(6)

204 34 0
                                    

6:5

"Heh bangun min bangun, mandi jumatan"

Faqih yang berusaha membangunkan Muhaimin, namun Muhaimin tidak juga terbangun.

"Heh minnnn, kamu jumatan nggak? Udah mau adzan tuh! Kamu mau mandi nggak? Kamar mandi udah panjang banget tuh antrian!!! Buruan deh bangun"

Jarum jam telah menunjukan pukul 11.05 wib.

"Min bangun min, Jumatan min"

"Iya iya", akhirnya Muhaimin pun terbangun dari tidurnya. Kritik..kriyip.....sedikit demi sedikit mata Muhaimin terbuka dari kegelapan. 

"Udah mau berangkat qih?"

"Iya nih tinggal nunggu kamu"

"Ya udah kamu berangkat dulu nggak papa kok, aku mau mandi dulu"

"Iya kamu buruan mandi aja, aku berangkat dulu ya"

"Iya"

"Btw,, kamu punya sandal berapa?"

"2"

"Ok, pinjem satu ya?"

"Iya,, em tapi kan kalau kamu pinjem satu nanti berangkatnya cuma paka sandal satu sisi"

"Lha kok?"

"Ya kan maksudku 2 itu kanan sama kiri"

"Oh ya udah kalau gitu, aku nyeker aja"

Dengan berkalun handuk dan menenteng kotak sabun Muhaimin menuju ke kamar mandi untuk menjalankan shunah di hari Jumat, selain kotak sabun Muhaimin juga membawa Gunting Rambut.

Sedangkan Faqih sudah rapi memakai baju putih, sarung batik, dan peci putih. Surban hijau juga telah tersampir di pundaknya. Dengan tanpa alas kaki Faqih berangkat menuju ke masjid untuk Jum'atan.

"صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد.........., صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد........صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد .....صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد"
Saat berada di jalan Faqih tidak berhenti membaca sholawat jibril. Kurang dari setengah 12 Faqih sudah berada di masjid. Sesampainya di dalam masjid ia sholat tahytul masjid, lalu sambil menunggu adzan jumatan ia mengisinya dengan membaca Alquran.

Berbeda dengan Muhaimin, ia datang ke masjid pada saat azan pertama jumatan. Karena sedikit terburu ia lari dari asrama ke masjid. Sesampainya di masjid ia mengerjakan sholat tahytul masjid lalu dilanjut dengan sholat qobliyah.

Setelah itu semua mendengan khutbah Jum'at dengan seksama.

"Emmmmh, nggak di asrama, nggak di masjid sama aja tu anak, ngebo" begitulah batin Faqih pada Muhaimin.

Muhaimin tidur dalam keadaan duduk tegak, tidak sandaran ke tiyang, tembok ataupun lantai, apalagi ayank. Terlalu serius tidur Muhaimin tidak bangun-bangun sampai doa pada khotbah yang kedua. Setelah selesai iqomah, semua jamaah berdiri kecuali Muhaimin. Akhirnya ia pun dibangunkan oleh sebelahnya.

TBC

Jejak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang