Prolog

43 4 0
                                    

—29 Mei 2017, masa SMP—

"RADIT TUNGGU!" teriak Aurel berlarian menjajarkan tubuhnya dengan tubuh sahabatnya.

Radit menyunggingkan senyum, menatap Aurel yang masih mengejarnya "Lama. Gue tinggal nih."

"Aww—" rintihan gadisnya menghentikan langkah Radit. Ia membalikkan badannya, melihat Aurel yang jatuh terduduk di atas  aspal.

Radit dengan cepat menghampiri Aurel. Ia mengambil air mineral yang berada di tasnya dan sebuah hansaplast di saku nya. "Gak hati-hati sih. Makanya tali sepatu diiket dulu, jangan asal main lari aja!" Ceramahnya kepada Aurel yang masih merintih kesakitan.

Aurel menatap Radit kesal. Bukannya dia yang memulai aksi kejar - kejaran ini?!

"Kan Radit duluan yang tinggalin Aurel. Ya Aurel kejar lah." Ucapnya sedikit merajuk.

Setelah selesai memakaikan hansaplast di lutut Aurel, Radit menatap sahabatnya. "Iya - iya, maafin Radit ya," Radit tersenyum sambil mengelus puncak kepala Aurel.

Radit mengulurkan tangannya.  "Udah cepet berdiri gak usah manja. Bentar lagi gerbang tutup."

Aurel berdiri dibantu oleh Radit. Mereka berdua akhirnya berjalan beriringan sambil menggenggam tangan. Tanpa disadari seulas senyum terukir di bibir mungil Aurel. Ia berterimakasih kepada Tuhan kerena telah mengirimkan sosok Radit dalam hidupnya.

Biarkanlah seperti ini, dia yang selalu ada di sisi ku dan aku yang selalu bersamanya. Terimakasih Tuhan.


***

Hai semua! Selamat membaca ya..
Jangan lupa vote dan komen ok!

Sampai sekarang sudah tau yang menyimpan perasaan siapa?

AUREL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang