Cukup humor lo aja yang receh, hidup lo jangan— Ombrophobia
*
Jam kosong. Biasa disebut dengan jamkos atau free class. Jam kosong adalah anugrah tuhan yang paling indah bagi murid-murid yang malas belajar. Mereka bisa menggunakannya dengan bermain sepuasnya. Ada yang bermain Hp, ghibah, arisan, Main uno, pacaran di pojokan dan malah ada yang tidur. Dan tugas? Ditelantarkan begitu saja.Berbeda dengan teman-temanya. Dita malah tidak suka. Ia tidak suka jam kosong. Baginya, pelajaran adalah temannya. Memangnya siapa yang mau berteman dengan Dita kecuali buku-buku tebalnya? Tidak ada. Sepertinya ...
Dita termenung. Di sekitarnya, orang-orang tertawa lepas tanpa beban. Menjalani hidup dengan semestinya tanpa gangguan dan tanpa cemoohan. Dita rindu dirinya yang dulu, tapi tidak bisa. Ia tidak akan pernah bisa. Karena masa lalu ada untuk dikenang, bukan diterjang.
"Eh eh, Liat deh, tuh si Dita. Udah miskin, gak punya temen lagi," ejek salah satu siswa
Seluruh kelas tertawa, "HAHAHAHAHA"
Apa yang lucu? Tidak ada, kan? Receh sekali mereka ini.
"Makanya ... jadi orang jangan belagu. Ngerti ga, lo?"
Dita diam.
"Duit pas-pasan aja gayaan banget sekola di sini. Mental kaya lo tuh, ya? Mental tempe! Miskin aja belagu, lo!"
Semuanya ricuh, banyak yang ikut mengejeknya. Tidak ada satu orang pun yang mau membelanya. Miris sekali.
"Dasar jalang! Punya duit hasil jual diri aja bangga banget, lo!" cerca murid lainnya.
Dita menangis dalam diam.
"Uh, sayang. Jangan nangis dong, Baby. Sini sini aku beli. Berapa harga kamu berapa? Sini sini, duit om banyak, ko." ejek salah satu cowo dengan sarkas. Keterlaluan memang!
Karna merasa tak tahan direndahkan, akhirnya Dita memutuskan untuk pergi ke kantin sebentar. Ia menghapus bekas air matanya. Semoga di kantin tidak ada siapa-siapa. Lagipula di jam kosong seperti ini, kantin sepi 'kan?
Dita bangkit dari tempat duduknya sambil memegang buku, yang diyakini itu adalah novel. Dita pergi ke kantin untuk membeli air mineral dan roti saja. Lalu setelahnya Dita akan pergi ke taman belakang untuk membaca sambil menenangkan diri.
Ketika berjalan melewati koridor, banyak yang menatapnya rendah. Biarkan, tak usah peduli. Dita sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Setelah sampai di kantin, ia memesan.
"Bu? Rotinya satu, sama air mineralnya satu, ya, Bu?" pintanya. Ibu kantin mengangguk, "Sebentar ya, Neng?" Dita tersenyum sebagai balasan.
"Ini Neng," ujar Mpok Wiwi-Ibu kantin.
Dita mengambilnya, "Makasih, Bu. Ini uangnya."
"Iya Neng, sama-sama."
Baru saja Dita akan melangkah pergi. Mpok Wiwi kembali berkata. "Neng murid baru, ya? Mpok jarang liat si Neng soalnya," tanya Mpok Wiwi pada Dita.
Dita mengangguk, " Iya, Bu. Saya Dita. Baru pindah seminggu yang lalu," jelasnya.
Mpok Wiwi ber-oh ria. "Pantesan Mpok teh gak pernah liat si Neng. Omong-omong, Neng panggilnya Mpok aja, biar keliatan akrab gitu kaya anak-anak lain," tutur Mpok Wiwi

KAMU SEDANG MEMBACA
OMBROPHOBIA [TERBIT]
Novela JuvenilSebagian part ada yang diapus, xixixi. Tapi kalo mau baca, ya, silakan ... xixixixixixi - Anindhita Marsyela. Gadis manis yang selalu menjadi bahan olokan oleh teman-temannya. Ia dikucilkan dan dianggap tidak ada. Tangisan, rintihan, kini sudah menj...