PROLOG

57 8 0
                                        

Haiii!! ><

Aku masih pemula, jadi mohon maaf kalo banyak typo, atau kosa kata yang belum rapih. Aku masih tahap belajar hehe. Ohya, jangan lupa vote kalo kalian suka ya! hihi

Jangan lupa juga Komen, kritik dan saran-nya kalo aku ada kesalahan. Makasihh:)

Follow ig: @jij.jyyy
Follow wp: akujijyyy_

gamaksa wkwk. Tenang aja, pasti di follback ko, makasih yaaa!

Happy reading! ♥

**

"Mamaa ... papaa ... Dita takut," isak seorang anak perempuan berumur 8 tahun. Ia sedang memeluk erat tubuhnya sendiri. Tubuhnya mengigil kedinginan, kepalanya berdenyut sakit, ditambah luka-luka di sekitar tubuhnya membuat gadis kecil itu menangis dan merintih kesakitan.

"Maa, paaa, bangunn!" jeritnya kencang.

"Maa .. paaa .. Dita gamau sendiri! Dita mau sama Mama Papa!"

Tak jauh dari sana, terlihat sepasang suami istri tengah tergeletak tak berdaya. Tubuhnya dipenuhi luka-luka, darah mengalir segar dari pelipis mereka. Tubuh mereka terpental jauh, yang mengakibatkan keduanya tak sadarkan diri.

Gadis itu terus ketakutan. Yang dilakukannya hanya bisa menangis dan menangis, dia bingung harus berbuat apa? semua badannya terasa sakit, mobil yang mereka tumpangi juga sudah hancur terbakar dan masuk kedalam jurang.

"Tolongg ... tolonggg ... tolongg aku." Berharap, ada seseorang yang bisa menolongnya sekarang. Ia terus berdo'a didalam hati, semoga ada keajaiban untuknya dan kedua orang tuanya.

Tiba-tiba, terdengar suara deru mobil dari arah berlawanan. Gadis kecil itu mencoba bangkit, menahan semua rasa sakit yang dideritanya. Mencari penopang yang akan ia gunakan sebagai pegangan. Setelah mendapatkannya, ia mencoba berdiri. Hujan angin membuatnya kesusahan karna tanah yang dipijaknya licin. Tapi ia tidak menyerah, ia terus berusaha sebisa mungkin. Setelah berhasil, ia berjalan selangkah demi selangkah. Walaupun jalannya terseok-seok ia tak peduli, yang terpenting ia mendapat pertolongan saat ini.

Saat mobil itu melintas, ia melambai-lambai kan tangannya ke atas. Sampai akhirnya mobil itu berhenti. Terlihat seorang lelaki paruh baya tengah berjalan kearahnya dengan menggunakan payung.

"Hei nak, kamu lagi ngapain disini?" tanya lelaki paruh baya tersebut.

"Om, tolong aku. Aku gatau harus minta tolong siapa lagi. Badan aku sakit semua, Mama sama Papa aku juga pingsan," pintanya sambil menangis.

"Dimana orang tua kamu?"

"Disana om." Gadis itu menunjuk dimana tempat orang tuanya tergeletak

"Yasudah, om bantu ya. Sekarang kamu masuk mobil om, dan ini ambil payungnya. Om mau bantu orang tua kamu dulu," jelasnya. Ia berbalik, lalu pergi berjalan ke arah tempat yang telah ditunjukan oleh Dita tadi.

"Terima kasih om."

Gadis itu kembali berjalan. Ia pergi ke arah mobil lelaki paruh baya tadi. Sambil memegang payung, ia mencoba berjalan pelan-pelan. Takut-takut ia terjatuh. Setelah sampai, ia mengetuk kaca mobil itu, ia merasa di dalam mobil itu ada seseorang. Dan benar, di dalamnya terdapat seorang anak laki-laki yang tengah bermain ponsel.

Anak laki-laki itu tersadar, ia menoleh ke arah kaca mobil. Di sana terdapat seorang gadis kecil yang tengah berdiri sambil membawa payung yang tadi digunakan oleh Ayahnya.

Tuk tuk tuk

Tuk tuk tuk

Kaca mobil itu kembali di ketuk. Anak lelaki itu membuka kaca mobilnya. Ia terkejut ketika melihat gadis kecil itu, ternyata banyak terdapat luka-luka di area tubuhnya. Setengah dari tubuhnya dipenuhi darah, matanya sembab, dan bibirnya terlihat membiru. "Kamu, kenapa?" tanya anak lelaki itu.

"Aku disuruh Papa kamu buat kesini, dia lagi bantuin Mama Papa aku disana," jawabnya sambil menunjuk.

"Kamu pasti kedinginan, badan kamu juga luka-luka. Ayo sini masuk!" ajaknya

Gadis kecil itu tersenyum tipis, "Terima kasih."

Ia masuk, dan duduk di sebelah anak lelaki tersebut. Ia melipat payungnya, dan menaruhnya disamping. Senyum hangat tercipta dibibirnya. Terima kasih tuhan, batinnya.

"Nama kamu siapa? kenalin aku Reza." Reza mengulurkan tangannya, disambutnya uluran tangan tersebut. Ia tersenyum, "Nama aku Anindhita. Panggil aja Dita," titahnya

"Kamu ko bisa kaya gini?" tanya Reza. Ia penasaran, mengapa Dita bisa seperti ini?

"Tadi pagi, Dita sama Mama Papa mau pergi liburan ke Bogor. Kita tadinya baik-baik aja, Dita juga lagi becanda sama Mama, Papa juga tenang-tenang aja nyetir mobil. Ngga lama hujan turun gede banget. Mama bilang Dita tidur aja, karna perjalanannya masih panjang. Karna mata Dita juga berat, jadinya Dita tidur. Pas Dita tidur gatau kenapa Dita kaya denger suara 'brak' gitu, tiba-tiba pas Dita bangun Dita udah ada ditempat itu, dan Mama sama Papa udah gaada dideket Dita. Mereka terpisah jauh dari Dita," jelasnya sambil menangis. Ia takut, sangat sangat takut, apalagi melihat kedua orang tuanya yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Dita mau sama Mama Papa, Dita ga mau disini. Kalo Dita tau bakal kaya gini, Dita ga mau ngajak Mama sama Papa pergi liburan," lanjutnya lagi.

Dita menagis sejadi-jadinya. Ia takut jika pada akhirnya ia akan kembali ditinggalkan oleh orang yang ia sayang. Dita tidak mau hal itu terjadi lagi padanya. Sungguh, Dita tidak ingin hal itu terjadi!

Reza yang mendengarnya menatapnya iba, kasihan sekali Dita pikirnya. Ia mengusap punggung Dita, menenangkannya ada hal yang terbaik untuk saat ini. Walau ia tidak tau, apa sebenarnya Definisi 'Menenangkan' bagi orang Dewasa. Tapi Dita masih kecil, ia pasti sangat sedih ketika mengalami semua kejadian yang sangat tiba-tiba ini. Reza menghembuskan napasnya pelan, "Dita tenang, ya? Reza emang bukan Ultramen, Reza juga bukan Naruto yang punya kekuatan terus bisa berubah jadi Musang. Tapi Reza janji, Reza bakal jagain Dita, kaya Upin yang selalu jagain Ipin." Reza mengangkat kelingkingnya keatas, ini adalah janjinya.

Dita menoleh, ia menatap Reza beberapa saat. Apakah Reza sungguh-sungguh? Mereka bahkan belum saling mengenal lama, satu jam pun belum.

"Reza janji?" tanya Dita memastikan

"Reza janji!" jawab Reza lantang penuh ketegasan. Ia memang bersungguh-sungguh untuk hal ini. Ia merasa, Dita adalah seseorang yang perlu dijaga. Walaupun mereka masih kecil, tapi tak apa bukan? Kata 'Menjaga' mempunyai arti tersendiri bagi masing-masing seseorang.

"Janji ya, bakal jadi Upin-nya Dita?"

"Iya Dita, Reza janji."

Dita mengaitkan kelingkingnya pada Reza. Ia tersenyum, "Makasih Reza. Dita sayang Reza." Dita melepaskan kaitannya. Ditatapnya Reza beberapa saat, lalu memeluknya. Ia senang, akhirnya ia mempunyai teman yang mengerti dirinya. Reza juga bahagia, akhirnya Dita tidak sedih lagi. Ia membalas pelukan Dita, "Sama-sama Dita, Reza juga sayang Dita," ucapnya sambil tersenyum.

Janjinya tentang ... Aku, kau dan hujan ..

**

Tbc..

Makasih yang udah baca, lopyuu! ♥

Babaii, sampai jumpa><

OMBROPHOBIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang