5) Rasa sakit

25 6 0
                                    

Bangkit dan berusahalah, segala sesuatu yang kamu alami sekarang pasti mempunyai alasan dan ulasan. -Ombrophobia

Happy reading! ❤

**

Dita meregangkan otot-ototnya. Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Untuk pertama kalinya, Dita bertemu dengan seseorang yang mau menerima keadaanya. Seseorang yang mungkin bisa dikatakan tampan dan baik hati. Dia menolong tanpa meminta imbalan ataupun balasan.

Dita termenung di atas kasur. Entah kenapa Dita jadi terus memikirkan Reza seperti ini. Apa yang ada dalam diri Reza? Sehingga membuat Dita terus-terusan memikirkannya seperti ini.

Dita tersadar, ia menepuk kedua pipinya dengan pelan. "Jangan aneh-aneh Dita, Kamu baru kenal sama dia. Berhenti mikirin orang yang belum tentu orang itu mikirin kamu," ocehnya sendiri.

Dita bangkit, ia berniat mandi. Tubuhnya sudah bau dan lengket karena keringat. Ditambah rasa cape yang seakan membuatnya ingin langsung tidur begitu saja.

Dengan segera Dita bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Tak lama, Dita sudah selesai. Ia memakai pakaian tidur bermotif doraemon. Sedikit informasi, bahwa Dita sangat menyukai hal-hal yang berbau dengan doraemon. Hanya saja itu dulu, tidak dengan sekarang.

Setelahnya Dita berjalan keluar. Sudah menjadi rutinitas jika setiap malam Dita akan mengecek keadaan mamanya. Sekarang Dita hanya mempunyai Ratna yang menjadi semangat hidupnya. Dia tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti keluarga kecilnya.

Dita berjalan ke arah dapur, ia akan membuat sup jagung malam ini. Dita tahu, pasti sekarang mamanya tengah menunggu kehadirannya.

Satu persatu bahan masakan di masukan. Diaduknya masakan tersebut dengan telaten. Saat dirasa sudah selesai, Dita mengambil sendok lalu menyicipinya.

"Pas," ungkap Dita.

Ditaruhnya kembali sendok tersebut, lalu ia mengambil mangkok dan menuangkan isi sup tersebut ke dalamnya.

Dita berjalan ke arah kamar Ratna. Dibukanya pintu kayu yang berwarna kecoklatan itu. Dapat dilihat, jika kini Ratna tengah termenung dengan pandangannya yang kosong. Bibirnya terlihat pucat, tak ada senyum yang tercipta. Dita hanya bisa menghembuskan napasnya pelan ketika melihat kondisi Ratna. Dari dulu hingga sekarang, memori mengerikan itu masih terpampang jelas di pikiran Ratna.

Dita mendekat, ia mengusap rambut Ratna pelan. Entah dari kapan, setetes air mata jatuh dari pelupuk mamanya. Dita kaget, ia menaruh terlebih dahulu sup yang tadi ia bawa.

"Ma? Mama kenapa?" tanya Dita dengan mata yang terus menyorot pada Ratna.

Ratna diam membisu. Air matanya terus mengalir. Tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Ratna sekarang, sehingga tiba-tiba Ratna menjadi seperti ini

"Ma?" Dita kembali bertanya. Namun, hasilnya tetap sama saja. Dita tidak mendapatkan jawaban.

Dita mengusap air mata Ratna. Dita tidak tega melihat Ratna terus-terusan seperti ini.

"Mas ...." Ratna kini bersuara. Nadanya terdengar lirih dan pilu.

Dita yang melihatnya hanya tersenyum getir. Ratna belum bisa melupakan semuanya. Begitupun juga Dita, mana mungkin Dita melupakan hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya? Tidak akan, tidak akan pernah.

"Ma, Mama yang kuat, ya? Dita janji, Dita bakal bikin hidup Mama kaya dulu lagi. Mama jangan pernah bikin Dita khawatir, ya? Dita sayang banget sama Mama, cuman Mama yang Dita punya saat ini," lirihnya. Air mata kini juga membanjiri pipi Dita. Ia tidak mau jika Ratna terus-terusan seperti ini. Dita ingin Ratna yang dulu, Ratna yang selalu ada untuknya kapanpun dan di manapun.

OMBROPHOBIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang