Redemption - Part 1

15 9 0
                                    

   Seluruh pasukan terus mengawasi kereta, "Apakah ini masih belum berakhir?" pikirku. Setelah bersiap siaga cukup lama, "Sepertinya sudah tidak ada monster lagi yang tersisa." ucap Ryan. Seluruh orang yang berada di pertempuran malam ini akhirnya dapat bernafas lega untuk saat ini.

   "Salah satu prajurit terbaik yang dimiliki distrik ini telah gugur dalam pertempuran malam ini. Sebagai bentuk penghormatan terakhir baginya yang telah gugur, mari kita mengheningkan cipta." ucap Ryan ke seluruh pasukan. Suasana menjadi hening untuk sesaat, "Terimakasih kepada kalian yang telah membantu dalam pertempuran malam ini, kalian luar biasa. Bersiaplah untuk kembali ke pangkalan." sambungnya.

   Ryan mendekatiku dan Luisana, "Terimakasih karena telah membantu." ucapnya.

   "Sudah kukatakan padamu, kita memerlukan setiap bantuan yang bisa diperoleh." jawabku.

   "Lalu apa selanjutnya?" tanya Luisana.

   "Kalian pergilah bergabung dengan para penumpang lainnya bersama tim Charlie. Mereka akan membawa kalian ke bunker di dekat pangkalan" ucap Ryan.

   "Bunker? Untuk apa?" tanya Luisana.

   "Kau lihat sendiri kan apa yang terjadi kepada salah seorang pasukan tadi." jawab Ryan. "Akan lebih baik jika seluruh penumpang diisolasi malam ini untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."

   "Aku mengerti." jawabku.

   "Baiklah, kau ada benarnya." jawab Luisana. "Tetapi bagaimana dengan seluruh pasukanmu?"

   "Kami akan melakukan pengecekan kepada seluruh pasukan. Jika terdapat bekas luka atau apapun yang disebabkan dalam pertempuran malam ini, maka mereka akan bergabung dengan kalian." jawab Ryan.

   "Ayo Lu kita segera bergabung dengan penumpang lainnya. Semakin cepat kita ke sana semakin cepat kita dapat beristirahat." ucapku.

   "Terserah sajalah, aku sudah terlalu lelah untuk tersenyum." jawab Luisana dengan muka masam.

   Aku dan Luisana berjalan menuju tim Charlie. Setelah sampai kami disambut dengan banyak pertanyaan, "Bagaimana keadaannya?", "Apakah para monster itu sudah mati?", "Apakah pasukan itu berhasil membasmi monsternya?, dan banyak lagi pertanyaan yang menghujani kami.

   "Tidak ada diantara mereka yang menyambut kita." bisik Luisana.

   "Untuk saat ini seluruh monster telah dibunuh." Aku menjawab seluruh pertanyaan.

   "Apakah kapten meminta kalian untuk mengikuti kami ke bunker?" tanya seorang pasukan.

   "Ya, kau benar." jawabku.

   "Baiklah ayo kalian semua segera masuk ke bus." ucap orang tadi sambil menunjuk ke arah bus yang ada di belakang para penumpang.

   "Mereka telah menyiapkan semuanya dengan baik." pikirku.

   Selama di perjalanan menuju bunker aku terus memikirkan hal-hal yang telah terjadi, "Apakah monster tadi benar sensitif terhadap suara? Kenapa mereka bisa sampai di kereta itu? Apakah semua masalah ini bersumber dari distrik 8? Apa yang terjadi disana?".

   "Semua orang silahkan keluar secara teratur, jangan ada yang berdesakan." ucap seorang pasukan.

   Aku tenggelam dalam pikiran, tanpa kusadari kami telah sampai ke bunker yang dimaksud oleh Ryan. Setelah kami keluar dari bus, kami langsung memasuki bunker dan kami diberikan baju ganti, "Apakah kami besok pagi sudah boleh keluar dari tempat ini?" tanyaku ke seorang pasukan yang sedang berjaga.

   "Tentu saja, jika tidak terjadi masalah maka kalian akan bebas untuk pergi besok." jawabnya.

   "Baiklah, terimakasih." ucapku. Aku membawa baju ganti yang telah diberikan, dan menuju ke toilet untuk megganti baju. Ketika hendak mengganti baju aku menyempatkan diri untuk melihat telepon genggamku, "Mungkin saja ada kabar dari Mark." pikirku. Ketika aku membuka telepon genggamku aku mendapati ada 5 panggilan yang tidak terjawab dari nomor yang tidak dikenal, "Sepertinya ada orang yang mencoba menghubungiku ketika kami dalam pertempuran tadi. Mungkinkah Mark? Atau malah Mike?" pikirku. "Ya sudahlah, ini sudah terlalu malam untuk menghubungi seseorang. Aku akan menghubungi orang ini besok pagi."

   Setelah mengganti baju, aku kembali berkumpul dengan penumpang lainnya. Kami dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, jadi aku tidak bisa bertemu Luisana dan bertanya kepadanya mengenai hal-hal yang telah terjadi di pertempuran tadi. Para wanita beristirahat di belakang sedangkan para pria beristirahat di depan. 

Blackest NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang