Aku tidak ingin memikirkan bagaimana terlukanya aku besok, untuk saatini biarkan begini saja, lagi dan lagi, cinta itu memang buta
"Kok kamu kurusan banget Ra".
Kata-kata ini yang pertama diucapkan mama ketika pertama kali menyambutku, aku hanya mebalas pelukan mama dengan diam. Seminggu yang lalu Kikan juga mengatakan hal yang sama. Aku menyadari sebulan terakkhir ini berat badanku memang turun drastis, baju dan celanaku sudah sangat longgar.
"Niel istrinya diurusin dong kenapa bisa kurus begini, kamu gendutan Nara malah jadi kurus".
Aku menangkap mata Hanniel menelusuriku dari atas sampai bawah, aku berdalih memeluk Amira adiknya Hanniel untuk memutus kontak mata kami, jujur saja, aku sangat gugup dilihat seperti itu.
Hari ini adalah ulang tahun mama sehingga kami memutuskan pulang ke Bandung, tradisi keluarga Hanniel hampir sama dengan keluargaku, kami akan melakukakan perayaan kecil-kecilan dan diakhiri dengan makan malam bersama.
Seperti biasa mama dan Amira akan menculikku ketika pulang ke rumah, selama menikah dengan Hanniel aku tidak pernah merasakan drama menantu Vs mertua yang banyak dialami oleh kebanyakan orang termasuk teman-temanku sendiri. Hal yang paling aku suka ketika pulang ke bandung, mama dan Amira akan selalu membuatku nyaman.
Amira selalu excited ketika bertemu denganku, mungkin karena hobby kami yang sama dan dia tidak punya kakak perempuan, dia selalu bilang bagaimana aku bisa Hidup dengan manusia kaku seperti Hanniel. Aku akan tertawa terbahak-bahak menanggapi cerita Amira mengenai kakaknya.
***
Mama kelihatan sangat bahagia hari ini, senyum sumringah tidak pernah lepas dari raut wajahnya, mama akhirnya meniup lilin dan make a wish, setelahnya mama memeluk kami satu per satu. Setelah selesai mkan kami melanjutkan dengan ngobrol santai.
"Wish mama apa ?", jawabannya harus beda dari tahun-tahun sebelumnya ya ma
"wishnya harus sama dong Mi, karena yang terpenting itu adalah Kesehatan dan kerukunan keluarga, tapi kali ini wish mama nambah 1, semoga di tahun depan mama sudah bisa nimang cucu".
Untung saja makan malam sudah selesai, kalau tidak pasti aku akan tersedak dengan ucapan mama barusan. Aku hanya bisa diam sambil berharap dalam hati agar Hanniel yang menjawab pertanyaan mama.
"mama percaya kalian sudah punya perencanaan matang untuk rumah tangga kalian, mama bukan bermaksud terlalu mencampuri, mama hanya mengingatkan saja"
"iya, kami ngerti ma". Aku sedikit kecewa mendengar jawaban Hanniel barusan, tetapi rasanya tidak mungkin dia memberikan jawaban jujur ke mama bahwa kami memang sengaja menunda momongan.
Untung ada Amira disini, sehingga suasana canggung ini cepat berakhir, mungkin dia juga menyadari bagaimana perubahan mukaku dan Hanniel sehingga buru-buru mengganti topik pembicaraan.
Aku langsung naik ke kamar Hanniel ketika makan malam selesai, aku selalu excited berada di kamar ini, karena banyak foto masa kecil Hanniel dengan ekspresi yang lucu, senyum lebar memerkan gigi ompong adalah foto favoritku sampai saat ini.
Aku mencari chargerku karena ingin mengisi daya baterai ponsel saat tidur nanti, aku sudah mengeluarkan semua isi tas tetapi tak kunjung ketemu juga, akhirnya aku menyadari chargerku ketinggalan di mobil. Aku harus meminta Hanniel menemaniku, aku tidak mungkin berani ke garasi malam-malam begini.
Aku memutuskan turun ke bawah dan menuju ruang TV, tetapi aku tidak menemukan Hanniel sama sekali, selarut ini rasanya tidak mungkin dia masih ngobrol dengan ayah. Ketika menuju ruang keluarga aku mendengar suara dari dapur, aku menuju dapur dengan harapan Hanniel ada disana.
"Nara juga masih sibuk di kantor ma, Hanniel paham maksud mama, jangan mendesak Nara lagi".
Walaupun hanya suara sayup-sayup, aku yakin aku mendengar dengan sangat jelas. Jantungku rasanya berdetak, bagaimana bisa Hanniel membuat kesibukanku di kantor sebagai tameng, kaki dan tanganku bergetar tetapi aku harus pergi sebelum Hanniel dan mama memergokiku.
Apakah Hanniel yang aku kenal memang sering berbohong seperti ini, kami menunda anak karena memang usulan dari Hanniel dengan alasan projectnya yang masih berjalan, di depan teman-temannya dia mengatakan kami sedang berusaha mendapatkan momongan, di depan mama dia membuat kesibukanku di kantor sebagai alasan. Sekuat tenaga aku menahan agar tidak menangis, aku tidak mau besok pagi membuat kehebohan karena mata bengkakku, semakin kuat aku menahan air mata semakin sesak yang kurasakan di dada, sampai aku sulit bernapas dan air mataku tetap jatuh juga
Aku sudah mengganti lampu utama dengan lampu tidur ketika Hanniel memasuki kamar, kondisi seperti ini akan mampu menyembunyikan mata merahku dari Hanniel.
"Ra, aku mau ngomongin sesuatu"
"Besok saja ya, kepalaku sakit, aku mau tidur dulu". Aku sama sekali belum mengantuk tetapi rasanya aku tidak mampu mendengar alasan-alasan Hanniel lagi, aku hanya melindungi hatiku.
"Sepertinya kita harus ke dokter, akhir-akhir ini kamu sering banget konsumsi obat migrain".
Tanpa menjawab Hanniel aku langsung mengambil posisi berbaring membelakanginya, dia naik ke ranjang dan memelukku seperti biasa.
"Ra, mengenai tawaran mama...".
"Please jangan bahas apapun dulu". Pelukan Hanniel di perutku sedikit melonggar, sedikit kaget dengan tindakanku barusan, tidak biasanya aku memotong pembicaraannya seperti ini. Hanniel kemudian mengubah posisiku menghadapnya, mengurungku dalam pelukan.
"Apakah terlalu sakit ?". Aku ingin sekali menjawab "iya" tetapi mulutku terkunci, persepsi kami tentang rasa sakit ini tentu saja berbeda, tanpa bisa kutahan air mataku tumpah, merasakan bajunya basah Hanniel mencoba untuk mengecek keadaanku, tetapi aku semakin menyerukkan wajahku ke dadanya ketika dia mencoba, meskipun hatiku masih teralalu sakit karena perkataannya beberapa jam yang lalu, tetapi rasanya posisi seperti ini selalu membuatku nyaman. Aku tidak ingin memikirkan bagaimana terlukanya aku besok, untuk saat ini biarkan begini saja, lagi dan lagi, cinta itu memang buta.
seperti janjiku di part sebelumnya, di juni ini aku akan mulai sering update, terima kasih untuk 1 K Viewersnya, aku sangat bahagia, I Purple you guys, stay safe yaa.
akhir2 ini aku jarang banget searching cerita di wattpad dan ternyata stok bacaanku sudah minim banget, kalau kalian punya rekomendasi boleh share di kolom komentar ya, sangat aku tunggu......
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MENGUBAH ASA
Ficción GeneralDera Winara yang bekerja sebagai Financial Analyst tidak menyangka mendapatkan lamaran dadakan yang kecepatannya diyakini melebihi kemampuan analisanya selama bekerja. Lamaran dari seorang Hanniel Tallis si pria minim ekspresi yang selama ini tidak...