(10)

161 16 3
                                    

17:5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17:5

Bangun...bangun.....bangun........ *Pengurus pondok mengopraki santri-santri yang masih tidur.

Allahuakbar Allahuakbar
Allahuakbar Allahuakbar
Ashadu Alla ila hailaallah
Asyhadualla ila hailaallah
.
.
.
.
.
.
Ila akhirihi
Terdengar suara adzan yang merdu........

Muhaimin terbangun dari tidurnya "ealah udah ashar aja, baru juga tidur bentar" ucap Muhaimin tipis-tipis. Tidak disangka ternyata pengurus yang sedang membangunkan santri mendengarnya.

"Heh Muhaimin, jangan gitu!"

"Eh iya kang, maaf"

"Ndang, siap-siap sholat ashar"

"Tak mandi dulu nggih kang"

"Yowis Ndang, Ojo sui-sui"

"Nggih kang, siap"

Muhaimin segera mengambil handuk dan seperangkat sabun mandi. Selesai mandi Muhaimin bersiap-siap untuk sholat ashar berjamaah. Setelah siap Muhaimin segera menuju ke mushola dan melaksanakan sholat qobliyah ashar, sambil menunggu iqomah Muhaimin bermain tasbih (sambil berdzikir)

Allahuakbar Allahuakbar......

Setelah mendengar iqomah, para santri berdiri maju dan membara barisan sholat. Meluruskan, merapatkan, dan mengisi shof sholat. Setelah selesai sholat ashar mereka membaca dzikir dan hizib.

Setelah selesai sholat ashar Muhaimin merefresh kan dirinya dengan berjalan jalan bersama temanya.

"Zid ayo jalan-jalan"

"Ayo gas"

"Eh kalau bisa kamu bawa korek ya"

"Emangnya kamu punya rokok nya?"

"Punya, baru aja tadi beli waktu pulang dari jumatan"

"Owalah oke"

"Ya udah ayo siap-siap"

"Aku mah udah siap, tinggal ambil sandal"

Mereka pun segera menginjakan kakinya dari asrama tercintanya. Mereka berdua berjalan berjejeran. Sambil menikmati udara sejuk di sore hari mereka bercakap-cakap.

"Eh min kamu mau tau nggak, apa yang lebih horor dari kisah hantu di pesantren"

"Eh apa tu zid, mau tau dong"

"Pengurus keamanan"

"Owalah itu hahahah"

"Masa iya cuman masalah sepele aja kita ditakzir"

"Haha iya, kadang nggak masuk akal sih"

"Iya, apalagi kalau pas mereka yang buat salah, pasti cari pembelaan, haha"

"Wah parah sih kalau itu, aku paling mangkel kalau pas mereka cari pembelaan"

"Nha iya sama"

"Aku Ndak papa wis ditakzir, asalkan kalau mereka salah juga harus ditakzir, masa tajam ke bawah tumpul keatas"

"Pokonya kalau model keamanan yang kaya gitu gak pantas jadi pejabat"

"Haha iya, bisa ngebahayain satu negara tu"

"Tapi dulu ada kok keamanan yang lurus namanya muslim, kalau nggak salah sebelum keamanan yang sekarang ini"

"Oh iya yang waktu itu, itu lho katanya masih ada hubungan saudara sama Abah"

"Oh iya to? Tapi dia nggak ngelihatin kalau dia orang dalam ya, salut sih sama kang muslim"

"Iya, sayangnya udah ganti"

"Iya tapi sekarang kang muslim udah bahagia kayaknya sama Ning Farah"

"Beruntung juga tuh kang muslim bisa dapet Ning Farah, udah cantik alim lagi, begitu juga Ning Farah yang dapet kang muslim"

"Eh tapi dulu denger-denger katanya kang muslim itu Gus ya?"

"Oh iya, dia itu Gus juga"


Jejak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang