Alarm di nakas yang terletak disamping tempat tidur itu terus berbunyi. Tapi sang empunya masih tetap terlelap dibawah selimut tebalnya.
Karena merasa terusik Rea pun bergerak untuk mengambil dan mematikan alarm tersebut.
"Jam 5 pagi ternyata, " Rea bergumam sambil bangun dari tempat tidurnya. Hari ini adalah hari senin, dan tepat hari ini ia kembali bersekolah. Bukan sebagai kelas X seperti dulu, melainkan sebagai kelas XI.
Ia pun bergegas untuk merapikan tempat tidur, mandi dan menjalankan kewajiban sholat subuh. Dirumahnya memang tidak ada pembantu. Orang tuanya selalu mengajarinya untuk mandiri sedari kecil.
Setelah selesai dengan semua kegiatan termasuk memakai seragam, ia pun bergegas turun kebawah untuk sarapan. Ia memang terbiasa sarapan seorang diri. Ayahnya memang bukan tipe orang yang suka sarapan pagi. Sedangkan ibunya biasanya akan sarapan menjelang siang di toko kue miliknya.
Ia bukan anak tunggal, ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Itu sebabnya ia sarapan sendiri. Ia biasanya sarapan bersama kakaknya. Namun semenjak kakaknya menikah ia terbiasa sarapan sendiri.
Setelah sarapan ia pun memakai sepatu, berpamitan kepada orangtuanya. Kemudian pergi kerumah sahabat-sahabatnya untuk berangkat bersama.
Kebiasan yang sedari kecil sudah ia lakukan bersama sahabat-sahabatnya adalah berangkat bersama. Apalagi rumah mereka memang satu komplek.
Mereka berangkat menggunakan angkot. Ingat ya angkot, bukan taksi apalagi mobil pribadi. Jarak dari rumah kesekolah memang dekat, itu yang menyebabkan mereka berangkat menggunakan angkot.
SMA Merah Putih. Yap, itu adalah sekolah mereka. Salah satu sekolah favorit di Jakarta Utara. Rea dan Ajeng masuk kesana lewat jalur beasiswa. Mereka berdua tak pernah merasa malu, tapi justru bangga. Itu artinya mereka gak perlu membebani kedua orangtuanya dengan biaya sekolah, cukup uang saku saja.
Buat kalian diluar sana yang masuk sekolah lewat jalur beasiswa gak usah malu. Justru kalian harus bangga, itu artinya kalian masuk sekolah pakai otak, bukan kaya mereka yang masuk sekolah pakai duit orang tua.
Bukannya berniat sombong ya, tapi kadang ada beberapa orang yang nge judge kalau anak beasiswa itu pasti orang miskin. Oke fine, mungkin anak beasiswa rata-rata berasal dari keluarga sederhana. Mereka mungkin memang miskin harta tapi mereka gak miskin pengetahuan.
Setelah sampai disekolah, Rea dan sahabat-sahabatnya bergegas melihat ke papan pengumuman. Ternyata Rea dan Ajeng berada dikelas yang sama yaitu kelas XI IPA 1. Sedangkan Vania dan Kania berada dikelas XI IPA 3. Setelah liat pengumuman mereka bergegas menuju kelas masing-masing.
Sampai dikelas XI IPA 1 Rea dan Ajeng langsung mencari kursi untuk mereka duduki. Mereka berdua memang selalu satu kelas dan satu meja. Itu sebabnya orang-orang sering bilang mereka kembar tak identik.
Meja ketiga dari depan dan kedua dari samping. Itu posisi yang mereka pilih. Sempurna, mereka bisa ngobrol dan bercanda saat jam pelajaran dikelas. Oh ayolah, pasti kalian juga pernah diam-diam ngobrol saat jam pelajaran berlangsung kan?
Hari ini kelas hanya diisi dengan perkenalan wali kelas dan juga murid satu kelas. Ya meskipun sebenarnya mereka sudah saling mengenal, tapi itu memang sudah menjadi semacam tradisi disekolah kan?
Hari ini juga dilakukan pemilihan ketua kelas, wakil ketua kelas, dan segala antek-anteknya gak lupa sama jadwal piket dan jadwal pelajaran. Dan beruntungnya baik Rea maupun Ajeng sama-sama tidak terpilih menjadi apa-apa.
Sekolah selesai tepat pukul 11 siang. Rea dan sahabat-sahabatnya memilih pulang dengan berjalan kaki. Jarak dari rumah kesekolah begitupun sebaliknya hanya sekitar 2 KM.
Mereka sampai dirumah sekitar pukul 12 siang. Itu karena mereka berjalan sambil sesekali bercanda sehingga menyebabkan perjalanan jadi lama.
Setelah membersihkan diri, sholat dan makan siang Rea pun membuka ponsel yang sedari pagi tak dimainkan sama sekali. Satu notif dari instagram berhasil membuatnya tersenyum.
Notif dari akun instagram dengan username AnselArnRndr. Rupanya ia baru saja mengunggah sebuah insta story.
Lelaki yang akrab disapa Ansel itu adalah salah satu dari beberapa lelaki yang dikagumi oleh Rea. Sifatnya yang ramah serta mudah bergaul dengan siapa saja membuatnya banyak disukai oleh orang-orang.
Ia merupakan kakak kelas Rea di SMA Merah Putih. Setelah puas berselancar di media sosial Rea beralih untuk membuka wattpad dan membaca beberapa cerita yang sudah disimpannya.
Tak terasa sudah jam 4 sore, ia pun bergegas untuk mandi, sholat ashar dan membantu ibunya didapur.
Pukul 7 malam ia dan kedua orangtuanya makan malam bersama. Mereka memang jarang memiliki waktu bersama. Hanya pada waktu makan malam lah mereka bisa berkumpul bersama.
Selepas makan malam dan membantu ibunya mencuci piring, Rea kemudian mengobrol dengan kedua orangtuanya.
Setelah mengobrol beberapa lama ia pun memutuskan untuk naik ke kamarnya. Ia lalu belajar karena besok kegiatan belajar mengajar sudah mulai dilaksanakan.
Pukul 9 malam ia selesai belajar. Ia lalu bermain ponsel sebentar dan memutuskan untuk tidur.
***
Hallo ketemu lagi sama aku, gimana buat part yang ini? Kependekan? Kepanjangan? Atau biasa aja?
Buat part ini emang belum ada dialognya. Tapi tenang aja part selanjutnya bakal mulai ada dialognya kok.
Kalo ada typo bilang ya biar bisa aku benerin.
Oh iya aku juga mau ngucapin makasih buat @klstptr yg udah bikinin cover buat ceritaku ini, thank you so much, covernya bagus:)
Enjoy the story guys:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AnRea
Teen FictionIni bukan cerita tentang most wanted girl atau most wanted boy, bukan juga tentang nerd girl atau nerd boy, bukan juga cerita tentang pangeran es atau sebaliknya. Tapi ini cerita tentang persahabatan, keluarga, dan kisah cinta antara siswa dan siswi...