29:4
"Asholatukhoiruminannaum"
Selesai adzan shubuh Muhaimin segera melaksanakan sholat sunah qobliyah subuh. Lalu ia melanjutkan nya dengan membaca Al Qur'an sambil menunggu iqomah. Saat lafadz-lafadz iqomah telah dibunyikan ia pun menutup lembaran kitab suci itu, lalu ikut menjalankan sholat shubuh berjama'ah.
Karena hari ini hari Jumat, maka Diniyyah pagi setelah subuh libur. Santri dipersilahkan untuk melakukan aktifitasnya. Yang joging diizinkan, yang mau bulu tangkis, sepak bola, voli juga diizinkan. Yang memiliki gombalan-gombalan dipersilahkan untuk mengungkapkan ke ember lalu memusnahkan kotoran-kotorannya, yang tidak diperbolehkan hanya ketemuan sama ayang.
Berhubung Muhaimin adalah santri yang ganteng maka ia memilih untuk merehatkan badannya.
"Nggak mau olahraga min?"
"Olahraga?Apa?"
"Ya apa gitu, voli, batmintone, bal-balan, olahraga tangan, kaki, otot, otak"
"Hmm, biar apa coba?"
"Ya biar lebih fress, kalau ngaji bisa lebih semangat lagi gitu"
"Hehe, ya kalau aku mending tidur sih, biar pas ngaji nggak ngantuk kayak kamu"
"Weeeh enak aja nuduh aku ngantuk pas ngaji, aku lho semangat kalau ngaji!! Lha kamu malah tidur Terooos, kecuali waktu kitab quratul'uyun"
"Hehehe, ya tapi kan aku nggak ngantuk, cuman tidur"
"Tapi parah Endi jal, ngantuk opo tidur?"
"Loh aku lho ketiduran ya gara-gara ngantuk, yang menyebabkan tidur ya ngantuk, ketiduran itu nggak salah kok, yang penting jangan dari awal niatnya mau tidur, kita harus ada usaha supaya tidak tidur dan tetep ngaji, perkara pada akhirnya ketiduran itu ya nggak papa"
"Oh jadi gitu menurutmu ya??"
"Iya, dan sekarang aku mau tidur niatnya biar pas nanti ngaji bisa semangat nggak ketiduran"
"Ya udah nanti kita buktikan. Siapa yang akan bertahan waktu ngaji siang. Yang paginya tidur apa yang paginya olahraga"
"Siap maszzeh"
Merekapun melaksanakan aktifitasnya masing-masing. Miftah menuju ke lapangan untuk berolahraga, sedangkan Muhaimin tetap berada di kamar karena ia mau tidur saja.
"Huuufh, suasana yang begitu sepi, mengingatkan kepadaku seorang yang pernah datang dalam hidupku namun sekarang alpha. Semua berjalan begitu saja, bukan dia yang salah. Orang tua yang tidak mengizinkanku melakukan semua itu. Huuuf"
Pikiran Muhaimin yang dikuasai oleh kenangan yang sudah sudah, pahit manisnya hidup bersama seorang yang dulu sangat ia cintai melebihi ibu. Seorang yang pernah membuatnya luluh dalam setiap kata. Seakan ia diperbudak oleh cinta. Namun sekarang?? Semua hanyalah luka, yang masih tertinggal dalam perasaan manusia.
"Dia?"
"Dia?"
"Dia?"
"Dia?"
"Dia?"
"Tuhan,, aku merindukannya"
Diam, sendiri didalam kamar ternyata mampu membuatnya teringat dengan masa lalu yang ia lalui. Sepertinya olahraga diluar jauh lebih banyak manfaatnya, dibandingkan menangisinya.
"Ah sudahlah, semua sudah terjadi lalu apa yang harus ku sesali? Apa air mata dapat mengembalikan ku dalam keadaan semula. Pastinya tidak. Dia bukanlah kunci kebahagiaan ku, namun Tuhan lah yang memberikan rasa bahagia kepadaku"
Muhaimin pun tertidur di atas bantal yang dipenuhi derai tangisan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Santri
HumorCerita yang saya tulis ini 100% fiksi, Tidak saya ambil dari kehidupan nyata. Jadi kalo ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan sebagainya, kami mohon maaf, harap maklum. #ceritalucu 6 (26/5)