Battle For Brighter Future - Part 2

22 13 4
                                    

   Seluruh pasukan kompi yang dipimpim oleh Ryan sedang bersiap-siap melakukan perintah yang telah diberikan kepada mereka. "Apa kau serius ingin meledakkan seisi gerbong 2 dan 3?" Andy bertanya ke Ryan.

   "Apakah aku terlihat sedang bermain-main?" jawab Ryan.

   "Ledakkan sebesar itu akan menimbulkan kepanikan di stasiun ini." ucap Andy.

   "Tidak ada orang selain kita di stasiun ini, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan kepanikan yang akan terjadi di stasiun." jawab Ryan.

   "Tetap saja kau akan menimbulkan kerusakan yang sangat besar." ucapku.

   "Apakah kau memiliki ide yang lebih baik tuan sok pintar?" tanya Ryan.

   "Akan lebih baik jika kita mencoba untuk membunuh para monster tadi menggunakan senjata serbu yang kalian bawa. Selain bisa membunuh mereka di sini, kita juga dapat menganalisis kelemahan maupun kelebihan yang mungkin dimiliki oleh monster-monster ini." jawabku.

   "Maksudmu kami harus menembaki mereka secara langsung sembari memperhatikan kelemahan ataupun kelebihan monster-monster ini? Itu terlalu beresiko." ucap Ryan.

   "Resiko yang sepadan dengan hasil yang akan didapatkan. Informasi yang kita dapatkan malam ini dapat digunakan untuk melawan mereka di kemudian hari. Dan lagi tidak hanya kalian yang akan menghadapi monster-monster itu, tetapi kita semua. Kita membutuhkan setiap bantuan yang bisa diperoleh. Akan lebih baik jika para penumpang yang memiliki pengalaman dengan senjata api ikut dalam pertempuran malam ini." ucapku dengan penuh ambisi.

   "Kau mungkin ada benarnya." jawab Ryan. Ryan menghampiri para penumpang dan berkata, "Apakah ada diantara kalian yang berpengalaman dalam menggunakan senjata api dan ingin bergabung dalam memberantas monster-monster disana?" Ryan menunjuk ke arah kereta.

   Hanya ada satu orang yang mengacungkan tangannya, dan aku cukup familiar dengan wajah orang itu, dia adalah Luisana, "Apakah kau bisa melakukan hal ini, Lu?" pikirku. Luisana kemudian berjalan melewati para penumpang lainnya menuju Ryan.

   "Hei kau tuan sok pintar kemarilah." ucap Ryan. Aku berjalan menghampiri Ryan dan Lu, "Karena ini semua adalah idemu, sebaiknya kau bisa diandalkan." ucap Ryan.

   "Tentu saja aku akan ikut dalam pertempuran ini." jawabku.

   "Kita bertemu lagi, Shane." ucap Luisana lalu dia tersenyum.

   "Kebetulan yang tidak terduga." jawabku.

   "Kalian berdua ikuti aku." ucap Ryan. Kami menuju pasukan yang dipimpin Ryan, "Senjata apa yang bisa kalian gunakan?" tanya Ryan,

   "Senjata apa yang kalian punya?" ucapku.

   "AK-47, M4A1, dan Colt 1911" jawab Ryan.

   "Berikan aku AK-47." jawabku.

   "Aku cukup ahli menggunakan Colt," jawab Luisana

   Kami sampai di salah satu truk militer, "Berikan pria ini AK-47 dan Colt untuk si wanita. Dan jangan lupakan rompi anti peluru" ucap Ryan ke salah seorang yang berada disana, lalu Ryan berjalan ke arah kereta. Kami mendapatkan senjata dan sebuah rompi sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Ryan, mereka memberikanku 3 amunisi dan 5 amunisi kepada Luisana. "Aku rasa kalian sudah cukup mengerti dengan situasi seperti ini. Bergabunglah dengan tim Alpha dan tunggu aba-aba yang akan diberikan." ucap pria yang memberikan kami perlengkapan.

   Aku dan Luisana berjalan menuju tim Alpha. Sesampainya disana aku melihat Ryan sedang berdiskusi dengan 3 orang. Lalu tak lama dari itu mereka bubar dan salah seorang diantaranya menuju ke tim Alpha, "Tugas kita adalah melumpuhkan setiap monster yang mencoba mendekati stasiun. Ketika pintu gerbong 2 telah dihancurkan maka itu adalah aba-aba kita untuk menembak setiap monster yang keluar dari kereta. Apakah kalian mengerti?" kata orang itu.

   "Siap mengerti" jawab seluruh tim.

   Aku melihat 2 orang sedang menyiapkan bom waktu dan meletakkannya di pintu gerbong 2. Bisa dilihat kalau mereka mengatur waktu 1 menit sebelum akhirnya bom itu meledak. Setelah beberapa saat waktu di bom itu menunjukkan waktu 3, 2, 1 lalu ledakan terjadi. Aku merasakan adrenalin yang hebat mengalir di tubuhku, pertempuran pun dimulai.

Blackest NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang