Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah tertulis sudah Carita jejak santri, yang menceritakan tentang perjalanan seorang santri bernama Muhaimin dan teman-temannya. Selamat membaca............25:4
Muhaimin adalah seorang santri putra di pondok pesantren Nurul Haq. Seorang lelaki yang bertubuh setandar dengan wajah yang sedikit tampan, namun sedikit tolol. Berbeda dengan Hanan, teman Muhaimin yang tidak terlalu tampan namun ia termasuk seorang santri yang cerdas.
Pagi ini Muhaimin tidak berangkat ke sekolah, katanya sih sakit.
"Min"
"Kenapa han?"
"Tadi nggak berangkat sekolah kenapa?"
"Biasa.....sakit"
"Sakit ? Kelihatanya sehat-sehat aja tu"
"Ya kan ini sekarang sudah sembuh, masa iya disuruh sakit terus"
"Hehe, emangnya sakit apa sih?"
"Sakit hati Han"
"Astaghfirullah Han, kirain sakit apa. Nih dapet titipan surat"
"Oh ya, dari siapa han?"
"Dari Nisa"
"Makasih ya han"
"Yoi sama-sama"
Seorang santri yang katanya sakit itu kini malah tersenyum-senyum sendiri, sambil mengelus-elus selembar surat itu.
"Ih udah kayak orang gila aja kamu min!" Kata temanya yang bernama Hanan.
"Iya emang kok, aku gila mencintai nya" jawab Muhaimin.
"Eh, mending kamu baca dulu isi suratnya, dari pada kamu sudah bahagia namun setelah kamu baca ternyata menggoreskan luka"
"Wah kok kamu doain gitu ke aku!!"
"Enggak doain kok, cuma waspada aja"
"Ya udah iya nanti aku baca di kamar"
Muhaimin segera masuk ke kamarnya dan membuka selembar surat itu. Sat membaca isi surat dari Nisa, Muhaimin tersenyum senyum sendiri. Karena didalam surat itu berisi ungkapan cinta dari Nisa untuk Muhaimin,"wahai seorang lelaki layaknya purnama, bolehkah aku melepas satu kata? Maaf aku mencintaimu". Nisa telah berhasil membuat Muhaimin baper dengan surat itu.
Keesokan harinya......
Muhaimin mencari Hanan, dia hendak menitipkan balasan surat untuk seorang perempuan bernama Nisa itu. Ia mencari Hanan ke mana-mana namun tidak dapat menemuinya. Hingga pada akhirnya Muhaimin bertanya pada temanya yang bernama Farhan, "Han mau tanya, tau nggak Hanan ada di mana?" Tanya Muhaimin pada Farhan.
"Oh, tadi aku lihat di joglo, dia baru nyatai-nyantai sambil mbaca alfiyah" jawab Farhan.
Muhaimin pun segera menemui Hanan yang sedang berada di joglo, dari dekat joglo terdengar seorang yang tengah menadzomkan alfiyah dengan suara lirih......
Wal Ismu Qod Khussisho Bil Jarri Kama Qod
khusshisho Fi’lu Bi An yanjaziimaa
🎵🎵🎵"Ekhem, ada yang lagi ngapalin alfiyah nih" ucap Muhaimin di dekat Hanan.
"Kenapa sih min?"
"Ini mau nitip surat buat Nisa"
"Ah nggak ah"
"Lah emang kenapa? Ini perbuatan bagus lho, membatu teman. Bukanya pak kiyai kemarin dawuh agar kita membuat bahagia orang lain? Bahkan ini pahalanyan lebih banyak dibanding ibadah yang dilakukan untuk diri sendiri?"
"Iya, tapi masalahnya yang kamu lakukan itu bukan perilaku yang baik, bahkan melanggar qonun pesantren, nanti yang ada malah aku ikutan dapet dosa"
"Oh gitu ya?"
"Iya, karena yang menjadi penghantar suatu keharaman itu juga haram. Meskipun itu membuatmu bahagia"
"Ya udah deh, la terus ini surat kau titipkan ke siapa?"
"Ya terserah kamu lah, mau ke siapa. Yang penting jangan ke aku!"
"Iya deh iya"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Santri
HumorCerita yang saya tulis ini 100% fiksi, Tidak saya ambil dari kehidupan nyata. Jadi kalo ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan sebagainya, kami mohon maaf, harap maklum. #ceritalucu 6 (26/5)