17. Canggung (1)

10 2 5
                                    

Hari menjelang sore, dean masih terlelap diatas kasur gavinche, sedangkan gavinche sudah terbangun disebelahnya.

"Lembut banget rambutnya" gavinche memainkan rambut dean.

"Hei, apapun pilihanmu aku akan selalu mengikutinya. Kejarlah impianmu dean, aku akan selalu menunggumu" gavinche menekan nekan pelan pipi dean.

"Hnggg, apa hak mu menekan pipiku G?"

"Aaa... ahahah.. ka.. kau sudah bangun dean?"

"Hmm, ya pasti aku sudah bangun. Kalo gak bangun, mana mungkin aku bisa nyautin kamu ngomong"

"Heheh, yah maaf."

"Oh iya? Kalo gitu coba sekali lagi kamu tekan pipiku"

"Heh? Kenapa?"

"Soalnya aku menyukainya"

"Ihh, dasar.. nah, hmm... gimana enak?"

"Hmm, aku suka banget.. cium dong"

"Ih ogah, udah sana pulang ke rumah atau apartemenmu"

"Hmm, ayolah..."

"Big No"

"Ahh.. ayolah G, ayo cium aku"

"Yaudah yaudah, sekali aja yah"

"Hmm, oke"

"Tapi tutup matamu dulu"

"Ehh, kenapa??"

"Tutup saja"

"Iya iya" dean menutup matanya sesuai permintaan gavinche.

"Oke, aku mulai yah"

"Oke, kapanpun aku siap" dean masih menutup matanya, sedangkan gavinche beranjak dari tempat tidur dan mengambil boneka bebek kesukaannya yang menggantikan gavinche mencium bibirnya dean.

"Loh kok bibir kamu rasanya aneh sih G"

"Ehh? Emang rasanya apa?" gavinche menahan ketawanya.

"Entah, kaya rasa kain"

"Hahahah,,, emang iya"

"Loh kok boneka?" dean membuka matanya, dan mendapati boneka bebeknya gavinche berada didepan matanya.

"Kenapa bebek ini ada disini?"

"Ahaha, ya karena dia mau mencium kamu dean" gavinche menjulurkan lidahnya mengejek dean.

"Ehh... hngg, berani yah kamu ledekin aku"

"Ahaha, bodo.. wleekkk" gavinche meledek dean sekali lagi.

"Hmm.. awas yah kamu"

"Apa? Hah?" gavinche berlari menuju luar kamar meninggalkan dean dibelakang.

"Loh kok lari, heii kesini kamu gavinche" dean mengejar gavinche, siap menggelitiki gavinche.

"Wleekkkk.. coba aja kejar" gavinche meledek dean sekali lagi, tapi pas udah didepan pintu, gavinche tersandung keset dan terjatuh hingga membuat suara gaduh yang terdengar sampai keluar kamar.

"Nahh sukurin, hahaha..."

"Duhh, sakit tau, kok malah diketawain sih?"

"Ahaha, lagian sih"

"Ahh, kamu jahat ahh" sebenernya gavinche tidak terlalu kesakitan, tapi dia berpura-pura ke dean.

"Hei, maaf. Memangnya sakit banget?"

Gavinche tidak menanggapi pertanyaan dean, dean mendekatinya, dan berusaha melihat keadaan gavinche.

"Hei, apa masih sakit?" gavinche tetap tidak menjawab.

Beautiful FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang