26:4
Malam ini adalah malam Jumat, malam dimana jadwal Muhaimin dan teman teman santri untuk ziarah. Lokasi antara pesantren dengan makbaroh tidak terlalu jauh, kurang lebih membutuhkan waktu 5 menit, namun meski demikian jalan menuju ke makam itu gelap tanpa lampu. Di kanan-kiri jalan bukanlah pemukiman, melainkan kabun yang penuh dengan pohon bambu. Selain pohon bambu dipinggir jalan juga terdapat pohon pisang.
Muhaimin berangkat bersama dengan teman-teman. Beberapa teman Muhaimin membawa lampu senter.
"Wah enak ya kalau ada lampu senter"
"Iya lah, kalau nggak ada ya susah banget"
"He'eh"
"Udah jalanya gelap, mana kanan kirinya pohon bambu lagi. Belum nanti kalau ad suara-suara aneh seperti burung hantu maupun makhluk lain 👻"
"Iya-ya"
"Iya lah...... jangankan kita yang pelajar, mungkin kang-kang aja belum ada yang berani lewat sini tanpa senter"
"Lah aku?"
"Iya kamu emang nggak bawa senter, tapi kan temenmu pada bawa"
"Hehehe"
"Eh iya, tapi ada dulu kang-kang yang lewat sini sendiri tanpa senter"
"Beneran? Ceritaiin dong!"
"Jadi gini ceritanya tu, dulu ada santri senior namanya kang Mustofa, nha waktu itu malam jam'at ya sama kayak sekarang bareng-bareng ziarah ke makam masyayikh gitu. Yang lain udah pada pulang eh kang Mustofa ini masih di sana baca sholawat kalau nggak salah. Pas pukul 00.15 kang Mustofa mau pulang ke pondok eh malah dibuat blasuk sama makhluk lain"
"Terus kang Mustofanya gimana? Nemu jalan pulangnya nggak?"
"Enggak, habis diblasuk-blasukan sama makhluk lain itu kang Mustofa sampai ke Makkah Madinah selama satu Minggu. Terus sampai sini nggak ada yang tau kang Mustofanya masuk lewat mana, yang jelas waktu mau jumatan sudah ada di masjid baca Al-Qur'an"
"Hemm, seru ya bisa sampai Makkah Madinah"
"Iya sih, gratis lagi"
"Iya, tapi bikin panik ya"
"Iyalah, sampai-sampai dalam waktu satu Minggu itu, Abah yai meminta kita semua untuk mujahadah mendoakan kang Mustofa"
"Hahaha, aku jadi pingin nyoba eh"
"Ya udah coba aja nanti pas pulang ziarah, pokonya kamu jangan pulang bareng temen-teman. Kamu nunggu dulu sampai benar-benar sepi"
"Yoi maszeh"
Sampailah mereka para santri di makam pendiri pesantren. Mereka membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an, memohonkan ampunan, membaca sholawat dan kalimat toyibah tahlil. Setelah selesai ditutup dengan doa yang dipimpin oleh lurah pondok.
"Solu'ala nabi Muhammad......"
"Allahuma soli 'alaih"
Semua santri keluar dari area makam kecuali Muhaimin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Santri
HumorCerita yang saya tulis ini 100% fiksi, Tidak saya ambil dari kehidupan nyata. Jadi kalo ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan sebagainya, kami mohon maaf, harap maklum. #ceritalucu 6 (26/5)