemukanmu pada bagian buku yang usang. Pada cerita yang banyak sekali terpaksa dimatikan, dan juga hidup yang sesekali inginku sudahi walau sebentar.
Saat semua yang ku kira ialah kebahagiaan yang penuh tanpa paksa, padahal saat itu juga aku mulai kehilangan banyak hal yang tidak aku pernah mau anggap segimana hadirnya.
Aku ingin menyayangimu lewat cara paling sederhana, sebab aku tau memilikimu seutuhnya akan beriringan dengan kehilangan yang mungkin akan memberiku rasa sepi yang abadi. Aku ingin menjagamu sebagaimana kamu selalu ada disampingku walau aku tak pernah memintanya. Aku menyukai telingamu yang setia untuk mendengar cerita, sebagaimana kamu menjaga tanpa perlu memaksa, sebagaimana kamu menyayangi adik kecilmu yang tak pernah kau biarkan ia menikmati sedihnya sendirian, aku ingin merawatmu seperti bagaimana kau membiarkan namaku yang hanya terselip dikepala.
Namamu akanku bawa, walau raga dan isi kepalamu tak bisa aku miliki sepenuhnya. Walau nanti bukan lagi aku yang ingin kau hidupi ceritanya. Aku akan ada disini, dengan perasaan senang dan sedih melihatmu berlarian dengan raga yang berjuang setengah mati. Aku akan ada, dibagian pertama, atau yang lainnya. Aku ingin pandai bermain peran untuk bisa menjadi teman yang entah akan bersama hidup atau matinya kau. Tanpa bosan, tanpa penyesalan.
Aku tidak akan menyangkal jika hidupmu bukan tentang diriku seorang. Ya karena aku menyukai bagaimana lakumu yang baik itu, yang tak bisa kukira jika itu bisa membuatku merasa istimewa. Sampai aku tak mau kau membaginya dengan tubuh yanng lain. Kau mampu membuat porak porandaku lenyap seketika walau hanya dengan diammu saja.
Aku akan menjagamu dengan sebaik – baik nya doa. Entah berakhir dengan bersatunya semesta kita, atau hanya bisa terus diikat ditulang belikatmu selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Io
PoetryBanyak hal yang ingin sekali dimuntahkan, tapi terpaksa harus ditahan. Untuk menjadi sebaik - baiknya peran yang hanya bisa disampingmu. Selamanya.